Semarang (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta baitul mal wattamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah mampu memanfaatkan secara maksimal potensi pasar keuangan syariah yang tinggi di Indonesia.
"Potensi pasar keuangan syariah yang tinggi diharapkan dapat dimanfaatkan BMT dengan mengikuti perubahan zaman dan mengedepankan compliance, serta turut serta fokus pada pemberdayaan koperasi UMKM dan optimalisasi dana sosial Islam," katanya pada Silaturahmi Nasional Perhimpunan BMT Indonesia di Kota Semarang, Jateng, Kamis.
Pada acara yang dibuka resmi Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin secara daring, Teten menyebut jika sinergi dan kolaborasi dengan BMT untuk meningkatkan kapasitas usaha mikro dan kecil di Indonesia harus terus ditingkatkan.
Apalagi, keuangan Islam menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat di industri keuangan global yang melampaui pasar keuangan konvensional.
Nilai aset keuangan syariah diperkirakan meningkat 13,9 persen pada 2019 dari 2,52 triliun dolar AS menjadi 2,88 triliun dolar AS berdasarkan The State of the Global Islamic Economy Report 2020/2021.
Teten pun berharap para pelaku usaha mikro dan kecil bisa dikonsolidasikan dalam wadah koperasi yang kelembagaan koperasinya akan diperkuat sehingga mampu membeli produk anggota.
"Di sini, koperasi berperan sebagai offtaker, permodalan koperasi akan diperkuat LPDB KUMKM," ujarnya.
Dengan demikian, pelaku usaha kecil dan mikro, petani, atau peternak, tidak lagi memikirkan pemasaran bagi produknya dan bisa fokus untuk mengurus kebun dan kualitas produknya.
Menurut Teten, koperasi bisa juga mendirikan pusat distribusi untuk memasok kebutuhan warung-warung rakyat agar mendapatkan harga yang kompetitif sehingga warung-warung itu bisa bersaing dengan minimarket modern.
Bahkan, ke depan, Teten akan terus mengembangkan koperasi masuk ke sektor produksi, tidak hanya perdagangan saja.
"Kita melihat banyak potensi yang bisa dikembangkan lewat koperasi produksi, kita kaya akan buah tropis, herbal, hasil laut, dan sebagainya," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Perhimpunan BMT Indonesia Mursida Rambe memaparkan bahwa pihaknya sudah memiliki anggota sebanyak 324 BMT dengan tiga juta orang anggota dan 1.315 kantor.
"Total aset kita Rp12 triliun dan simpanan sebesar Rp10 triliun, dengan jumlah pembiayaan BMT sudah mencapai Rp7,82 triliun," ujarnya.
Tahun depan, lanjut Mursida, Perhimpunan BMT akan terus konsolidasi penguatan infrastruktur agar koperasi-koperasi anggota menjadi sehat, kuat, dan berkualitas.
Untuk mencapai itu, Mursida merujuk beberapa hal yang harus dilakukan di antaranya, standar kelembagaan koperasi terpenuhi, sesuai dengan peraturan yang ada, standar sumber daya manusia terpenuhi, sistem sosial bagus, digitalisasi sistem, sistem pengamanan anggota, hingga sistem permodalan.
"Maka, sinergisitas BMT harus terus dijaga dan dikembangkan," kata Mursida.
"Potensi pasar keuangan syariah yang tinggi diharapkan dapat dimanfaatkan BMT dengan mengikuti perubahan zaman dan mengedepankan compliance, serta turut serta fokus pada pemberdayaan koperasi UMKM dan optimalisasi dana sosial Islam," katanya pada Silaturahmi Nasional Perhimpunan BMT Indonesia di Kota Semarang, Jateng, Kamis.
Pada acara yang dibuka resmi Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin secara daring, Teten menyebut jika sinergi dan kolaborasi dengan BMT untuk meningkatkan kapasitas usaha mikro dan kecil di Indonesia harus terus ditingkatkan.
Apalagi, keuangan Islam menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat di industri keuangan global yang melampaui pasar keuangan konvensional.
Nilai aset keuangan syariah diperkirakan meningkat 13,9 persen pada 2019 dari 2,52 triliun dolar AS menjadi 2,88 triliun dolar AS berdasarkan The State of the Global Islamic Economy Report 2020/2021.
Teten pun berharap para pelaku usaha mikro dan kecil bisa dikonsolidasikan dalam wadah koperasi yang kelembagaan koperasinya akan diperkuat sehingga mampu membeli produk anggota.
"Di sini, koperasi berperan sebagai offtaker, permodalan koperasi akan diperkuat LPDB KUMKM," ujarnya.
Dengan demikian, pelaku usaha kecil dan mikro, petani, atau peternak, tidak lagi memikirkan pemasaran bagi produknya dan bisa fokus untuk mengurus kebun dan kualitas produknya.
Menurut Teten, koperasi bisa juga mendirikan pusat distribusi untuk memasok kebutuhan warung-warung rakyat agar mendapatkan harga yang kompetitif sehingga warung-warung itu bisa bersaing dengan minimarket modern.
Bahkan, ke depan, Teten akan terus mengembangkan koperasi masuk ke sektor produksi, tidak hanya perdagangan saja.
"Kita melihat banyak potensi yang bisa dikembangkan lewat koperasi produksi, kita kaya akan buah tropis, herbal, hasil laut, dan sebagainya," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Perhimpunan BMT Indonesia Mursida Rambe memaparkan bahwa pihaknya sudah memiliki anggota sebanyak 324 BMT dengan tiga juta orang anggota dan 1.315 kantor.
"Total aset kita Rp12 triliun dan simpanan sebesar Rp10 triliun, dengan jumlah pembiayaan BMT sudah mencapai Rp7,82 triliun," ujarnya.
Tahun depan, lanjut Mursida, Perhimpunan BMT akan terus konsolidasi penguatan infrastruktur agar koperasi-koperasi anggota menjadi sehat, kuat, dan berkualitas.
Untuk mencapai itu, Mursida merujuk beberapa hal yang harus dilakukan di antaranya, standar kelembagaan koperasi terpenuhi, sesuai dengan peraturan yang ada, standar sumber daya manusia terpenuhi, sistem sosial bagus, digitalisasi sistem, sistem pengamanan anggota, hingga sistem permodalan.
"Maka, sinergisitas BMT harus terus dijaga dan dikembangkan," kata Mursida.