Stockholm (ANTARA) - Putri Mahkota Swedia Victoria dinyatakan positif terkena COVID-19 dan mengalami gejala ringan, demikian diumumkan istana kerajaan, Sabtu.
Victoria, kata istana, sudah divaksin dosis penuh anti-COVID.
Sebelumnya pada awal pekan ini, raja dan ratu Swedia juga dipastikan terinfeksi COVID.
Istana Kerajaan mengatakan melalui pernyataan bahwa Putri Victoria, yang berusia 44 tahun, sedang menjalani karantina di kediamannya bersama keluarganya.
Victoria sebelumnya pernah juga terpapar COVID.
"Putri mahkota, yang sudah divaksin penuh, mengalami gejala flu tapi selain itu merasa sehat," kata istana. "Pelacakan kontak sudah dimulai."
Victoria dan kedua orang tuannya terkena COVID-19 di tengah gelombang keempat penyebaran penyakit itu, yang dipicu oleh varian yang sangat menular, Omicron.
Akibat Omicron, Swedia telah berkali-kali melaporkan rekor kasus harian COVID-19.
Jumlah orang yang harus dirawat karena COVID juga telah meningkat tajam sehingga membebani sistem layanan kesehatan negara itu.
Namun, angka rawat inap tersebut masih cukup rendah dibandingkan pada puncaknya selama gelombang-gelombang sebelumnya.
Angka kematian akibat COVID-19 juga masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Sumber: Reuters
Victoria, kata istana, sudah divaksin dosis penuh anti-COVID.
Sebelumnya pada awal pekan ini, raja dan ratu Swedia juga dipastikan terinfeksi COVID.
Istana Kerajaan mengatakan melalui pernyataan bahwa Putri Victoria, yang berusia 44 tahun, sedang menjalani karantina di kediamannya bersama keluarganya.
Victoria sebelumnya pernah juga terpapar COVID.
"Putri mahkota, yang sudah divaksin penuh, mengalami gejala flu tapi selain itu merasa sehat," kata istana. "Pelacakan kontak sudah dimulai."
Victoria dan kedua orang tuannya terkena COVID-19 di tengah gelombang keempat penyebaran penyakit itu, yang dipicu oleh varian yang sangat menular, Omicron.
Akibat Omicron, Swedia telah berkali-kali melaporkan rekor kasus harian COVID-19.
Jumlah orang yang harus dirawat karena COVID juga telah meningkat tajam sehingga membebani sistem layanan kesehatan negara itu.
Namun, angka rawat inap tersebut masih cukup rendah dibandingkan pada puncaknya selama gelombang-gelombang sebelumnya.
Angka kematian akibat COVID-19 juga masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Sumber: Reuters