Purwokerto (ANTARA) - Kenaikan tarif air minum PAM turut menyumbang inflasi pada Februari 2022 di Purwokerto dan Cilacap, Jawa Tengah, kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Rony Hartawan.

"Pada Februari 2022, inflasi di Purwokerto tercatat sebesar 0,03 persen, sedangkan di Cilacap sebesar 0,07 persen. Inflasi di dua daerah tersebut salah satunya didorong oleh peningkatan tarif air minum PAM sejalan dengan penerapan kebijakan pemerintah daerah terkait penyesuaian tarif air minum PAM," katanya dalam keterangan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.

Menurut dia, inflasi Februari 2022 di Purwokerto lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,67 persen, demikian pula dengan Cilacap yang lebih rendah dari Januari 2022 yang mencapai 0,66 persen.

Baca juga: BI Purwokerto optimistis harga minyak goreng turun
Baca juga: BI dorong UMKM di Banyumas gunakan QRIS dalam bertransaksi

Ia mengatakan selengkapnya inflasi Februari 2022 di Purwokerto terutama bersumber dari peningkatan harga pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya dengan andil sebesar 0,12 persen.

Jika dilihat dari komoditasnya, kata dia, penyumbang inflasi terbesar pada periode tersebut adalah komoditas tarif air minum PAM (0,13 persen), bawang merah (0,047 persen), cabai merah (0,042 persen), mobil (0,034 persen), dan pemeliharaan/service (0,028 persen).

Menurut dia, kenaikan harga komoditas bawang merah sejalan dengan menipisnya pasokan akibat produksi komoditas di sentra penghasil yang terganggu oleh musim hujan.

"Di sisi lain, tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yang tercatat sebesar 1,23 persen. Adapun komoditas utama yang menahan inflasi di bulan Februari adalah minyak goreng, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai rawit, dan pisang," kata Rony.

Ia mengatakan komoditas minyak goreng tercatat menjadi penahan laju inflasi seiring dengan mulai efektifnya kebijakan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng yang didukung dengan pelaksanaan beberapa upaya pengendalian oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas melalui kegiatan operasi pasar.

Dengan perkembangan tersebut, kata dia, secara tahun kalender inflasi Purwokerto tercatat sebesar 0,70 persen, sedangkan secara tahunan sebesar 2,38 persen.

"Capaian inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis inflasi Februari tahun 2019 sampai 2021 yang sebesar 1,92 persen secara tahunan, namun masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 2022 sebesar 3 persen plus minus 1 persen," katanya.

Terkait dengan inflasi Februari 2022 di Cilacap, dia mengatakan utamanya bersumber dari peningkatan harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang memberikan andil sebesar 0,14 persen.

Menurut dia, komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi adalah sabun detergen (0,041 persen), beras (0,11 persen), bawang merah (0,09 persen), rokok kretek filter (0,1 persen), dan tarif air minum PAM (0,04 persen).

Sementara itu, kata dia, tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yang tercatat sebesar 0,88 persen dengan komoditas utama yang menahan inflasi berupa daging ayam ras, minyak goreng, telur ayam ras, jeruk, dan cabai rawit.

"Sama halnya dengan Purwokerto, komoditas minyak goreng tercatat menjadi penahan laju inflasi Februari 2022 di Cilacap seiring dengan mulai efektifnya kebijakan HET minyak goreng yang didukung dengan pelaksanaan beberapa upaya pengendalian oleh TPID Kabupaten Cilacap melalui kegiatan operasi pasar," katanya.

Rony mengatakan secara tahun kalender, inflasi Cilacap tercatat sebesar 0,73 persen dan capaian inflasi secara tahunan dilaporkan sebesar 2,23 persen pada Februari 2022.

Menuru dia, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis inflasi Februari 2019 sampai 2021 yang sebesar 1,65 persen secara tahunan, namun masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 2022 sebesar 3 persen plus minus 1 persen.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024