Jakarta (ANTARA) - Kawasan Industri Terpadu Batang di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, diyakini akan mendongkrak cuan atau pendapatan negara dari berbagai sektor. Mulai dari pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, hingga Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Selain itu, akan menyerap tenaga kerja serta menambah devisa mengingat semua industri di kawasan tersebut berorientasinya ekspor.

Presiden Joko Widodo pada Rabu, mengujungi kawasan tersebut sekaligus meninjau proyek KCC Glass. Ia melihat konstruksi berbagai pabrik sudah dimulai di kawasan yang baru dimulai dua tahun lalu itu.

Fase pertama KIT Batang seluas 450 hektare dan telah digunakan seluruhnya. Saat ini tengah pengembangan tahap kedua seluas 1.000 hektare.
 

Beberapa perusahaan yang masuk dalam pengembangan tahap kedua KIT Batang antara lain adalah LG dan Foxconn.

"Di kawasan ini kita sekarang masuk di 1.000 hektare tahap kedua, di mana 1.000 hektare tahap kedua ini ada LG sendiri masuk ke 275 hektare, kemudian Foxconn juga masuk di tahap kedua, dan Insya Allah, kalau memang dari Amerika ini positif masuk, tempatnya juga Insya Allah di sini," kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

KIT Batang memiliki total luas lahan untuk dikembangkan 4.300 hektare dengan pembangunan yang dibagi ke dalam tiga fase. "Kami yakin 2023 akhir, menjelang 2024, target kami minimal 50 persen dari 4.300 hektare di Batang ini juga akan terisi penuh," kata Bahlil.

 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden: Kawasan Industri Batang akan dongkrak pendapatan negara

Pewarta : Indra Arief Pribadi
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024