Magelang, Jateng (ANTARA) - Jajaran Kepolisian Resor Magelang Kota bersama para wartawan dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang, Jawa Tengah, menanam puluhan pohon langka dan tanaman buah di puncak Gunung Tidar sebagai upaya pelestarian lingkungan.
Kapolres Magelang Kota AKBP Yolanda Evalyn Sebayang di Magelang, Selasa, mengatakan kegiatan menanam pohon dilakukan sebagai rasa syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah banyak memberikan anugerah.
Sebanyak 60 bibit tanaman langka dan bibit buah yang ditanam, yaitu pohon cendana 10 batang, gaharu 15 batang, jenitri 15 batang, dan alpukat 20 batang.
"Sudah seharusnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan kita merawat bumi di mana kita tinggal," katanya.
Menurut dia kegiatan menanam pohon ini, selain bertujuan melestarikan alam juga meninggalkan sesuatu yang bisa ditengok kembali.
"Jadi ketika nanti ke sini lagi, bisa melihat pohon yang kita tanam. Masih tidak, sudah seberapa tingginya, sudah berbuah belum? Jadi kita punya yang ditinggalkan dan menjadi kenangan," katanya.
Ia mengatakan sehebat apa pun seseorang, bila mati akan terlupa kecuali kenangan. Bila seseorang tidak pernah membuat kenangan, tidak pernah menggoreskan cerita maka tidak ada yang bisa dikenang atau diingat.
"Maka penanaman pohon ini juga sebagai kenangan bagi yang menanam dan bagi generasi penerus nantinya," demikian Yolanda Evalyn Sebayang .
Baca juga: PWI Banyumas dukung pelestarian tumbuhan endemik Gunung Slamet
Baca juga: Cegah dampak pembangunan tanggul pantai, Pemkab Pekalongan tanam 20 ribu mangrove
Kapolres Magelang Kota AKBP Yolanda Evalyn Sebayang di Magelang, Selasa, mengatakan kegiatan menanam pohon dilakukan sebagai rasa syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah banyak memberikan anugerah.
Sebanyak 60 bibit tanaman langka dan bibit buah yang ditanam, yaitu pohon cendana 10 batang, gaharu 15 batang, jenitri 15 batang, dan alpukat 20 batang.
"Sudah seharusnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan kita merawat bumi di mana kita tinggal," katanya.
Menurut dia kegiatan menanam pohon ini, selain bertujuan melestarikan alam juga meninggalkan sesuatu yang bisa ditengok kembali.
"Jadi ketika nanti ke sini lagi, bisa melihat pohon yang kita tanam. Masih tidak, sudah seberapa tingginya, sudah berbuah belum? Jadi kita punya yang ditinggalkan dan menjadi kenangan," katanya.
Ia mengatakan sehebat apa pun seseorang, bila mati akan terlupa kecuali kenangan. Bila seseorang tidak pernah membuat kenangan, tidak pernah menggoreskan cerita maka tidak ada yang bisa dikenang atau diingat.
"Maka penanaman pohon ini juga sebagai kenangan bagi yang menanam dan bagi generasi penerus nantinya," demikian Yolanda Evalyn Sebayang .
Baca juga: PWI Banyumas dukung pelestarian tumbuhan endemik Gunung Slamet
Baca juga: Cegah dampak pembangunan tanggul pantai, Pemkab Pekalongan tanam 20 ribu mangrove