Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah terus meningkatkan program mitigasi atau pengurangan risiko bencana menjelang puncak musim hujan yang diprakirakan terjadi pada periode Januari - Februari 2022.
"Mitigasi terus diperkuat sebagai bagian dari kesiapsiagaan menghadapi puncak musim hujan 2022," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Banjarnegara R. Saritomo ketika dihubungi dari Purwokerto, Rabu.
Dia mengatakan kesiapsiagaan menghadapi puncak musim hujan 2022 guna mengantisipasi bencana tanah longsor atau tanah bergerak serta bencana hidrometeorologi lainnya yang berpotensi meningkat pada puncak musim hujan.
Baca juga: Angin kencang terjang beberapa desa di Kudus
"Terkait hal tersebut kami telah mempersiapkan sejumlah strategi mitigasi yakni menyiagakan peralatan dan juga personel yang tergabung dalam tim reaksi cepat.
Dia menambahkan para personel yang tergabung dalam tim reaksi cepat akan siaga selama 24 jam untuk memantau keadaan wilayah terutama daerah rawan longsor.
"Tim reaksi cepat ini juga akan bersiaga jika sewaktu-waktu ada laporan dari masyarakat terkait dengan kejadian suatu bencana di wilayahnya," katanya.
Dia mengatakan upaya strategis terkait dengan mitigasi bencana sangat perlu dilakukan karena sejumlah wilayah di Banjarnegara merupakan area perbukitan yang dikhawatirkan rawan terjadi longsor.
"Banjarnegara merupakan wilayah dengan potensi bencana yang tinggi terutama bencana longsor, mengingat banyak wilayah perbukitan sehingga kami terus mengingatkan masyarakat yang tinggal di area lereng atau perbukitan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Dia menambahkan pihaknya juga telah mempersiapkan berbagai logistik, peralatan dan perlengkapan sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam mengantisipasi dan menangani bencana longsor.
"Selain itu kami juga melakukan pemantauan bersama pihak-pihak terkait sampai dengan tingkat desa terhadap terjadinya ancaman bencana longsor yang bisa terjadi sewaktu-waktu," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga melakukan koordinasi ketat dengan relawan-relawan penanggulangan bencana yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara.
"Dengan demikian jika suatu saat terjadi kejadian bencana maka diharapkan secepat mungkin akan bisa diatasi dengan baik," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga terus melakukan sosialisasi dan memberikan informasi serta edukasi kepada seluruh masyarakat di wilayah setempat.
"Kami berupaya meningkatkan kewaspadaan masyarakat dengan terus memberikan informasi, edukasi dan sosialisasi baik secara langsung maupun melalui media sosial," katanya.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, tambah dia, juga terus mengintensifkan dan memperkuat sinergi lintas sektor dalam penguatan kapasitas kebencanaan.
"Upaya pengurangan risiko bencana di Kabupaten Banjarnegara melibatkan berbagai pihak di bawah koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah," katanya.
Baca juga: Pakar: Mitigasi banjir perlu dijadikan program prioritas pada 2022
"Mitigasi terus diperkuat sebagai bagian dari kesiapsiagaan menghadapi puncak musim hujan 2022," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Banjarnegara R. Saritomo ketika dihubungi dari Purwokerto, Rabu.
Dia mengatakan kesiapsiagaan menghadapi puncak musim hujan 2022 guna mengantisipasi bencana tanah longsor atau tanah bergerak serta bencana hidrometeorologi lainnya yang berpotensi meningkat pada puncak musim hujan.
Baca juga: Angin kencang terjang beberapa desa di Kudus
"Terkait hal tersebut kami telah mempersiapkan sejumlah strategi mitigasi yakni menyiagakan peralatan dan juga personel yang tergabung dalam tim reaksi cepat.
Dia menambahkan para personel yang tergabung dalam tim reaksi cepat akan siaga selama 24 jam untuk memantau keadaan wilayah terutama daerah rawan longsor.
"Tim reaksi cepat ini juga akan bersiaga jika sewaktu-waktu ada laporan dari masyarakat terkait dengan kejadian suatu bencana di wilayahnya," katanya.
Dia mengatakan upaya strategis terkait dengan mitigasi bencana sangat perlu dilakukan karena sejumlah wilayah di Banjarnegara merupakan area perbukitan yang dikhawatirkan rawan terjadi longsor.
"Banjarnegara merupakan wilayah dengan potensi bencana yang tinggi terutama bencana longsor, mengingat banyak wilayah perbukitan sehingga kami terus mengingatkan masyarakat yang tinggal di area lereng atau perbukitan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Dia menambahkan pihaknya juga telah mempersiapkan berbagai logistik, peralatan dan perlengkapan sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam mengantisipasi dan menangani bencana longsor.
"Selain itu kami juga melakukan pemantauan bersama pihak-pihak terkait sampai dengan tingkat desa terhadap terjadinya ancaman bencana longsor yang bisa terjadi sewaktu-waktu," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga melakukan koordinasi ketat dengan relawan-relawan penanggulangan bencana yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara.
"Dengan demikian jika suatu saat terjadi kejadian bencana maka diharapkan secepat mungkin akan bisa diatasi dengan baik," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga terus melakukan sosialisasi dan memberikan informasi serta edukasi kepada seluruh masyarakat di wilayah setempat.
"Kami berupaya meningkatkan kewaspadaan masyarakat dengan terus memberikan informasi, edukasi dan sosialisasi baik secara langsung maupun melalui media sosial," katanya.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, tambah dia, juga terus mengintensifkan dan memperkuat sinergi lintas sektor dalam penguatan kapasitas kebencanaan.
"Upaya pengurangan risiko bencana di Kabupaten Banjarnegara melibatkan berbagai pihak di bawah koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah," katanya.
Baca juga: Pakar: Mitigasi banjir perlu dijadikan program prioritas pada 2022