Solo (ANTARA) - Sejumlah kepala keluarga di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah menerima bantuan sanitasi dari PT Surveyor Indonesia.
Lurah Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo Prasetyo Hutomo di Solo, Sabtu mengatakan bantuan pembuatan jaringan sanitasi tersebut mampu meringankan beban masyarakat kecil di Kelurahan Sondakan mengingat pembuatan jaringan sanitasi secara mandiri bisa menghabiskan dana cukup besar.
"Biayanya bisa sampai jutaan rupiah untuk satu rumah tinggal, tergantung panjang pendeknya saluran sanitasi tersebut," katanya.
Untuk kali ini, dikatakannya, pembuatan sanitasi menyasar ke sembilan kepala keluarga di tiga rukun warga (RW) di kelurahan tersebut, yakni di RW 11, 13, dan 14.
"Sejumlah warga yang dapat bantuan ini masuk di data warga miskin di Kelurahan Sondakan, kebetulan semuanya berada di permukiman padat," katanya.
Sebelum memperoleh bantuan, sanitasi warga harus menumpang ke milik warga yang lain.
"Dengan saluran sendiri mereka kan tidak lagi numpang, dengan begitu mereka juga bisa lebih menjaga kebersihan," katanya.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTSI Rosmanidar Zulkifli mengatakan upaya yang dilakukan oleh perusahaan tersebut bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di Solo melalui perbaikan jaringan sanitasi di sejumlah kawasan padat penduduk.
"Ketersediaan sanitasi dan air bersih merupakan salah satu tujuan dalam SDGs (Sustainable Development Goals) yang sejalan dengan program-program TJSL (tanggung jawab sosial dan lingkungan) PTSI," katanya.
Ia mengatakan bahwa kegiatan TJSL mendukung strategi bisnis berkelanjutan serta bentuk kepedulian dari PT Surveyor Indonesia kepada masyarakat yang rentan dan terdampak.
"Ketersediaan sanitasi dan air bersih merupakan bentuk realisasi berbagi manfaat bersama bagi masyarakat," katanya.
Menurut dia dengan pengelolaan sanitasi yang baik maka ketersediaan air bersih di suatu lingkungan akan lebih mudah diwujudkan, tujuannya adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"Termasuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran limbah. Ini sebetulnya rangkaian kegiatan tahun lalu mulai dari sambungan jaringan sanitasi ke rumah-rumah, bantuan sembako, serta mengaudit kantor Wali Kota Surakarta yang menunjukkan bahwa lokasi itu aman dalam pelaksanaan new normal," katanya.
Lurah Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo Prasetyo Hutomo di Solo, Sabtu mengatakan bantuan pembuatan jaringan sanitasi tersebut mampu meringankan beban masyarakat kecil di Kelurahan Sondakan mengingat pembuatan jaringan sanitasi secara mandiri bisa menghabiskan dana cukup besar.
"Biayanya bisa sampai jutaan rupiah untuk satu rumah tinggal, tergantung panjang pendeknya saluran sanitasi tersebut," katanya.
Untuk kali ini, dikatakannya, pembuatan sanitasi menyasar ke sembilan kepala keluarga di tiga rukun warga (RW) di kelurahan tersebut, yakni di RW 11, 13, dan 14.
"Sejumlah warga yang dapat bantuan ini masuk di data warga miskin di Kelurahan Sondakan, kebetulan semuanya berada di permukiman padat," katanya.
Sebelum memperoleh bantuan, sanitasi warga harus menumpang ke milik warga yang lain.
"Dengan saluran sendiri mereka kan tidak lagi numpang, dengan begitu mereka juga bisa lebih menjaga kebersihan," katanya.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTSI Rosmanidar Zulkifli mengatakan upaya yang dilakukan oleh perusahaan tersebut bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di Solo melalui perbaikan jaringan sanitasi di sejumlah kawasan padat penduduk.
"Ketersediaan sanitasi dan air bersih merupakan salah satu tujuan dalam SDGs (Sustainable Development Goals) yang sejalan dengan program-program TJSL (tanggung jawab sosial dan lingkungan) PTSI," katanya.
Ia mengatakan bahwa kegiatan TJSL mendukung strategi bisnis berkelanjutan serta bentuk kepedulian dari PT Surveyor Indonesia kepada masyarakat yang rentan dan terdampak.
"Ketersediaan sanitasi dan air bersih merupakan bentuk realisasi berbagi manfaat bersama bagi masyarakat," katanya.
Menurut dia dengan pengelolaan sanitasi yang baik maka ketersediaan air bersih di suatu lingkungan akan lebih mudah diwujudkan, tujuannya adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"Termasuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran limbah. Ini sebetulnya rangkaian kegiatan tahun lalu mulai dari sambungan jaringan sanitasi ke rumah-rumah, bantuan sembako, serta mengaudit kantor Wali Kota Surakarta yang menunjukkan bahwa lokasi itu aman dalam pelaksanaan new normal," katanya.