Semarang (ANTARA) - Sebagai desainer sukses Anne Avantie tentu tidak sulit untuk membeli perhiasan emas atau berlian.

Namun, perancang busana spesialis kebaya kontemporer asal Semarang, Jawa Tengah tersebut memilih tampil sederhana.

Dia juga mengaku sering berbusana dengan atasan warna hitam.

"Paling selendang yang berbeda warna. Ini anting-anting yang saya pakai sudah kuno, harganya paling Rp30 ribuan," katanya dalam webinar bertajuk #BersamaUntukAnak, SOS Children's Villages Indonesia dan Bantoo.id "Aktualisasi Diri melalui Kekuatan Kebaikan", Rabu.

Sambil mengangkat jari dan telapak tangannya yang tanpa ada cincin dan gelang, Anne mengaku kebahagiaannya bukan terletak pada kepemilikan perhiasan emas atau berlian, melainkan bisa menolong dan menggembirakan orang lain.

Baca juga: Anne Avantie Berharap Desainer Lokal Harus Berani Bersaing

Demi bisa menolong dan menggembirakan orang pula, Anne dengan tegas mengaku membutuhkan popularitas. Popularitas itu bisa dimanfaatkan untuk menolong orang lain.

Melalui lembaga sosial yang diasuhnya, Anne menegaskan tidak membeda-bedakan latar belakang orang yang ditolong.

Ia menyadari bahwa apa pun yang dilakukan tidak mungkin bisa menyenangkan semua orang.

"Tetap saja ada netizen (warganet) yang ngrasani," tutur perempuan awet muda kelahiran 68 tahun lalu itu.

Baca juga: Peragaan busana Anne Avantie "Badai Pasti Berlalu" terinspirasi dari bencana
Baca juga: Artika Sari Devi kagumi hasil karya Anne Avantie

Pewarta : Achmad Zaenal M
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024