Jakarta (ANTARA) - Antonio Conte mengatakan bahwa tugas terbesarnya saat ini adalah mengubah aspek mentalitas Tottenham Hotspur, yang dinilainya mempengaruhi hasil imbang 1-1 melawan Southampton dalam lanjutan Liga Inggris di St. Mary's, Selasa malam tadi.
Juru taktik asal Italia itu mengakui bahwa lawan mereka tampil lebih baik di babak pertama dan para pemainnya baru bereaksi setelah tertinggal lebih dulu.
"Kami harus memperbaiki aspek mentalitas ini, mengapa kami harus ditampar dulu untuk bereaksi," kata Conte selepas laga dikutip dari laman resmi Tottenham.
"Ini tugas besar yang menunggu, mengubah mentalitas dan terus meningkatkan banyak aspek lainnya, sebab setelah kebobolan, kami baru bisa bermain baik. Sekali lagi saya ulangi, kenapa harus ditampar dulu untuk bereaksi?" ujarnya menambahkan.
Tottenham tertinggal lebih dulu akibat gol kapten Southampton James Ward-Prowse dan baru bisa membalas melalui eksekusi penalti Harry Kane.
Penalti itu tiba berbarengan dengan kartu kuning kedua untuk Mohammed Salisu, yang memberi keuntungan bagi Tottenham hanya menghadapi sepuluh pemain Southampton di sisa laga.
Sayangnya, keuntungan itu gagal dimanfaatkan dengan optimal dan dua gol yang berhasil dicetak Tottenham juga berakhir dianulir karena VAR.
Conte mengaku aspek kelelahan main tiga laga beruntun dalam waktu kurang dari sepekan cukup mempengaruhi permainan timnya, tetapi ia tetap kecewa gagal memanfaatkan ketimpangan jumlah pemain.
"Kami cukup frustrasi dengan hasil akhir laga. Sungguh disayangkan karena kami mendapatkan situasi hanya melawan sepuluh pemain," katanya.
"Ketika hal itu terjadi, seharusnya bisa dieksploitasi 100 persen untuk merengkuh tiga poin penuh. Hari ini, kami kelelahan dan karena situasi lainnya banyak melakukan kesalahan," tutup Conte.
Satu-satunya penghiburan dari hasil imbang melawan Southampton adalah Conte menorehkan rekor baru sebagai pelatih Tottenham pertama yang melewati tujuh pertandingan liga pertamanya tanpa kekalahan.
Tottenham kini menempati urutan keenam klasemen dengan koleksi 30 poin dan selanjutnya akan membuka tahun 2022 saat bertandang ke markas Watford pada Sabtu (1/1).
Juru taktik asal Italia itu mengakui bahwa lawan mereka tampil lebih baik di babak pertama dan para pemainnya baru bereaksi setelah tertinggal lebih dulu.
"Kami harus memperbaiki aspek mentalitas ini, mengapa kami harus ditampar dulu untuk bereaksi," kata Conte selepas laga dikutip dari laman resmi Tottenham.
"Ini tugas besar yang menunggu, mengubah mentalitas dan terus meningkatkan banyak aspek lainnya, sebab setelah kebobolan, kami baru bisa bermain baik. Sekali lagi saya ulangi, kenapa harus ditampar dulu untuk bereaksi?" ujarnya menambahkan.
Tottenham tertinggal lebih dulu akibat gol kapten Southampton James Ward-Prowse dan baru bisa membalas melalui eksekusi penalti Harry Kane.
Penalti itu tiba berbarengan dengan kartu kuning kedua untuk Mohammed Salisu, yang memberi keuntungan bagi Tottenham hanya menghadapi sepuluh pemain Southampton di sisa laga.
Sayangnya, keuntungan itu gagal dimanfaatkan dengan optimal dan dua gol yang berhasil dicetak Tottenham juga berakhir dianulir karena VAR.
Conte mengaku aspek kelelahan main tiga laga beruntun dalam waktu kurang dari sepekan cukup mempengaruhi permainan timnya, tetapi ia tetap kecewa gagal memanfaatkan ketimpangan jumlah pemain.
"Kami cukup frustrasi dengan hasil akhir laga. Sungguh disayangkan karena kami mendapatkan situasi hanya melawan sepuluh pemain," katanya.
"Ketika hal itu terjadi, seharusnya bisa dieksploitasi 100 persen untuk merengkuh tiga poin penuh. Hari ini, kami kelelahan dan karena situasi lainnya banyak melakukan kesalahan," tutup Conte.
Satu-satunya penghiburan dari hasil imbang melawan Southampton adalah Conte menorehkan rekor baru sebagai pelatih Tottenham pertama yang melewati tujuh pertandingan liga pertamanya tanpa kekalahan.
Tottenham kini menempati urutan keenam klasemen dengan koleksi 30 poin dan selanjutnya akan membuka tahun 2022 saat bertandang ke markas Watford pada Sabtu (1/1).