Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo mengagumi konsep yang ditawarkan Rumah Atsiri di Tawangmangu, Jawa Tengah, sebagai destinasi wisata kesehatan di Indonesia.
Angela menyampaikan rasa kagumnya pada museum minyak atsiri yang menyajikan sejarah minyak atsiri dari sebelum Masehi hingga tahun 2000-an.
“Museum ini juga memamerkan peralatan dan perlengkapan asli untuk membuat minyak atsiri. Penyampaian informasi sejarahnya juga dengan cara yang menarik,” ujar Angela dikutip dari siaran resmi, Minggu.
Di museum ini, wisatawan dapat mengikuti perjalanan penemuan minyak atsiri dan penyebarannya di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Rumah Atsiri ini merupakan tempat wisata kesehatan yang mengolah tanaman aromatik untuk dibuat minyak atsiri atau minyak esensial. Kawasan ini menawarkan fasilitas MICE butik, sejumlah atraksi, fasilitas seperti kebun tanaman atsiri, fasilitas laboratorium, rumah produksi, pusat pelatihan, restoran, toko, glamping, dan juga museum.
Angela mengapresiasi konsep yang dihadirkan di Rumah Atsiri. Menurut dia, fasilitas dan atraksi yang dihadirkan di Rumah Atsiri menarik dan ramah untuk anak-anak.
Rumah Atsiri memiliki laboratorium sains yang lengkap, dan menjadi penyelenggara beragam kelas minyak atsiri dan program-program yang sesuai untuk TK hingga SMA. Laboratorium ini menyediakan kesempatan untuk bereksperimen membuat produk turunan dengan minyak atsiri sesuai dengan kemampuan wisatawan.
“Di Rumah Atsiri lengkap sekali ya, atraksi yang dihadirkan untuk wisatawan juga beragam. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa bisa menikmati atraksi dan fasilitas di Rumah Atsiri, seperti membuat sabun, slime, dengan aroma yang bisa mereka pilih sendiri,” katanya.
Angela berharap Rumah Atsiri dapat terus berkembang sehingga bisa dijadikan contoh sebagai destinasi wisata kesehatan unggulan sekaligus pemicu pelaku pariwisata lainnya untuk turut berkembang.
Dalam kunjungan ini Wamenparekraf Angela didampingi oleh Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event), Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani.
Angela menyampaikan rasa kagumnya pada museum minyak atsiri yang menyajikan sejarah minyak atsiri dari sebelum Masehi hingga tahun 2000-an.
“Museum ini juga memamerkan peralatan dan perlengkapan asli untuk membuat minyak atsiri. Penyampaian informasi sejarahnya juga dengan cara yang menarik,” ujar Angela dikutip dari siaran resmi, Minggu.
Di museum ini, wisatawan dapat mengikuti perjalanan penemuan minyak atsiri dan penyebarannya di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Rumah Atsiri ini merupakan tempat wisata kesehatan yang mengolah tanaman aromatik untuk dibuat minyak atsiri atau minyak esensial. Kawasan ini menawarkan fasilitas MICE butik, sejumlah atraksi, fasilitas seperti kebun tanaman atsiri, fasilitas laboratorium, rumah produksi, pusat pelatihan, restoran, toko, glamping, dan juga museum.
Angela mengapresiasi konsep yang dihadirkan di Rumah Atsiri. Menurut dia, fasilitas dan atraksi yang dihadirkan di Rumah Atsiri menarik dan ramah untuk anak-anak.
Rumah Atsiri memiliki laboratorium sains yang lengkap, dan menjadi penyelenggara beragam kelas minyak atsiri dan program-program yang sesuai untuk TK hingga SMA. Laboratorium ini menyediakan kesempatan untuk bereksperimen membuat produk turunan dengan minyak atsiri sesuai dengan kemampuan wisatawan.
“Di Rumah Atsiri lengkap sekali ya, atraksi yang dihadirkan untuk wisatawan juga beragam. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa bisa menikmati atraksi dan fasilitas di Rumah Atsiri, seperti membuat sabun, slime, dengan aroma yang bisa mereka pilih sendiri,” katanya.
Angela berharap Rumah Atsiri dapat terus berkembang sehingga bisa dijadikan contoh sebagai destinasi wisata kesehatan unggulan sekaligus pemicu pelaku pariwisata lainnya untuk turut berkembang.
Dalam kunjungan ini Wamenparekraf Angela didampingi oleh Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event), Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani.