Semarang (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen meminta para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mulai menjalankan usahanya dengan konsep ekonomi hijau.
"Produk UMKM yang mengimplementasikan ekonomi hijau dinilai mempunyai nilai tambah karena ramah lingkungan sehingga bisa membuka akses lebih terhadap pasar dan berdampak bagi kelestarian alam," katanya di Semarang, Jumat.
Wagub menilai Indonesia memiliki potensi yang besar dalam melaksanakan ekonomi hijau, salah satunya karena faktor kekayaan alamnya yang mendukung, meskipun tetap diperlukan kolaborasi dan sinergi dengan banyak pihak.
"Ke depan, semua pihak yang ada, baik itu kementerian/lembaga, pemerintah daerah, pelaku usaha dan industri harus terus bertransformasi menuju ekonomi hijau," ujarnya.
Peluang pasar yang besar karena mengedepankan konsep ekonomi hijau dirasakan oleh Sasi Syifaurohmi selaku pengelola Batik Zie di Kota Semarang.
Baca juga: Wagub minta Dinkop UKM aktif dampingi pengurusan SP-PIRT
Baca juga: Menkop UKM dorong KSU tingkatkan pengelolaan lahan beras organik
Menurut dia, peluang pasar internasional terbuka lebar karena preferensi konsumen terhadap produk ramah lingkungan terus meningkat.
"Pekerjaan rumah kita adalah gimana caranya supaya di Semarangpun atau di Jawa Tengahpun mulai 'aware' terhadap batik warna alam karena pasarnya itu luar biasa, apalagi untuk pasar internasional," katanya.
Ia berkomitmen untuk mengedepankan ekonomi hijau yang juga diwujudkan dengan mengurus sertifikasi industri hijau di Kementerian Perindustrian pada tahun ini.
Ia mengakui prosesnya tidak mudah sebab industri batik agar mendapatkan sertifikat hijau tidak sekadar hanya karena menggunakan pewarna alam, tapi harus memenuhi semua indikator yang disyaratkan.
"Jadi ternyata perusahaan yang ramah lingkungan, tidak hanya sekedar ramah lingkungan karena ramah alam. Ternyata banyak sekali indikator-indikator yang harus kita penuhi, baik itu dari segi efektivitas penggunaan sumber daya alam, kemudian penghematan energi dan sebagainya," ujarnya. (LHP)
"Produk UMKM yang mengimplementasikan ekonomi hijau dinilai mempunyai nilai tambah karena ramah lingkungan sehingga bisa membuka akses lebih terhadap pasar dan berdampak bagi kelestarian alam," katanya di Semarang, Jumat.
Wagub menilai Indonesia memiliki potensi yang besar dalam melaksanakan ekonomi hijau, salah satunya karena faktor kekayaan alamnya yang mendukung, meskipun tetap diperlukan kolaborasi dan sinergi dengan banyak pihak.
"Ke depan, semua pihak yang ada, baik itu kementerian/lembaga, pemerintah daerah, pelaku usaha dan industri harus terus bertransformasi menuju ekonomi hijau," ujarnya.
Peluang pasar yang besar karena mengedepankan konsep ekonomi hijau dirasakan oleh Sasi Syifaurohmi selaku pengelola Batik Zie di Kota Semarang.
Baca juga: Wagub minta Dinkop UKM aktif dampingi pengurusan SP-PIRT
Baca juga: Menkop UKM dorong KSU tingkatkan pengelolaan lahan beras organik
Menurut dia, peluang pasar internasional terbuka lebar karena preferensi konsumen terhadap produk ramah lingkungan terus meningkat.
"Pekerjaan rumah kita adalah gimana caranya supaya di Semarangpun atau di Jawa Tengahpun mulai 'aware' terhadap batik warna alam karena pasarnya itu luar biasa, apalagi untuk pasar internasional," katanya.
Ia berkomitmen untuk mengedepankan ekonomi hijau yang juga diwujudkan dengan mengurus sertifikasi industri hijau di Kementerian Perindustrian pada tahun ini.
Ia mengakui prosesnya tidak mudah sebab industri batik agar mendapatkan sertifikat hijau tidak sekadar hanya karena menggunakan pewarna alam, tapi harus memenuhi semua indikator yang disyaratkan.
"Jadi ternyata perusahaan yang ramah lingkungan, tidak hanya sekedar ramah lingkungan karena ramah alam. Ternyata banyak sekali indikator-indikator yang harus kita penuhi, baik itu dari segi efektivitas penggunaan sumber daya alam, kemudian penghematan energi dan sebagainya," ujarnya. (LHP)