Semarang (ANTARA) - BPJS Kesehatan memberikan penghargaan kepada 15 rumah sakit (RS) di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta yang sudah menerapkan layanan antrean daring pada fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut.
Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta Dwi Martiningish, dalam rapat koordinasi Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, di Semarang, Senin, mengatakan penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi terhadap fasilitas kesehatan yang telah menerapkan implementasi antrean daring yang dilihat dari nilai pemanfaatan dan persentase kelengkapan antreannya tertinggi.
"Perlu keterlibatan seluruh fasilitas kesehatan dalam menciptakan budaya digital, sehingga mutu layanan terhadap peserta Jaminan Kesehatan Nasional dapat ditingkatkan," katanya.
Di Jawa Tengah dan Yogyakarta, kata dia, terdapat 382 rumah sakit yang termasuk dalam fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan.
Dari jumlah tersebut, lanjut dia, tinggal tersisa 4 rumah sakit yang belum mengaplikasikan layanan antrean daring.
Baca juga: BPJS Kesehatan beri penghargaan 58 desa di Demak
Ia menyebutkan salah satu alasan belum berjalannya layanan antrean secara daring tersebut akibat kekurangan sumber daya manusia di bidang teknologi informasi.
"Dari BPJS-Kes tingkat cabang sudah membantu dengan menyiapkan tenaga IT, diharapkan akhir Maret, seluruh rumah sakit sudah mengimplementasikan antrean online ini," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar menambahkan digitalisasi merupakan investasi besar ke depan, namun manfaat jangka panjang yang akan diperoleh.
"Jangan takut dirundung ketika kita akan melakukan perubahan," katanya.
Baca juga: Hari Ginjal sedunia, BPJS Kesehatan ajak masyarakat hidup sehat
Menurut dia, apapun aplikasi yang digunakan jika telah menerapkan registrasi secara daring, maka yang diperlukan masyarakat yakni kecepatan dan ketepatan.
Adapun Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia Wilayah Jawa Tengah, Agus Suryanto, menambahkan, digitalisasi akan mendorong rumah sakit lebih berimprovisasi, meningkatkan efisiensi dan akurasi pelayanan kepada.pelanggan.
"Digitalisasi harus memecahkan masalah, bukan malah menimbulkan masalah," katanya.
Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta Dwi Martiningish, dalam rapat koordinasi Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, di Semarang, Senin, mengatakan penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi terhadap fasilitas kesehatan yang telah menerapkan implementasi antrean daring yang dilihat dari nilai pemanfaatan dan persentase kelengkapan antreannya tertinggi.
"Perlu keterlibatan seluruh fasilitas kesehatan dalam menciptakan budaya digital, sehingga mutu layanan terhadap peserta Jaminan Kesehatan Nasional dapat ditingkatkan," katanya.
Di Jawa Tengah dan Yogyakarta, kata dia, terdapat 382 rumah sakit yang termasuk dalam fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan.
Dari jumlah tersebut, lanjut dia, tinggal tersisa 4 rumah sakit yang belum mengaplikasikan layanan antrean daring.
Baca juga: BPJS Kesehatan beri penghargaan 58 desa di Demak
Ia menyebutkan salah satu alasan belum berjalannya layanan antrean secara daring tersebut akibat kekurangan sumber daya manusia di bidang teknologi informasi.
"Dari BPJS-Kes tingkat cabang sudah membantu dengan menyiapkan tenaga IT, diharapkan akhir Maret, seluruh rumah sakit sudah mengimplementasikan antrean online ini," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar menambahkan digitalisasi merupakan investasi besar ke depan, namun manfaat jangka panjang yang akan diperoleh.
"Jangan takut dirundung ketika kita akan melakukan perubahan," katanya.
Baca juga: Hari Ginjal sedunia, BPJS Kesehatan ajak masyarakat hidup sehat
Menurut dia, apapun aplikasi yang digunakan jika telah menerapkan registrasi secara daring, maka yang diperlukan masyarakat yakni kecepatan dan ketepatan.
Adapun Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia Wilayah Jawa Tengah, Agus Suryanto, menambahkan, digitalisasi akan mendorong rumah sakit lebih berimprovisasi, meningkatkan efisiensi dan akurasi pelayanan kepada.pelanggan.
"Digitalisasi harus memecahkan masalah, bukan malah menimbulkan masalah," katanya.