Sukoharjo (ANTARA) - Polres Sukoharjo menggelar sarasehan Lintas Agama dalam rangka mengantisipasi berkembangnya radikalisme dan anti-Pancasila di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa.
Pada acara tersebut, selain dihadiri Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, juga Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukoharjo H. Muh Mualim, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sukoharjo Zainul Abas, Wakil Sekretaris FKUB Kabupaten Sukoharjo Dominikus Linggarno, Ustaz Abdullah Ansori sekalu narasumber, serta Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sukoharjo H. Khomsun Nur Arif bertindak sebagai moderator.
Kepala Polres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengatakan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku, agama, ras, dan antargolongan. Keadaan tersebut dapat berpotensi menimbulkan konflik dan masalah keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Baca juga: Wagub Jateng: Kemakmuran masjid bisa tangkal radikalisme
Keanekaragaman Indonesia tersebut apabila tidak dikelola dengan baik, menurut Kapolres, dapat menimbulkan gesekan-gesekan yang justru kontraproduktif dengan pembangunan, baik ekonomi, sosial, maupun budaya.
Namun, kata AKBP Wahyu Nugroho, apabila keberagaman tersebut dapat dikelola dengan baik, akan menjadi potensi yang luar biasa, baik sumber daya manusia maupun sumber ekonomi.
Terkait dengan keberagaman tersebut, Polri dalam memelihara kamtibmas tidak dapat bekerja sendiri, tetapi memerlukan kerja sama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama menciptakan iklim kondusif di tengah masyarakat.
"Ketika iklim kondusif sudah tercipta, pembangunan dapat berkembang, baik ekonomi, sosial, maupun budaya. Maka, kemajuan dan kemakmuran masyarakat akan tercipta," katanya.
Kapolres mengingatkan masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan agar terhindar dari virus corona yang pada akhirnya pandemi COVID-19 berakhir di daerah ini.
Baca juga: Eks Napiter: Peran orang tua kunci cegah radikalisme kalangan muda
Baca juga: Rektor Undip sebut pemimpin PT hanya cari aman picu radikalisme di kampus
Baca juga: Kesbangpol Jateng gelar diskusi tangkal radikalisme di kalangan Sedulur Sikep
Pada acara tersebut, selain dihadiri Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, juga Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukoharjo H. Muh Mualim, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sukoharjo Zainul Abas, Wakil Sekretaris FKUB Kabupaten Sukoharjo Dominikus Linggarno, Ustaz Abdullah Ansori sekalu narasumber, serta Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sukoharjo H. Khomsun Nur Arif bertindak sebagai moderator.
Kepala Polres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengatakan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku, agama, ras, dan antargolongan. Keadaan tersebut dapat berpotensi menimbulkan konflik dan masalah keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Baca juga: Wagub Jateng: Kemakmuran masjid bisa tangkal radikalisme
Keanekaragaman Indonesia tersebut apabila tidak dikelola dengan baik, menurut Kapolres, dapat menimbulkan gesekan-gesekan yang justru kontraproduktif dengan pembangunan, baik ekonomi, sosial, maupun budaya.
Namun, kata AKBP Wahyu Nugroho, apabila keberagaman tersebut dapat dikelola dengan baik, akan menjadi potensi yang luar biasa, baik sumber daya manusia maupun sumber ekonomi.
Terkait dengan keberagaman tersebut, Polri dalam memelihara kamtibmas tidak dapat bekerja sendiri, tetapi memerlukan kerja sama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama menciptakan iklim kondusif di tengah masyarakat.
"Ketika iklim kondusif sudah tercipta, pembangunan dapat berkembang, baik ekonomi, sosial, maupun budaya. Maka, kemajuan dan kemakmuran masyarakat akan tercipta," katanya.
Kapolres mengingatkan masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan agar terhindar dari virus corona yang pada akhirnya pandemi COVID-19 berakhir di daerah ini.
Baca juga: Eks Napiter: Peran orang tua kunci cegah radikalisme kalangan muda
Baca juga: Rektor Undip sebut pemimpin PT hanya cari aman picu radikalisme di kampus
Baca juga: Kesbangpol Jateng gelar diskusi tangkal radikalisme di kalangan Sedulur Sikep