Kudus (ANTARA) - Sejumlah pengusaha jenang di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai meningkatkan produksi, seiring diizinkannya mudik Lebaran karena selama ini makanan khas Kudus itu lebih dominan sebagai makanan oleh-oleh.

Pemilik UD Jenang Muria Kudus Masdiki di Kudus, Sabtu, mengakui menyambut libur Lebaran produksi jenang di tempat usahanya dinaikkan, karena permintaan dari berbagai daerah mulai mengalir.

"Pengalaman sebelum masa pandemi, jenang Kudus memang dijadikan oleh-oleh saat Lebaran sehingga permintaan selalu naik. Karena tahun ini diperbolehkan mudik, produksinya juga dinaikkan," ujarnya.

Kenaikan produksi jenang dimulai sejak pekan pertama bulan puasa dari sebelumnya sekali produksi hanya 3 kuintal jenang, kini naik menjadi 4,5 kuintal.

Selain terjadi kenaikan pesanan dari toko oleh-oleh yang menjadi pelanggan, tahun ini juga ada yang memesan dalam bentuk parsel.

Untuk rasa yang ditawarkan mulai dari jenang lapis cokelat susu, rumput laut, jahe, keju, ketan hitam dan original. Sedangkan harga jual berkisar Rp36.000 hingga Rp40.000 per kilogram.

Hal senada juga disampaikan Manajer Marketing Mubarok Food Muhammad Kirom mengakui menghadapi libur Lebaran 2022 kapasitas produksi Mubarok Food memang ditingkatkan dari sebelumnya, mengingat pemerintah sudah mengizinkan warga mudik.

Dengan kebijakan tersebut, dia memperkirakan, jumlah pemudik yang masuk Kota Kudus sangat banyak dan pengalaman sebelumnya, terutama sebelum pandemi banyak yang berbelanja oleh-oleh khas Kudus. Salah satunya jenang Kudus yang memang menjadi oleh-oleh favorit warga dari perantauan.

"Kami perkirakan potensi permintaan jenang Kudus luar biasa karena jumlah warga yang mudik bakal melonjak setelah dua tahun belum boleh mudik," ujarnya.

Untuk itulah, kata dia, kapasitas produksinya ditingkatkan, hingga mendekati kapasitas maksimal pada hari-hari biasa sebelum masa pandemi. Pada tahun 2020 Mubarok Food sempat berhenti produksi karena hampir semua objek wisata di Kudus tutup, kemudian 2021 mulai memproduksi meskipun pemulihannya baru 60-70 persen dan tahun 2022 menjadi harapan bisa normal seperti sebelum masa pandemi.

"Toko oleh-oleh di berbagai daerah juga mulai buka dan mengajukan permintaan, termasuk permintaan untuk dijual ke luar negeri," ujarnya. 

 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024