Semarang (ANTARA) - Joko (45), seorang pengendara ojek online di Kota Semarang, memilih menggunakan Pertamax untuk menjaga kondisi mesin motor yang digunakannya lebih prima dan tidak terlalu banyak memakan biaya saat perawatan.
"Dari dulu pakai Pertamax karena tarikan motornya enak, jadi kerja juga lebih cepat dan tidak khawatir dengan mesin," katanya.
Manfaat yang dirasakan dengan menggunakan Pertamax, lanjut Joko, di antaranya sangat efisien dalam perawatan mesin, karena tidak harus selalu melakukan servis berat untuk motornya.
"Harga memang mahal sedikit, tapi sebanding dengan manfaat yang diperoleh. Saat belum menggunakan Pertamax, kerap servis motor sebulan sekali. Bahkan setiap servis selalu ada saja yang harus diganti. Kalau sekarang pakai Pertamax, servis paling dua bulan sekali dan itu pun hanya servis standar," cerita Joko.
Hal senada dikatakan Lutfi (32), rider ojek online Kota Semarang yang merasakan manfaat menggunakan Pertamax di antaranya menjadikan mobilitasnya meningkat karena mesin motor lebih aman.
"Kapasitas tangki 3,5 liter, jadi paling isi Rp25 ribu sampai Rp30 ribu untuk tiga hari. Selisih harga Pertamax dengan BBM di bawahnya tidak terlalu signifikan. Pertalite sekarang Rp7.850, selisihnya sama Pertamax hanya Rp1.350. Kalau pakai tiga sampai empat liter, selisihnya Rp4.000, tapi di mesin kan lebih aman," kata Lutfi.
Ketua Sedulur Grab Area Semarang Hariyadi (47) menyatakan mendukung penggunaan bahan bakar ramah lingkungan seperti Pertamax di kalangan ojek online, selain menyerahkan kembali pemilihan penggunaan BBM kepada masing-masing rider.
"Pemilihan bahan bakar kembali menjadi keputusan masing - masing rider, namun saat ini banyak yang sudah sadar bagaimana memilih bahan bakar yang tepat bagi kendaraan yang digunakan untuk kerja," katanya.
Menurut Hariyadi meski pilihan bahan bakar kendaraan menjadi keputusan masing-masing rider, tapi dirinya yakin para rider ojek sadar performa kendaraan menjadi nomor satu karena sebagai sarana mencari uang.
"Para rider ojek pun sudah pandai berhitung, bagaimana efek penggunaan BBM RON tinggi pada motornya. Pertamax kan RON 92, jadi otomatis pembakaran bagus dan ramah lingkungan. Ya... kami mendukung, walau saat ini belum semua pakai Pertamax," katanya.
Hariyadi menambahkan pemerintah perlu mendukung penggunaan Pertamax di kalangan pengendara ojek online, salah satunya menyediakan shelter khusus di SPBU agar lebih mudah menjalankan program BBM ramah lingkungan lebih tepat sasaran.
"Kalau ada shelter khusus, kan program subsidi atau pemberian voucher khusus bagi pengendara ojek online untuk menggunakan Pertamax bisa tepat sasaran," tutup Hariyadi.
"Dari dulu pakai Pertamax karena tarikan motornya enak, jadi kerja juga lebih cepat dan tidak khawatir dengan mesin," katanya.
Manfaat yang dirasakan dengan menggunakan Pertamax, lanjut Joko, di antaranya sangat efisien dalam perawatan mesin, karena tidak harus selalu melakukan servis berat untuk motornya.
"Harga memang mahal sedikit, tapi sebanding dengan manfaat yang diperoleh. Saat belum menggunakan Pertamax, kerap servis motor sebulan sekali. Bahkan setiap servis selalu ada saja yang harus diganti. Kalau sekarang pakai Pertamax, servis paling dua bulan sekali dan itu pun hanya servis standar," cerita Joko.
Hal senada dikatakan Lutfi (32), rider ojek online Kota Semarang yang merasakan manfaat menggunakan Pertamax di antaranya menjadikan mobilitasnya meningkat karena mesin motor lebih aman.
"Kapasitas tangki 3,5 liter, jadi paling isi Rp25 ribu sampai Rp30 ribu untuk tiga hari. Selisih harga Pertamax dengan BBM di bawahnya tidak terlalu signifikan. Pertalite sekarang Rp7.850, selisihnya sama Pertamax hanya Rp1.350. Kalau pakai tiga sampai empat liter, selisihnya Rp4.000, tapi di mesin kan lebih aman," kata Lutfi.
Ketua Sedulur Grab Area Semarang Hariyadi (47) menyatakan mendukung penggunaan bahan bakar ramah lingkungan seperti Pertamax di kalangan ojek online, selain menyerahkan kembali pemilihan penggunaan BBM kepada masing-masing rider.
"Pemilihan bahan bakar kembali menjadi keputusan masing - masing rider, namun saat ini banyak yang sudah sadar bagaimana memilih bahan bakar yang tepat bagi kendaraan yang digunakan untuk kerja," katanya.
Menurut Hariyadi meski pilihan bahan bakar kendaraan menjadi keputusan masing-masing rider, tapi dirinya yakin para rider ojek sadar performa kendaraan menjadi nomor satu karena sebagai sarana mencari uang.
"Para rider ojek pun sudah pandai berhitung, bagaimana efek penggunaan BBM RON tinggi pada motornya. Pertamax kan RON 92, jadi otomatis pembakaran bagus dan ramah lingkungan. Ya... kami mendukung, walau saat ini belum semua pakai Pertamax," katanya.
Hariyadi menambahkan pemerintah perlu mendukung penggunaan Pertamax di kalangan pengendara ojek online, salah satunya menyediakan shelter khusus di SPBU agar lebih mudah menjalankan program BBM ramah lingkungan lebih tepat sasaran.
"Kalau ada shelter khusus, kan program subsidi atau pemberian voucher khusus bagi pengendara ojek online untuk menggunakan Pertamax bisa tepat sasaran," tutup Hariyadi.