Kudus (ANTARA) - Penurunan harga jual telur ayam ras menjadi salah satu komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada bulan September 2021 yang mencapai 0,03 persen, kata Kepala Badan Pusat Statisitik (BPS) Kudus Rahmadi Agus Santosa.

"Turunnya harga telur ayam ras memang menjadi salah satu komoditas yang dominan memberikan andil deflasi sebesar 0,10 persen," ujarnya saat menggelar keterangan pers secara virtual  di Kudus, Senin.

Komoditas lainnya yang juga memberikan sumbangan deflasi ada bawang merah sebesar 0,04 persen, cabai merah sebesar 0,03 persen, cabai rawit sebesar 0,02 persen, dan daging ayam ras sebesar 0,01 persen.

Sementara komoditas lain yang dominan memberikan andil inflasi, di antaranya ada rokok kretek filter sebesar 0,09 persen, minyak goreng sebesar 0,02 persen, cumi-cumi dan pepaya masing-masing sebesar 0,01 persen.

Ia mengungkapkan harga minyak goreng mengalami kenaikan karena dipicu oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO), menyusul tingginya permintaan di pasar internasional, di tengah adanya kekhawatiran produksi CPO turun.

Dari sejumlah kelompok pengeluaran, kata dia, sumbangan terbesar terjadinya deflasi ditunjukkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau memberkan andil sebesar 0,11 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi, di antaranya kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,05 persen, kemudian kelompok perlengkapan.

Selanjutnya, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,02 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,02 persen, kelompok transportasi sebesar 0,01 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,0004 persen.

Tingkat deflasi di Kudus pada bulan September 2021, kata Agus, memang lebih rendah dibandingkan dengan Jateng mengalami deflasi sebesar 0,10 persen, sedangkan Nasional mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.

Selama Januari hingga September 2021, Kabupaten Kudus tercatat sudah empat kali mengalami deflasi, yakni di bulan April, Juni, Juli dan September.

Sedangkan dari enam kota Survei Biaya Hidup (SBH) di Jateng, tercatat ada dua kota yang mengalami inflasi dan selebihnya mengalami deflasi termasuk Kota Kudus.

Inflasi tertinggi, yakni di Kota Tegal sebesar 0,02 persen, disusul Kota Surakarta sebesar 0,01 persen. Sedangkan Kota Semarang, Kota Purwokerto, Kota Cilacap, dan Kota Kudus mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,14 persen, 0,13 persen, 0,12 persen, dan 0,03 persen.

Harga jual telur di pasaran sendiri saat ini berkisar Rp17.900 per kilogram. Sedangkan sebelumnya bisa mencapai Rp21.000/kg.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024