Kudus (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menggelar Festival Kopi Muria sebagai upaya mempromosikan kopi lokal dari lereng Pegunungan Muria Kudus serta potensi wisata lainnya kepada masyarakat, Sabtu.
"Festival Kopi Muria ini juga bagian dari upaya pemerintah melakukan pemulihan ekonomi masyarakat yang sebelumnya terdampak pandemi COVID-19," kata Bupati Kudus Hartopo usai membuka Festival Kopi Muria di Objek Wisata Pijar Park di Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kudus.
Untuk itu, kata dia, pemerintah akan turut hadir dan mendampingi pengembangan kopi muria, meliputi bantuan sarana dan prasarana, edukasi, serta pemasarannya.
Pada kesempatan tersebut, dia mengingatkan, agar peserta tetap mematuhi protokol kesehatan mulai dari memakai masker, mencuci pangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Mutrikah menambahkan Festival Kopi digelar selama 2 hari, yakni Sabtu (16/10) dan Minggu (17/10) dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang yang berasal dari Kudus dan luar daerah, sedangkan jenis perlombaannya, mulai dari lomba cupping, manual brew, dan late art.
Dengan adanya perlombaan tersebut, diharapkan para pecinta kopi dari luar daerah ikut menikmati cita rasa kopi muria sehingga nantinya timbul keinginan untuk membeli kopi lokal Kudus tersebut. Sehingga nantinya juga akan berdampak pada pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.
Salah satu peserta manual brewing asal Pati, Adelia mengakui mengikuti perlombaan ini untuk melihat seberapa jauh keahliannya dalam meracik kopi. Selain itu juga menjaring relasi antar penikmat kopi.
"Untuk persiapannya memang kurang maksimal, namun puas bisa ikut dalam perlombaan sekaligus sebagai pengalaman pertama kalinya. Kendalanya saat ikut lomba, harus pandai meracik kopi karena suhu di lokasi perlombaan cukup dingin," ujarnya.
Ia berharap Festival Kopi Muria ini bisa dijadikan agenda tahunan, sehingga nantinya jumlah pesertanya bisa makin bertambah dan memberikan kesempatan bagi pecinta kopi untuk unjuk kemampuan dalam meracik kopi.
"Festival Kopi Muria ini juga bagian dari upaya pemerintah melakukan pemulihan ekonomi masyarakat yang sebelumnya terdampak pandemi COVID-19," kata Bupati Kudus Hartopo usai membuka Festival Kopi Muria di Objek Wisata Pijar Park di Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kudus.
Untuk itu, kata dia, pemerintah akan turut hadir dan mendampingi pengembangan kopi muria, meliputi bantuan sarana dan prasarana, edukasi, serta pemasarannya.
Pada kesempatan tersebut, dia mengingatkan, agar peserta tetap mematuhi protokol kesehatan mulai dari memakai masker, mencuci pangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Mutrikah menambahkan Festival Kopi digelar selama 2 hari, yakni Sabtu (16/10) dan Minggu (17/10) dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang yang berasal dari Kudus dan luar daerah, sedangkan jenis perlombaannya, mulai dari lomba cupping, manual brew, dan late art.
Dengan adanya perlombaan tersebut, diharapkan para pecinta kopi dari luar daerah ikut menikmati cita rasa kopi muria sehingga nantinya timbul keinginan untuk membeli kopi lokal Kudus tersebut. Sehingga nantinya juga akan berdampak pada pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.
Salah satu peserta manual brewing asal Pati, Adelia mengakui mengikuti perlombaan ini untuk melihat seberapa jauh keahliannya dalam meracik kopi. Selain itu juga menjaring relasi antar penikmat kopi.
"Untuk persiapannya memang kurang maksimal, namun puas bisa ikut dalam perlombaan sekaligus sebagai pengalaman pertama kalinya. Kendalanya saat ikut lomba, harus pandai meracik kopi karena suhu di lokasi perlombaan cukup dingin," ujarnya.
Ia berharap Festival Kopi Muria ini bisa dijadikan agenda tahunan, sehingga nantinya jumlah pesertanya bisa makin bertambah dan memberikan kesempatan bagi pecinta kopi untuk unjuk kemampuan dalam meracik kopi.