Jepara, Jateng (ANTARA) -
"Di beberapa tempat sudah ada seperti Boyolali, Rembang, Banjarnegara, dan Wonosobo. Sudah ada empat kabupaten yang kita deteksi, kami sudah pastikan dengan kawan-kawan di Dinas Peternakan termasuk dokter hewan. Ini bisa diobati, jadi tidak usah panik," katanya saat meninjau hasil bantuan paket ternak sapi di Kelompok Tani-Ternak Guyub Rukun, Desa Sumanding, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Kamis.
Menurut dia pengecekan intensif juga terus dilakukan dan laporan sementara dari surveilans di lapangan, hewan ternak yang terdeteksi PMK tidak banyak di Jawa Tengah.
Selain itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sudah menyiapkan langkah untuk menempatkan hewan yang terinfeksi ke tempat karantina.
"Jadi ini karantina hewan sehingga kita bisa kasih 'treatment'. Kawan-kawan sekarang saya minta lagi ke lapangan, semua siapkan antisipasi kecuali nanti jadi pandemi besar tindakan kita akan lebih lagi," katanya.
Antisipasi tersebut, kata dia, termasuk menyiapkan tim khusus untuk menangani PMK, terutama antisipasi apabila terjadi ledakan kasus dan meluas menjadi pandemi.
"Kita sudah siapkan tim, Kepala Dinas Peternakan sudah menyiapkan draft-nya, mungkin hari ini atau besok, atau awal pekan depan tim sudah siap untuk menyerbu. Kita belajar dari pandeminya manusia," katanya.
Selain itu, kata Ganjar Pranowo. langkah tegas yang dilakukan Pemprov Jateng dengan memperketat masuknya hewan dari daerah lain, dalam hal ini memperketat kontrol di areal perbatasan.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jateng Agus Wariyanto mengemukakan Pemprov Jateng telah membentuk tim unit reaksi cepat guna mencegah wabah PMK yang saat ini menjangkiti ribuan ternak sapi di Jawa Timur.
"Tim ini bertugas melakukan penyekatan lalu lintas hewan di perbatasan dan melakukan penanganan kasus PMK di Jateng," katanya.
Wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Jatim akan dilakukan pengawasan secara ketat dan jika ditemui hewan ternak bergejala PMK di perbatasan akan dilakukan penghentian dan pemulangan, demikian Agus Wariyanto.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat tidak panik dan tetap waspada terkait dengan ditemukannya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di empat kabupaten.
"Di beberapa tempat sudah ada seperti Boyolali, Rembang, Banjarnegara, dan Wonosobo. Sudah ada empat kabupaten yang kita deteksi, kami sudah pastikan dengan kawan-kawan di Dinas Peternakan termasuk dokter hewan. Ini bisa diobati, jadi tidak usah panik," katanya saat meninjau hasil bantuan paket ternak sapi di Kelompok Tani-Ternak Guyub Rukun, Desa Sumanding, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Kamis.
Menurut dia pengecekan intensif juga terus dilakukan dan laporan sementara dari surveilans di lapangan, hewan ternak yang terdeteksi PMK tidak banyak di Jawa Tengah.
Selain itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sudah menyiapkan langkah untuk menempatkan hewan yang terinfeksi ke tempat karantina.
"Jadi ini karantina hewan sehingga kita bisa kasih 'treatment'. Kawan-kawan sekarang saya minta lagi ke lapangan, semua siapkan antisipasi kecuali nanti jadi pandemi besar tindakan kita akan lebih lagi," katanya.
Antisipasi tersebut, kata dia, termasuk menyiapkan tim khusus untuk menangani PMK, terutama antisipasi apabila terjadi ledakan kasus dan meluas menjadi pandemi.
"Kita sudah siapkan tim, Kepala Dinas Peternakan sudah menyiapkan draft-nya, mungkin hari ini atau besok, atau awal pekan depan tim sudah siap untuk menyerbu. Kita belajar dari pandeminya manusia," katanya.
Selain itu, kata Ganjar Pranowo. langkah tegas yang dilakukan Pemprov Jateng dengan memperketat masuknya hewan dari daerah lain, dalam hal ini memperketat kontrol di areal perbatasan.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jateng Agus Wariyanto mengemukakan Pemprov Jateng telah membentuk tim unit reaksi cepat guna mencegah wabah PMK yang saat ini menjangkiti ribuan ternak sapi di Jawa Timur.
"Tim ini bertugas melakukan penyekatan lalu lintas hewan di perbatasan dan melakukan penanganan kasus PMK di Jateng," katanya.
Ia menjelaskan bahwa pembentukan tim Unit Reaksi Cepat PMK itu atas instruksi Kementerian Pertanian dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Jatim akan dilakukan pengawasan secara ketat dan jika ditemui hewan ternak bergejala PMK di perbatasan akan dilakukan penghentian dan pemulangan, demikian Agus Wariyanto.