Makassar (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat melakukan kunjungan ke Sulawesi Selatan menyempatkan berziarah ke tempat makam pahlawan nasional, yakni Sultan Hasanuddin di Kabupaten Gowa dan Pangeran Diponegoro di Kota Makassar.
"Hari ini kita ziarah di makam Sultan Hasanuddin, kemarin di makam Pangeran Diponegoro juga," ujar Ganjar didampingi Bupati Gowa Adnan Purichtha usai berziarah di kompleks pemakaman raja-raja Gowa di Jalan Palantikan Kabupaten Gowa, Sabtu.
Ia mengungkapkan kompleks makam Sultan Hasanuddin sebagai menarik karena memiliki kemiripan dengan corak Jawa. Bahkan, makam ini memiliki juru kunci sendiri dipegang oleh pihak keluarga kerajaan. Makam ini terawat sejak 1.600 tahun silam.
"Ada mirip-mirip dengan bangunan kuno, candi-candi Borobudur, ini diceritakan, mungkin saling menginspirasi, bagaimana cara mengelem batunya, ceritanya sama. Kemungkinan di lem pakai putih telur. Makam terawat dengan sangat bagus dengan keluarganya," ungkapnya kepada wartawan.
Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama) ini, juga mengaku tertarik dengan sosok Sultan Hasanuddin, karena telah naik tahta menjadi Raja Ke-16 Gowa di usia muda, bahkan disegani penjajah Belanda pada masa itu.
"Saya selalu tertarik. Pertama, Sultan Hasanuddin jadi raja masih muda, memerintah usia 17 tahun, dan saking punya semangat heroik, punya semangat patriotik, yang tinggi sampai Belanda takut. Kemudian dijuluki 'Ayam Jantan' dari timur, dan itu dipasang gambarnya di atas makam," paparnya.
Politikus PDI-P ini, menekankan kepada generasi muda, bahwa sosok pahlawan nasional ini harus menjadi contoh positif agar anak muda tetap memiliki inspirasi dan tidak boleh menyerah dalam kondisi apapun.
"Itu memberi semangat pada kita, bagi yang muda-muda ini untuk tidak menyerah, jadi petarung betul. Terakhir saya suka bajunya (Sultan Hasanuddin, red.) selalu warna merah," tutur pria yang digadang-gadang maju menjadi calon presiden itu.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Tengah) didampingi keluarganya saat berziarah di kompleks pemakaman Pangeran Diponegoro di Jalan Diponegoro Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (6/5/2022). ANTARA/HO-Tim Ganjar Pranowo.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo bersama istri, Siti Atiqoh Supriyanti, dan anaknya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar, berziarah ke makam pahlawan nasional Pangeran Diponegoro di Jalan Diponegoro Kota Makassar, Jumat (6/5).
Ganjar mengatakan sosok Pangeran Diponegoro memiliki banyak nilai perjuangan dan kepemimpinan yang bisa diteladani, khususnya dalam melawan penjajah Belanda.
Menurut dia, ada ikatan sejarah antara Jawa Tengah, khusus Daerah Istimewa Yogyakarta dan Makassar. Hal ini bisa dilihat dari jubah peninggalan Pangeran Diponegoro dan kursi yang terdapat bekas garuk Pangeran Diponegoro yang dijebak saat berunding dengan Belanda yang tersimpan di Museum Kamar Pengabdian Diponegoro di Kota Magelang, Jateng.
"Hari ini kita ziarah di makam Sultan Hasanuddin, kemarin di makam Pangeran Diponegoro juga," ujar Ganjar didampingi Bupati Gowa Adnan Purichtha usai berziarah di kompleks pemakaman raja-raja Gowa di Jalan Palantikan Kabupaten Gowa, Sabtu.
Ia mengungkapkan kompleks makam Sultan Hasanuddin sebagai menarik karena memiliki kemiripan dengan corak Jawa. Bahkan, makam ini memiliki juru kunci sendiri dipegang oleh pihak keluarga kerajaan. Makam ini terawat sejak 1.600 tahun silam.
"Ada mirip-mirip dengan bangunan kuno, candi-candi Borobudur, ini diceritakan, mungkin saling menginspirasi, bagaimana cara mengelem batunya, ceritanya sama. Kemungkinan di lem pakai putih telur. Makam terawat dengan sangat bagus dengan keluarganya," ungkapnya kepada wartawan.
Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama) ini, juga mengaku tertarik dengan sosok Sultan Hasanuddin, karena telah naik tahta menjadi Raja Ke-16 Gowa di usia muda, bahkan disegani penjajah Belanda pada masa itu.
"Saya selalu tertarik. Pertama, Sultan Hasanuddin jadi raja masih muda, memerintah usia 17 tahun, dan saking punya semangat heroik, punya semangat patriotik, yang tinggi sampai Belanda takut. Kemudian dijuluki 'Ayam Jantan' dari timur, dan itu dipasang gambarnya di atas makam," paparnya.
Politikus PDI-P ini, menekankan kepada generasi muda, bahwa sosok pahlawan nasional ini harus menjadi contoh positif agar anak muda tetap memiliki inspirasi dan tidak boleh menyerah dalam kondisi apapun.
"Itu memberi semangat pada kita, bagi yang muda-muda ini untuk tidak menyerah, jadi petarung betul. Terakhir saya suka bajunya (Sultan Hasanuddin, red.) selalu warna merah," tutur pria yang digadang-gadang maju menjadi calon presiden itu.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo bersama istri, Siti Atiqoh Supriyanti, dan anaknya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar, berziarah ke makam pahlawan nasional Pangeran Diponegoro di Jalan Diponegoro Kota Makassar, Jumat (6/5).
Ganjar mengatakan sosok Pangeran Diponegoro memiliki banyak nilai perjuangan dan kepemimpinan yang bisa diteladani, khususnya dalam melawan penjajah Belanda.
Menurut dia, ada ikatan sejarah antara Jawa Tengah, khusus Daerah Istimewa Yogyakarta dan Makassar. Hal ini bisa dilihat dari jubah peninggalan Pangeran Diponegoro dan kursi yang terdapat bekas garuk Pangeran Diponegoro yang dijebak saat berunding dengan Belanda yang tersimpan di Museum Kamar Pengabdian Diponegoro di Kota Magelang, Jateng.