Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta akan mengajukan penundaan perbaikan Jembatan Jurug Solo untuk mengurangi kemacetan, menyusul tiga proyek lain yang berjalan dalam waktu bersamaan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Surakarta Nur Basuki di Solo, Rabu, mengatakan tiga proyek lain yang dilakukan mulai semester dua tahun ini yakni pembangunan rel layang Simpang Joglo, proyek Viaduk Gilingan, dan perbaikan Jembatan Mojo.
"Kami akan mengajukan penundaan pembangunan Jembatan Jurug pada kementerian. Rencananya pekan ini kami ke Jakarta," katanya.
Ia mengatakan pengajuan penundaan tersebut dilakukan karena Jembatan Jurug digunakan sebagai alternatif pengalihan lalu lintas Jembatan Mojo.
"Jika jembatan Mojo diperbaiki, maka pengalihan arusnya menggunakan Jembatan Jurug, begitu juga sebaliknya," katanya.
Ia mengatakan jika kedua jembatan tersebut dikerjakan bersamaan maka tidak ada arus alternatif lain untuk kendaraan berat dari arah timur maupun selatan.
"Jika perbaikan Jembatan Mojo dilakukan pertengahan bulan Juni 2022, maka Jembatan Jurug idealnya dikerjakan setelahnya," katanya.
Terkait hal itu ia sudah melakukan komunikasi dengan pelaksana proyek. Meski demikian, tidak ada putusan dari pelaksana proyek mengingat hal itu bukan wewenang mereka.
"Makanya kami ke kementerian," katanya. Sementara itu Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa mengatakan sudah memberikan instruksi kepada Dinas Perhubungan untuk mematangkan pengalihan dan pengaturan lalu lintas mengingat potensi peningkatan kemacetan ini akan berlangsung hingga tahun 2023.
"Mau tidak mau memang pasti macet, yang bisa kami lakukan adalah meminimalisasi potensi kemacetan dan kepadatannya. Makanya kami minta masyarakat bisa bersabar tahun ini," katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Surakarta Nur Basuki di Solo, Rabu, mengatakan tiga proyek lain yang dilakukan mulai semester dua tahun ini yakni pembangunan rel layang Simpang Joglo, proyek Viaduk Gilingan, dan perbaikan Jembatan Mojo.
"Kami akan mengajukan penundaan pembangunan Jembatan Jurug pada kementerian. Rencananya pekan ini kami ke Jakarta," katanya.
Ia mengatakan pengajuan penundaan tersebut dilakukan karena Jembatan Jurug digunakan sebagai alternatif pengalihan lalu lintas Jembatan Mojo.
"Jika jembatan Mojo diperbaiki, maka pengalihan arusnya menggunakan Jembatan Jurug, begitu juga sebaliknya," katanya.
Ia mengatakan jika kedua jembatan tersebut dikerjakan bersamaan maka tidak ada arus alternatif lain untuk kendaraan berat dari arah timur maupun selatan.
"Jika perbaikan Jembatan Mojo dilakukan pertengahan bulan Juni 2022, maka Jembatan Jurug idealnya dikerjakan setelahnya," katanya.
Terkait hal itu ia sudah melakukan komunikasi dengan pelaksana proyek. Meski demikian, tidak ada putusan dari pelaksana proyek mengingat hal itu bukan wewenang mereka.
"Makanya kami ke kementerian," katanya. Sementara itu Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa mengatakan sudah memberikan instruksi kepada Dinas Perhubungan untuk mematangkan pengalihan dan pengaturan lalu lintas mengingat potensi peningkatan kemacetan ini akan berlangsung hingga tahun 2023.
"Mau tidak mau memang pasti macet, yang bisa kami lakukan adalah meminimalisasi potensi kemacetan dan kepadatannya. Makanya kami minta masyarakat bisa bersabar tahun ini," katanya.