Purwokerto (ANTARA) - Peneliti dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ropiudin mengingatkan perlunya optimalisasi pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) untuk sektor pertanian guna meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan petani.
"Pemanfaatan EBT untuk sektor pertanian bisa dioptimalkan termasuk pada tahun 2022 ini di tengah pandemi COVID-19," katanya di Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa.
Peneliti senior laboratorium teknik sistem termal dan energi terbarukan Unsoed tersebut menjelaskan sektor pertanian sangat banyak membutuhkan energi, mulai dari penyemaian benih, penanaman bahkan hingga pascapanen.
"Ini berlaku tidak hanya pada sektor pertanian tradisional namun juga pertanian modern, keduanya membutuhkan energi, termasuk untuk pemeliharaan, pemanenan, pascapanen, pengolahan hasil pertanian dan sampahnya," katanya.
Dengan demikian, kata dia, energi baru dan terbarukan merupakan sumber energi yang potensial dan harus dikembangkan ke depan. Karena dapat berkontribusi positif pada banyak sektor esensial termasuk juga pertanian.
Baca juga: Peneliti sebut G20 wahana perkuat komitmen dalam pengembangan EBT
"Hal ini juga terkait erat dengan kebutuhan energi bersih dan energi yang terjangkau tentunya. Sesuai dengan program ekonomi hijau dan energi hijau, sebagai bagian dari transisi energi berkelanjutan," katanya.
Menurut Ketua Bidang Riset Aliansi Dosen Nahdlatul Ulama (Nahada) Jateng - DIY itu mengatakan selain untuk sektor pertanian, energi baru dan terbarukan juga dapat dimanfaatkan secara optimal pada sektor perikanan dan peternakan.
"Bahkan pemanfaatan EBT pada sektor-sektor ini menjadi perhatian global dalam rangka mendukung target zero carbon dan dalam rangka mewujudkan energi bersih dan terjangkau," katanya.
Dengan mengoptimalkan pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan dalam berbagai sektor penting, kata dia, maka Indonesia ke depan bisa menjadi model dalam pemanfaatan EBT.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Prof. Loekas Soesanto menambahkan bahwa EBT sangat efektif untuk menunjang sektor pertanian.
"Dengan memanfaatkan energi terbarukan, maka produktivitas hasil pertanian akan mengalami kenaikan karena stabilitas energinya akan terjaga sehingga perlu sosialisasi yang masif terkait hal ini," katanya.
Menurut dia, peningkatan hasil panen dan biaya produksi yang minimal akan menyejahterakan petani sekaligus mendukung upaya untuk menjaga kestabilan ketersediaan pangan, terutama saat pandemi COVID-19, seperti sekarang ini.
Baca juga: Reforminer Insitutte sebut lingkungan bukan isu utama EBT
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Segerakan pemanfaatan energi baru terbarukan
"Pemanfaatan EBT untuk sektor pertanian bisa dioptimalkan termasuk pada tahun 2022 ini di tengah pandemi COVID-19," katanya di Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa.
Peneliti senior laboratorium teknik sistem termal dan energi terbarukan Unsoed tersebut menjelaskan sektor pertanian sangat banyak membutuhkan energi, mulai dari penyemaian benih, penanaman bahkan hingga pascapanen.
"Ini berlaku tidak hanya pada sektor pertanian tradisional namun juga pertanian modern, keduanya membutuhkan energi, termasuk untuk pemeliharaan, pemanenan, pascapanen, pengolahan hasil pertanian dan sampahnya," katanya.
Dengan demikian, kata dia, energi baru dan terbarukan merupakan sumber energi yang potensial dan harus dikembangkan ke depan. Karena dapat berkontribusi positif pada banyak sektor esensial termasuk juga pertanian.
Baca juga: Peneliti sebut G20 wahana perkuat komitmen dalam pengembangan EBT
"Hal ini juga terkait erat dengan kebutuhan energi bersih dan energi yang terjangkau tentunya. Sesuai dengan program ekonomi hijau dan energi hijau, sebagai bagian dari transisi energi berkelanjutan," katanya.
Menurut Ketua Bidang Riset Aliansi Dosen Nahdlatul Ulama (Nahada) Jateng - DIY itu mengatakan selain untuk sektor pertanian, energi baru dan terbarukan juga dapat dimanfaatkan secara optimal pada sektor perikanan dan peternakan.
"Bahkan pemanfaatan EBT pada sektor-sektor ini menjadi perhatian global dalam rangka mendukung target zero carbon dan dalam rangka mewujudkan energi bersih dan terjangkau," katanya.
Dengan mengoptimalkan pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan dalam berbagai sektor penting, kata dia, maka Indonesia ke depan bisa menjadi model dalam pemanfaatan EBT.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Prof. Loekas Soesanto menambahkan bahwa EBT sangat efektif untuk menunjang sektor pertanian.
"Dengan memanfaatkan energi terbarukan, maka produktivitas hasil pertanian akan mengalami kenaikan karena stabilitas energinya akan terjaga sehingga perlu sosialisasi yang masif terkait hal ini," katanya.
Menurut dia, peningkatan hasil panen dan biaya produksi yang minimal akan menyejahterakan petani sekaligus mendukung upaya untuk menjaga kestabilan ketersediaan pangan, terutama saat pandemi COVID-19, seperti sekarang ini.
Baca juga: Reforminer Insitutte sebut lingkungan bukan isu utama EBT
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Segerakan pemanfaatan energi baru terbarukan