Semarang (ANTARA) -
Ganjar berharap pada pelatihan selanjutnya ada tahap pendampingan para penyandang disabilitas tersebut di data sejak awal kebutuhan dan ingin dilatih apa.
"Nanti angkatan selanjutnya kita sudah bisa lebarkan sayap untuk melakukan semacam assesment. Jadi kebutuhan diawalnya apa, apakah mereka ingin bengkel, ingin boga, ingin desain, atau mungkin coding, siapa tahu mereka punya talenta itu. Nah itu kita tempelkan aja dengan SMK-SMK," ujarnya.
Orang nomor satu di Jateng itu optimistis, jika dilatih dan dibina secara maksimal, bukan tidak mungkin para penyandang disabilitas tersebut akan menjadi wirausahawan.
"Bukan tidak mungkin, dimulai dari yang kegiatan seperti ini nanti akan meningkat. Jadi dalam situasi seperti ini, penting kita membantu mereka agar mereka bisa mandiri," tegas politikus PDI Perjuangan itu.
Kegiatan serupa juga digagas oleh Baznas Jateng bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan SMKN Jateng yang pada pelaksanaan pertama, peserta yang ikut sebanyak 50 penyandang disabilitas.
"Maka ini setelah angkatan kedua, kita ingin perbaiki nanti kita minta dinas pendidikan untuk membantu, dinas untuk membantu dan evaluasi. Harapan saya ada ujian semesternya. kalau nanti mereka ada ujian semester dan kita dampingi terus hasilnya seperti apa, jangan sampai mubazir," kata Ganjar.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Jawa Tengah dan Badan Amil Zakat Nasional Jateng berkolaborasi memberikan pelatihan kewirausahaan dan keterampilan bagi para penyandang disabilitas agar bisa mandiri.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, usai membuka kegiatan Pelatihan Mekanik Sepeda Motor bagi penyandang disabilitas di SMKN Jawa Tengah, mengatakan pelatihan yang diselenggarakan Baznas Jateng ini merupakan yang kedua kalinya dan diikuti sebanyak 60 penyandang disabilitas.
"Bukan tidak mungkin, dimulai dari yang kegiatan seperti ini nanti akan meningkat. Jadi dalam situasi seperti ini, penting kita membantu mereka agar mereka bisa mandiri," kata Ganjar di Semarang, Rabu.
"Bukan tidak mungkin, dimulai dari yang kegiatan seperti ini nanti akan meningkat. Jadi dalam situasi seperti ini, penting kita membantu mereka agar mereka bisa mandiri," kata Ganjar di Semarang, Rabu.
Ganjar berharap pada pelatihan selanjutnya ada tahap pendampingan para penyandang disabilitas tersebut di data sejak awal kebutuhan dan ingin dilatih apa.
"Nanti angkatan selanjutnya kita sudah bisa lebarkan sayap untuk melakukan semacam assesment. Jadi kebutuhan diawalnya apa, apakah mereka ingin bengkel, ingin boga, ingin desain, atau mungkin coding, siapa tahu mereka punya talenta itu. Nah itu kita tempelkan aja dengan SMK-SMK," ujarnya.
Orang nomor satu di Jateng itu optimistis, jika dilatih dan dibina secara maksimal, bukan tidak mungkin para penyandang disabilitas tersebut akan menjadi wirausahawan.
"Bukan tidak mungkin, dimulai dari yang kegiatan seperti ini nanti akan meningkat. Jadi dalam situasi seperti ini, penting kita membantu mereka agar mereka bisa mandiri," tegas politikus PDI Perjuangan itu.
Kegiatan serupa juga digagas oleh Baznas Jateng bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan SMKN Jateng yang pada pelaksanaan pertama, peserta yang ikut sebanyak 50 penyandang disabilitas.
"Maka ini setelah angkatan kedua, kita ingin perbaiki nanti kita minta dinas pendidikan untuk membantu, dinas untuk membantu dan evaluasi. Harapan saya ada ujian semesternya. kalau nanti mereka ada ujian semester dan kita dampingi terus hasilnya seperti apa, jangan sampai mubazir," kata Ganjar.