Semarang (ANTARA) -
Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menyambut baik langkah pemerintah dalam upaya menstabilkan harga minyak goreng di pasaran dengan memberikan subsidi sehingga dijual dengan harga Rp14.000 per liter.

Salah satu pedagang pecel dan gorengan asal Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Semarang, Rohan (50) berharap program subsidi yang dibuat oleh pemerintah dapat menurunkan harga minyak goreng di pasaran.

"Ya senanglah kalau disubsidi, Alhamdulillah sekali, jadi harga minyak goreng bisa turun di pasaran," katanya di sela acara "usAHA Borong Usaha" yang diadakan oleh UMKM usAHA binaan Airlangga Hartarto di Alun-Alun Bung Karno, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jumat (14/1).

Sejak harga minyak goreng naik, dirinya harus menambah modal untuk membeli minyak goreng, sedangkan dagangannya cenderung tidak laku.

Sebelum harga minyak goreng naik, Rohan mampu membuat sebanyak 5 kilogram gorengan, sekarang hanya bisa membuat paling banyak 3 kg gorengan.

Oleh karena itu, keuntungan yang diperoleh pun hanya pas-pasan untuk menghidupi istri dan tiga anaknya, bahkan agar tidak rugi, Rohan juga terpaksa untuk mengurangi porsi pecel dan gorengannya karena tak berani menaikkan harga dagangannya.

"Gak sanggup beli minyaknya, makin banyak keluar modal, untungnya cuma sedikit," ujarnya sambil berharap agar subsidi minyak goreng bisa segera direalisasikan.

Hal senada juga disampaikan oleh Pipit (37), pedagang batagor dan siomay asal Kabupaten Semarang yang berharap program subsidi minyak goreng segera terealisasi karena menurutnya, program tersebut mampu menstabilkan harga

Ibu dari dua anak itu menjelaskan, saat ini harga minyak goreng di pasaran mencapai Rp22.000 per liter harga itu naik dari sebelumnya yang hanya Rp11.000 per liter.

Kenaikan harga minyak tersebut terpaksa membuat Pipit mengeluarkan modal berdagang lebih banyak dari sebelumnya, dengan untung yang minim.

"Ya semoga subsidi minyak goreng bisa cepat diterapin, biar harga minyak itu stabil lagi," kata Pipit.

Sebelumnya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan pemerintah telah mengambil kebijakan penyediaan minyak goreng untuk masyarakat dengan harga Rp14.000,00 per liter di tingkat konsumen yang berlaku di seluruh Indonesia.

Minyak goreng kemasan sederhana dengan harga khusus tersebut akan disediakan sebanyak 1,2 miliar liter selama jangka waktu enam bulan dan dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.

Anggaran yang disediakan untuk subsidi minyak goreng sebesar Rp3,6 triliun yang berasal dari anggaran Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) pada 2022 ini.

Pewarta : Wisnu A.N
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024