Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan seluruh kepala daerah mempercepat vaksinasi COVID-19 agar kegiatan masyarakat, termasuk kegiatan perekonomian, dapat pulih dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Perlu saya ingatkan untuk daerah-daerah yang vaksinasinya masih rendah, masih di bawah 50 (persen) agar dikejar untuk bisa mencapai di atas 50 (persen) pada bulan November 2021," kata Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan kepada para kepala daerah se-Indonesia secara virtual di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (25/10), sebagaimana siaran pers Biro Pers Sekretariat Presiden di Jakarta, Selasa.
Percepatan vaksinasi COVID-19 juga diperlukan agar target vakinsasi nasional sebesar 70 persen dari jumlah penduduk di akhir 2021 dapat tercapai sehingga mendorong terciptanya kekebalan komunal (herd immunity).
Hingga Senin (25/10), kata Presiden, penyuntikan vaksin COVID-19 di Indonesia telah mencapai 182 juta dosis, yaitu 54 persen dosis pertama dan 32 persen dosis kedua.
"Bisa mencapai di atas 70 (persen) di akhir Desember, akhir tahun, karena ini penting sekali dalam kita menjaga, melindungi rakyat kita dari terpaparnya COVID-19, dan juga yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi," kata Presiden Jokowi.
Menurut Satuan Tugas Penanganan COVID-19, hingga data terakhir pada hari Senin (25/10), vaksinasi COVID-19 dosis pertama telah dilakukan kepada 113.424.379 orang, vaksinasi dosis kedua telah dilakukan kepada 68.264.009 orang, vaksinasi dosis ketiga telah dilakukan kepada 1.107.424 orang.
Untuk menjaga agar kasus COVID-19 tak kembali melonjak, Presiden meminta para kepala daerah berhati-hati dan mewaspadai kenaikan kasus sekecil apa pun di daerahnya.
"Meskipun kecil merangkak naik, tetap harus diwaspadai. Artinya apa? Kenaikan itu ada meskipun kecil. Oleh sebab itu, saya minta gubernur, pangdam, kapolda mengingatkan kepada bupati, wali kota, kepada kapolres dan juga dandim, danrem agar tetap meningkatkan kewaspadaan, memperkuat tracing (pelacakan) dan testing (pengujian), dan juga tes betul-betul kontak eratnya dengan siapa," kata Presiden Jokowi.