Solo (ANTARA) - Ratusan warga Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, mengungsi usai rumah mereka terendam banjir akibat meluapnya Kali Jenes pada Jumat (21/1) petang.
Salah satu warga RT 01/RW 14 Kampung Totosari, Kelurahan Pajang Erna di Solo, Sabtu mengatakan air dari Kali Jenes tersebut mulai masuk ke rumahnya sekitar pukul 17.00 WIB. Ia mengatakan air naik cukup cepat hingga di atas lutut.
"Kemudian saya sekeluarga mengungsi di gedung depan rumah karena lebih tinggi, jadi tidak kena banjir," katanya.
Surut
Ia mengatakan air tersebut mulai surut sekitar pukul 22.00 WIB. Selanjutnya, warga masuk kembali ke rumah masing-masing. Menurut dia, pihak kelurahan dan kecamatan juga sudah memastikan kondisi warga.
Ia mengatakan kejadian tersebut bukan kali ini saja terjadi. Ia mengatakan kejadian banjir sebelum kali itu terjadi sekitar 3-4 tahun lalu.
Warga lain, Mulyoko mengatakan air masuk ke rumah-rumah warga hingga ketinggian 1,5 meter. Akibatnya, ratusan warga mengungsi di bagian tanggul sungai dan Balai Donowarih yang ada di dalam kawasan kampung tersebut.
"Jam 11 malam (23.00 WIB) mulai surut. Memang kalau Boyolali hujan deras, meski di sini hanya gerimis pasti sungai banjir," katanya.
Ia mengatakan di kampung tersebut ada sebanyak 71 kepala keluarga yang terdampak oleh meluapnya air di Kali Jenes.
"Sebagian warga tidak mengungsi karena rumahnya sudah tingkat, jadi mereka naik ke lantai dua," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPB) Kota Surakarta Nico Agus Putranto mengatakan rumah warga yang terendam banjir berada di beberapa lokasi yang dilintasi Kali Jenes.
Terkait terjadinya banjir tersebut, ia mengatakan pada Jumat (21/1) memang mayoritas wilayah di Soloraya terjadi hujan lebat.
"Air dan banjir di Surakarta, salah satunya juga karena intensitas hujan lebat dan juga ada pengiriman debit air dari Boyolali yang juga hujan lebat," katanya.
Salah satu warga RT 01/RW 14 Kampung Totosari, Kelurahan Pajang Erna di Solo, Sabtu mengatakan air dari Kali Jenes tersebut mulai masuk ke rumahnya sekitar pukul 17.00 WIB. Ia mengatakan air naik cukup cepat hingga di atas lutut.
"Kemudian saya sekeluarga mengungsi di gedung depan rumah karena lebih tinggi, jadi tidak kena banjir," katanya.
Surut
Ia mengatakan air tersebut mulai surut sekitar pukul 22.00 WIB. Selanjutnya, warga masuk kembali ke rumah masing-masing. Menurut dia, pihak kelurahan dan kecamatan juga sudah memastikan kondisi warga.
Ia mengatakan kejadian tersebut bukan kali ini saja terjadi. Ia mengatakan kejadian banjir sebelum kali itu terjadi sekitar 3-4 tahun lalu.
Warga lain, Mulyoko mengatakan air masuk ke rumah-rumah warga hingga ketinggian 1,5 meter. Akibatnya, ratusan warga mengungsi di bagian tanggul sungai dan Balai Donowarih yang ada di dalam kawasan kampung tersebut.
"Jam 11 malam (23.00 WIB) mulai surut. Memang kalau Boyolali hujan deras, meski di sini hanya gerimis pasti sungai banjir," katanya.
Ia mengatakan di kampung tersebut ada sebanyak 71 kepala keluarga yang terdampak oleh meluapnya air di Kali Jenes.
"Sebagian warga tidak mengungsi karena rumahnya sudah tingkat, jadi mereka naik ke lantai dua," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPB) Kota Surakarta Nico Agus Putranto mengatakan rumah warga yang terendam banjir berada di beberapa lokasi yang dilintasi Kali Jenes.
Terkait terjadinya banjir tersebut, ia mengatakan pada Jumat (21/1) memang mayoritas wilayah di Soloraya terjadi hujan lebat.
"Air dan banjir di Surakarta, salah satunya juga karena intensitas hujan lebat dan juga ada pengiriman debit air dari Boyolali yang juga hujan lebat," katanya.