Semarang (ANTARA) -
Sanggar Greget di bawah asuhan Yoyok Bambang Priyambodo menciptakan Tari Kenthongan, Tari Serimpi Nyi Pandanaran, Tari Songsong Riwis, dan Tari Pariwisata Gumregah untuk memeringati Hari Pariwisata Sedunia tiap 27 September.

Keempat tarian yang diunggah di kanal YouTube Sanggar Greget tersebut menceritakan tentang keindahan wisata Indonesia, khususnya Provinsi Jawa Tengah.

Tari Pariwisata Gumregah yang diciptakan Sangghita Anjali sengaja diambil di Taman Lumbini, kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, ini menjadi bentuk kolaborasi antara seniman dengan objek wisata dalam sebuah karya tari sebagai wujud kerja sama dan gotong royong.

Terlihat tujuh penari tampil dengan latar belakang Candi Borobudur yang menjadi ikon wisata dunia dari Provinsi Jateng.

"Sengaja yang membawakan tujuh penari karena itu apresiasi dari sapta pesona pariwisata. Kemanan, kerertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan," kata Yoyok saat ditemui, Senin (27/9).

Tarian ini juga merupakan sebuah reportoar tari kreasi tradisi Jawa Tengah yang menggambarkan tentang gumregahnya atau bangkitnya kembali kepariwisataan setelah terpuruk dari pandemi COVID-19.

Sementara Tari Serimpi Nyi Pandanaran yang juga diciptakan Sangghita Anjali menceritakan tentang petilasan sejarah yang merupakan bagian dari industri pariwisata sehingga menjadi kolaborasi antara seni budaya dan objek wisata.

Tari Serimpi Nyi Pandanaran menyuguhkan tentang kisah istri Ki Ageng Pandanaran yang bernama Endang Sejanila.
Nyi Pandanaran merupakan anak dari Begawan Pragota yang tinggal di daerah Mugas, Kota Semarang, yang kini dijadikan tempat bernama Bergota.

"Berbicara soal pariwisata atau objek wisata, tentu tidak bisa lepas dari cerita sejarah. Nah, kami coba menyampaikan cerita-cerita tersbut lewat tarian," ujarnya.

Pada Tari Kenthongan, Yoyok menceritakan kehidupan masyarakat sehari-hari yang menggunakan "kenthongan" sebagai alat media informasi kepada seluruh warga dan masyarakat.

"Dalam penyusunan karya tari ini disajikan dalam bentuk gerak-gerak sederhana sebagai bentuk 'dolanan' anak," jelasnya.

Tari Songsong Riwis juga dibawakan anak-anak yang tampak menggunakan payung sebagai salah satu bentuk kolaborasi antara pengrajin payung dengan seniman atau budayawan sebagai wujud saling bekerja sama.

Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jateng Sinoeng Nugroho Rachmadi mengapresiasi empat tarian dari Sanggar Greget untuk menyambut Hari Pariwisata Sedunia.

Menurut dia, empat karya tari yang dipersembahkan untuk dunia ini bukan hanya dari Jateng, tapi Indonesia.

"Kolaborasi seni dan budaya yang dihelat di destinasi wisata akan terus kami galakkan sebagai sinergi memajukan sebuah karya. Kita bangkit bersama, 'alon-alon waton kelakon'," katanya.

Pewarta : Wisnu A.N
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024