Semarang (ANTARA) - BPJS Kesehatan Cabang Semarang terus mendorong seluruh FKTP di wilayahnya untuk mengoptimalkan pelayanan promotif dan preventif bagi peserta JKN-KIS, salah satunya dengan menggalakkan program skrining riwayat kesehatan, untuk mengetahui risiko kondisi kesehatan peserta. 

"Dengan melakukan skrining riwayat kesehatan, peserta dapat lebih meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran mengenai pentingnya hidup sehat," kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang Andi Ashar.

Skrining riwayat kesehatan tersebut, dapat diakses peserta melalui aplikasi Mobile JKN, https://webskrining.bpjs-kesehatan.go.id maupun Chat Asisstance BPJS Kesehatan (CHIKA), di aplikasi WhatsApp (chatting ke nomor 08118750400, Telegram (https://t.me/BPJSKes_bot) atau melalui Facebook Messenger BPJS Kesehatan.

Berdasarkan Riskesda 2018, lanjutnya, tren peningkatan berat badan pada orang dewasa meningkat hampir dua kali lipat dari 19,1 persen menjadi 35,4 persen, bahkan berdasarkan data Kemenkes, satu dari tiga orang dewasa mengalami obesitas atau kelebihan berat badan dan kasusnya meningkat setiap tahun.

"Jadi obesitas ini menjadi awal terjadinya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi, diabetes mellitus, kanker, infertilitas. Jika tidak ditangani sejak dini tentunya akan berdampak pada penurunan fungsi organ tubuh juga memberikan dampak finansial yang cukup besar dalam pengelolaannya," katanya.

Baca juga: BPJS Kesehatan mengkejar capaian 98 persen kepesertaan pada 2024

Selain melalui program skrining riwayat kesehatan, lanjut Andi, BPJS Kesehatan bersama Dinas Kesehatan bersinergi melalui program "Perkasa" (Pemeriksaan Kesehatan Berkala Cegah Obesitas) untuk menekan angka obesitas di Kota Semarang.

"Melalui program ini, bersama Dinas Kesehatan kami memetakan peserta JKN-KIS berusia 17-35 tahun. Mereka ini akan menerima WhatsApp blast yang berisikan imbauan agar melakukan kontak dengan FKTP terdaftar untuk dilakukan pengecekan indeks massa tubuh (IMT). Nah, bagi yang IMT-nya berlebih akan kami kelola bersama FKTP agar IMTnya kembali normal," kata Andi.

Andi menjelaskan program Perkasa menyasar generasi muda karena gaya hidup dan pola makan anak muda saat ini banyak berkontribusi dengan tidak terkendalinya IMT, sehingga dengan adanya program Perkasa, angka kesakitan dapat terkendali dan masyarakat sehat dapat terwujud.

Sejak program Perkasa diluncurkan pada Januari, tambah Andi, BPJS Kesehatan Cabang Semarang telah melakukan pengiriman  WhatsApp blast kepada 28.552 peserta. Sebanyak 5.164 peserta JKN-KIS di Kota Semarang telah terdaftar dalam program Perkasa dan sebanyak 37 persen peserta dalam kategori Gemuk dan Obesitas dan hanya 10 persen peserta dalam kategori sangat kurus (IMT kurang dari normal).

Semakin dini peserta JKN-KIS mengetahui kondisi kesehatannya, maka semakin cepat upaya pengelolaan risiko sehingga jumlah penderita penyakit kronis dapat menurun. 

Efek jangka panjang yang diharapkan adalah menurunnya pembiayaan penyakit-penyakit tersebut, sehingga program JKN-KIS dapat terus memberikan manfaat kepada peserta lain yang membutuhkan.


Baca juga: BPJS Kesehatan Kudus bayar klaim terhadap faskes Rp253,55 miliar
Baca juga: BPJS Kesehatan berikan penghargaan 15 RS pengaplikasi layanan antrean daring
 

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024