Purwokerto (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dalam bertransaksi nontunai.
"Program dengan UMP (Universitas Muhammadiyah Purwokerto) ini bagus. Tadi sudah ada hampir 100 UMKM (gunakan QRIS) dari sekitar 200 UMKM," kata Kepala BI Purwokerto Samsun Hadi saat peluncuran QRIS di ajang Sunday Morning (SunMor) UMP di Banyumas, Minggu.
Dengan penggunaan QRIS di ajang SunMor UMP, kata dia, dapat membiasakan masyarakat selaku konsumen bertransaksi secara nontunai karena saat ini hampir setiap orang telah memiliki telepon pintar yang dilengkapi dompet digital.
Ia mengharapkan penggunaan QRIS makin berkembang karena digitalisasi semakin masif dan hampir ada di semua aspek kehidupan.
Menurut dia, perkembangan QRIS secara nasional hingga saat ini telah menjangkau 15 juta merchant dari target 12 juta merchant dengan nominal sekitar Rp12 triliun hingga akhir tahun 2021.
"Ini saya kira potensinya sangat besar. Tahun ini, tahun 2022, BI akan menyaring dari sisi penggunanya, kalau dulu merchant UMKM yang punya QRIS, sekarang dari sisi konsumennya. Kami akan dorong melalui edukasi dan sosialisasi, paling tidak tahun ini ada 15 juta konsumen aktif," katanya.
Khusus untuk wilayah eks Keresidenan Banyumas, Samsun mengatakan berdasarkan data BI Purwokerto menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan karena pada awal 2021 terdapat sekitar 60.000 merchant dan pada akhir 2021 hampir 150.000 merchant.
Menurut dia, peningkatan tersebut menunjukkan transaksi nontunai saat sekarang sudah menjadi kebiasaan dan suatu kebutuhan masyarakat.
Pemimpin Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Purwokerto Mustofa Adi Saputro mengatakan setelah mendapat informasi ajang SunMor melibatkan lebih dari 200 UMKM, pihaknya langsung gerak cepat untuk ikut menyukseskan kegiatan tersebut khususnya dalam penggunaan transaksi nontunai.
"Alhamdulillah dari sekitar 230 UMKM, sudah sekitar 100 UMKM yang telah kami akuisisi QRIS-nya dan secara parsial akan kami segerakan untuk kami daftarkan QRIS semua. Ini sinergi BRI dengan UMP untuk bisa mendukung UMKM di Purwokerto," katanya.
Di wilayah kerja BRI Cabang Purwokerto, kata dia, hingga saat ini sudah ada 3.800 UMKM yang telah didaftarkan dalam QRIS.
"Itu khusus BRI Cabang Purwokerto. Kalau untuk seluruh BRI se-Banyumas Raya, baik Banjarnegara, Purbalingga, Purwokerto, Ajibarang, Cilacap, dan Majenang itu sudah sekitar 12.000 UMKM yang sudah kami QRIS-kan," katanya.
Sementara itu Rektor UMP Dr Jebul Suroso mengatakan peluncuran QRIS yang dilakukan bersama BI dan BRI merupakan komitmen UMP untuk mendukung UMKM khususnya yang berada di lingkungan perguruan tinggi Muhammadiyah tersebut semakin maju dengan adanya transformasi model pembayaran.
"Dari awal menggunakan model tunai, kemudian sekarang nontunai. Mudah-mudahan ini akan membuat transaksi di UMKM semakin bagus," katanya.
"Program dengan UMP (Universitas Muhammadiyah Purwokerto) ini bagus. Tadi sudah ada hampir 100 UMKM (gunakan QRIS) dari sekitar 200 UMKM," kata Kepala BI Purwokerto Samsun Hadi saat peluncuran QRIS di ajang Sunday Morning (SunMor) UMP di Banyumas, Minggu.
Dengan penggunaan QRIS di ajang SunMor UMP, kata dia, dapat membiasakan masyarakat selaku konsumen bertransaksi secara nontunai karena saat ini hampir setiap orang telah memiliki telepon pintar yang dilengkapi dompet digital.
Ia mengharapkan penggunaan QRIS makin berkembang karena digitalisasi semakin masif dan hampir ada di semua aspek kehidupan.
Menurut dia, perkembangan QRIS secara nasional hingga saat ini telah menjangkau 15 juta merchant dari target 12 juta merchant dengan nominal sekitar Rp12 triliun hingga akhir tahun 2021.
"Ini saya kira potensinya sangat besar. Tahun ini, tahun 2022, BI akan menyaring dari sisi penggunanya, kalau dulu merchant UMKM yang punya QRIS, sekarang dari sisi konsumennya. Kami akan dorong melalui edukasi dan sosialisasi, paling tidak tahun ini ada 15 juta konsumen aktif," katanya.
Khusus untuk wilayah eks Keresidenan Banyumas, Samsun mengatakan berdasarkan data BI Purwokerto menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan karena pada awal 2021 terdapat sekitar 60.000 merchant dan pada akhir 2021 hampir 150.000 merchant.
Menurut dia, peningkatan tersebut menunjukkan transaksi nontunai saat sekarang sudah menjadi kebiasaan dan suatu kebutuhan masyarakat.
Pemimpin Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Purwokerto Mustofa Adi Saputro mengatakan setelah mendapat informasi ajang SunMor melibatkan lebih dari 200 UMKM, pihaknya langsung gerak cepat untuk ikut menyukseskan kegiatan tersebut khususnya dalam penggunaan transaksi nontunai.
"Alhamdulillah dari sekitar 230 UMKM, sudah sekitar 100 UMKM yang telah kami akuisisi QRIS-nya dan secara parsial akan kami segerakan untuk kami daftarkan QRIS semua. Ini sinergi BRI dengan UMP untuk bisa mendukung UMKM di Purwokerto," katanya.
Di wilayah kerja BRI Cabang Purwokerto, kata dia, hingga saat ini sudah ada 3.800 UMKM yang telah didaftarkan dalam QRIS.
"Itu khusus BRI Cabang Purwokerto. Kalau untuk seluruh BRI se-Banyumas Raya, baik Banjarnegara, Purbalingga, Purwokerto, Ajibarang, Cilacap, dan Majenang itu sudah sekitar 12.000 UMKM yang sudah kami QRIS-kan," katanya.
Sementara itu Rektor UMP Dr Jebul Suroso mengatakan peluncuran QRIS yang dilakukan bersama BI dan BRI merupakan komitmen UMP untuk mendukung UMKM khususnya yang berada di lingkungan perguruan tinggi Muhammadiyah tersebut semakin maju dengan adanya transformasi model pembayaran.
"Dari awal menggunakan model tunai, kemudian sekarang nontunai. Mudah-mudahan ini akan membuat transaksi di UMKM semakin bagus," katanya.