Solo (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Arifin Tasrif menyatakan keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) mampu menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
"Ini energinya untuk kesehatan masyarakat dan pengelolaan lingkungan," katanya saat meninjau proyek PLTSa Putri Cempo Solo, Selasa.
Arifin Tasrif mengatakan saat ini proyek PLTSa yang sedang dalam proses pembangunan ada di Solo dan Surabaya. Selain itu, dikatakannya, menyusul kota-kota lain di Indonesia.
Baca juga: PLN optimalkan pembelian energi hasil PLT Sampah Surakarta
"Ini (Solo) baru yang kedua. Rencananya kan ada 12, Cempo ini yang kedua. Pertama di Benowo, Surabaya. Untuk teknologinya juga lain, di sini teknologinya gasifying (gasifikasi), sedangkan di Benowo insenerator, dibakar. Kalau ini disekam," katanya.
Disinggung mengenai proyek serupa di kota lain yang perkembangannya paling mendekati Solo dan Surabaya, dikatakannya, di DKI Jakarta. "Masih banyak harus mengejar. Makanya kami datangi satu-satu," katanya.
Terkait dengan proses pengembangan PLTSa sendiri, dikatakannya, sejauh ini belum ada hambatan berarti.
"Saya rasa belum lihat ada kendala. Saya dapat laporan karena keterlambatan, karena COVID-19, peralatan terlambat, tenaga kerja nggak bisa kerja, kemudian juga ngangkut alat butuh 2-3 bulan," katanya.
Sementara itu, pihaknya berharap perlunya inisiatif pemerintah daerah untuk bersama-sama mengembangkan PLTSa tersebut. "Karena daerah yang merasakan lingkungan, kesehatan masyarakat. Inisiatif ini yang dibutuhkan," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan perjanjian jual beli listrik antara PLN dengan pemerintah sebesar 5 MW.
"Tapi bangunnya 8 MW karena ada 3 MW untuk internal konsumsi. Kami lihat pembangunannya berjalan baik sekali. Ini sebenarnya lesson learn-nya rukun agawe santosa, kolaborasi," kata Darmawan Prasodjo.
Baca juga: Gibran tekankan proyek PLTSa Putri Cempo Solo rampung 2022
"Ini energinya untuk kesehatan masyarakat dan pengelolaan lingkungan," katanya saat meninjau proyek PLTSa Putri Cempo Solo, Selasa.
Arifin Tasrif mengatakan saat ini proyek PLTSa yang sedang dalam proses pembangunan ada di Solo dan Surabaya. Selain itu, dikatakannya, menyusul kota-kota lain di Indonesia.
Baca juga: PLN optimalkan pembelian energi hasil PLT Sampah Surakarta
"Ini (Solo) baru yang kedua. Rencananya kan ada 12, Cempo ini yang kedua. Pertama di Benowo, Surabaya. Untuk teknologinya juga lain, di sini teknologinya gasifying (gasifikasi), sedangkan di Benowo insenerator, dibakar. Kalau ini disekam," katanya.
Disinggung mengenai proyek serupa di kota lain yang perkembangannya paling mendekati Solo dan Surabaya, dikatakannya, di DKI Jakarta. "Masih banyak harus mengejar. Makanya kami datangi satu-satu," katanya.
Terkait dengan proses pengembangan PLTSa sendiri, dikatakannya, sejauh ini belum ada hambatan berarti.
"Saya rasa belum lihat ada kendala. Saya dapat laporan karena keterlambatan, karena COVID-19, peralatan terlambat, tenaga kerja nggak bisa kerja, kemudian juga ngangkut alat butuh 2-3 bulan," katanya.
Sementara itu, pihaknya berharap perlunya inisiatif pemerintah daerah untuk bersama-sama mengembangkan PLTSa tersebut. "Karena daerah yang merasakan lingkungan, kesehatan masyarakat. Inisiatif ini yang dibutuhkan," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan perjanjian jual beli listrik antara PLN dengan pemerintah sebesar 5 MW.
"Tapi bangunnya 8 MW karena ada 3 MW untuk internal konsumsi. Kami lihat pembangunannya berjalan baik sekali. Ini sebenarnya lesson learn-nya rukun agawe santosa, kolaborasi," kata Darmawan Prasodjo.
Baca juga: Gibran tekankan proyek PLTSa Putri Cempo Solo rampung 2022