Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Indra Permanajati memandang perlu mengantisipasi bencana hidrometeorologi pada puncak musim hujan pada bulan Februari 2022.

"Perlu sejumlah langkah strategis guna mengantisipasi bencana hidrometeorologi pada puncak musim hujan," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.

Koordinator Bidang Bencana Geologi Pusat Mitigasi Unsoed tersebut mengatakan upaya antisipasi sangat diperlukan guna mendukung program mitigasi atau pengurangan risiko bencana.

"Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang disebabkan karena pengaruh perubahan iklim dan cuaca. Khususnya pada puncak musim hujan seperti sekarang ini," katanya.

Pengaruh intensitas air hujan yang meningkat akan memberikan dampak kepada lingkungan.

"Dampaknya bisa positif dan bisa juga negatif, dampak positifnya adalah terpenuhinya kebutuhan akan air dan distribusinya untuk cadangan air, sementara dampak negatifnya adalah peningkatan potensi bencana seperti banjir dan longsor," katanya.

Berdasarkan kondisi tersebut, kata dia, perlu langkah mitigasi untuk meminimalkan dampak yang mungkin terjadi akibat terjadinya bencana.

"Dengan memahami siklus alam dan perubahannya, diharapkan langkah-langkah mitigasi yang dilakukan akan lebih tepat sasaran," katanya.

Dikatakan pula bahwa mitigasi bencana hidrometeorologi harus berbasis sinergi antarinstansi terkait.

"Misalkan upaya mitigasi harus disinergikan dengan informasi dari BMKG sehingga penanganan bencana ini menjadi lebih tepat. Beberapa aplikasi kebencanaan sudah dibuat oleh BMKG untuk bisa mendapatkan informasi mengenai kondisi cuaca dan kebencanaan serta aplikasinya untuk dunia pertanian dan bidang-bidang lainnya," katanya.

Dengan adanya sinergi dan kolaborasi yang intensif, kata dia, maka diharapkan program mitigasi dan penanganan bencana akan berjalan makin optimal.

Sementara itu dia juga menambahkan bahwa upaya mitigasi bencana perlu didukung dengan pembentukan desa tangguh bencana di masing-masing wilayah.

"Pada tahun 2022 ini pembentukan desa tangguh bencana harus menjadi program prioritas dari pemerintah daerah melalui badan penanggulangan bencana di masing-masing wilayah, terutama perlu diprioritaskan untuk wilayah-wilayah yang rawan bencana," katanya.

Baca juga: Akademisi Unsoed: Waspadai potensi bencana hidrometeorologi saat musim hujan

Baca juga: Hadapi musim hujan, BPBD Cilacap siapkan antisipasi bencana hidrometeorologi

Baca juga: Musim hujan, BPBD Purbalingga imbau warga di bantaran sungai waspadai banjir

Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024