Wonosobo (ANTARA) - Kementerian Pertanian gencar mengembangkan food estate di sejumlah daerah di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Wonosobo, kata Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Direktorat Jenderal Hortikultura Tommy Nugraha.

"Setelah Kalimantan, NTT dan Sumatera, Direktorat Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian RI kini berupaya menggarap Pulau Jawa sebagai food estate holtikultura," kata Tommy usai bertemu Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat di Wonosobo, Kamis.

Ia menuturkan pertemuan hari ini dengan bupati dan jajaran Pemkab Wonosobo untuk menyampaikan niat Kementerian Pertanian mengembangkan usaha budi daya tanaman holtikultura dengan konsep pertanian sebagai sistem industrial yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, modal serta organisasi dan manajemen modern atau populer dikenal dengan food estate.

Menurut dia pihaknya memilih Wonosobo dengan pertimbangan kondisi geografisnya cocok untuk mengembangkan tanaman hortikultura, seperti bawang merah, bawang putih, cabai, kentang, dan pembibitan cabai.

Melalui pertanian model food estate tersebut, katanya pemerintah berupaya menjaga agar harga produk pertanian terjaga stabil dan tidak sampai menimbulkan kerugian bagi petani.

"Kami dari Kementan berperan membawa off taker atau pembeli yang menjamin agar harga produk yang dihasilkan petani pada saat panen benar-benar sesuai dengan kesepakatan sehingga tidak terjadi lagi namanya petani rugi gara-gara harga jual tidak seimbang dengan harga produksi saat tanam," kata Tommy.

Ia menyampaikan pemilihan lokasi lahan tanam diserahkan kepada pemerintah daerah. Di Pulau Jawa, selain di Wonosobo proyeksi food estate holtikultura juga akan dikembangkan di Garut, Temanggung, dan Bantul.

Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengatakan istilah baru food estate ini akan menumbuhkan optimisme dan harapan baru terhadap produksi pertanian di Kabupaten Wonosobo yang selama ini menjadi salah satu sektor utama penopang perekonomian daerah.

Ia mengaku telah meminta kepada Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (Dinpaperkan) untuk benar-benar menyiapkan skema kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, petani dan juga pihak penjamin (Off Taker) agar nantinya semua merasakan keuntungan dari sistem baru tersebut.

"Bagian terpenting adalah adanya jaminan bahwa produk pertanian hortikultura di Kabupaten Wonosobo, khususnya yang berada di kawasan food estate sudah dijamin bakal terserap pasar dengan harga yang menguntungkan semua," katanya.

Kepala Dinas Paperkan Kabupaten Wonosobo Dwiyama SB mengatakan pihaknya telah memilih lokasi food estate di tiga wilayah, yaitu Kecamatan Kalikajar, Watumalang, dan Garung, kemudian ditambah satu wilayah lagi sebagai sentra pembibitan cabai di Kecamatan Sukoharjo.

"Lahan yang disiapkan sekitar 10 hektare untuk tanaman cabai monokultur di Lamuk Kalikajar dan 200 hektare model tanam tumpang sari," katanya.

Kemudian untuk demplot tanaman kentang disiapkan seluas 1 hektare.

Para petani yang masuk dalam skema kerjasama, menurut dia telah siap dengan model food estate dan tinggal mematangkan administratifnya saja.

"Kurang lebih sudah 90 persen persiapan food estate ini, sementara sisanya 10 persen adalah upaya mematangkan saja, termasuk di dalamnya mempelajari perjanjian kerja sama antara para pihak," katanya. ***1***

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024