Purwokerto (ANTARA) - Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Chusmeru mengatakan tarian Dawet Ayu yang tengah dipromosikan Pemkab Banjarnegara, Jawa Tengah bisa menjadi ikon baru yang dapat menarik minat wisatawan.
"Tarian Dawet Ayu bisa menjadi bagian dari atraksi wisata sekaligus ikon baru yang melengkapi kuliner Dawet Ayu yang saat ini sudah populer di tingkat nasional," katanya di Purwokerto, Jawa Tengah, Minggu.
Untuk itu, langkah Pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk mempromosikan tarian Dawet Ayu perlu didukung oleh berbagai pemangku kepentingan pariwisata di daerah tersebut.
"Tarian Dawet Ayu diperkirakan akan menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Banjarnegara. Alasannya, tarian ini adalah sejenis tarian profan yang digunakan untuk menghibur dalam suatu acara," katanya.
Dengan demikian, tarian tersebut dapat dinikmati wisatawan di berbagai objek wisata, taman rekreasi, hotel, restoran, maupun tempat-tempat resmi, seperti perkantoran dan perusahaan.
Selain itu, tarian Dawet Ayu juga diharapkan akan dapat seperti tarian Panyembrama maupun tarian Pendet di Bali yang sering dipertunjukkan untuk menyambut wisatawan maupun membuka suatu acara seremonial di perkantoran.
"Agar tarian Dawet Ayu dapat lebih populer dan diminati wisatawan serta menjadi ikon Banjarnegara, beberapa hal perlu dilakukan. Pertama, dari aspek visual perlu koreografi yang baik dan menarik agar dapat menggambarkan gerakan khas tarian Banjarnegara," katanya.
Kemudian, juga perlu narasi yang jelas dan menarik tentang tarian tersebut sehingga wisatawan memahami sebagai tarian yang menggambarkan dinamika masyarakat Banjarnegara dan kuliner Dawet Ayunya.
Kedua, Pemkab Banjarnegara perlu sosialisasi kepada seluruh instansi pemerintah serta perusahaan swasta agar menjadikan tarian Dawet Ayu sebagai bagian dari pembukaan setiap acara seremonial. Begitu pula dapat disarankan kepada biro perjalanan, hotel, maupun restoran untuk menyambut wisatawan berombongan dengan tarian Dawet Ayu.
Ketiga, perlu promosi secara masif tarian Dawet Ayu. Secara digital dapat melalui media sosial akun Pemkab maupun bersinergi dengan komunitas pecinta pariwisata yang aktif di dunia maya.
Sedangkan secara konvensional dapat melalui festival tarian Dawet Ayu maupun dengan mengirimkan misi kesenian tarian Dawet Ayu, baik ke berbagai daerah di dalam negeri maupun mancanegara.
T.W004
"Tarian Dawet Ayu bisa menjadi bagian dari atraksi wisata sekaligus ikon baru yang melengkapi kuliner Dawet Ayu yang saat ini sudah populer di tingkat nasional," katanya di Purwokerto, Jawa Tengah, Minggu.
Untuk itu, langkah Pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk mempromosikan tarian Dawet Ayu perlu didukung oleh berbagai pemangku kepentingan pariwisata di daerah tersebut.
"Tarian Dawet Ayu diperkirakan akan menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Banjarnegara. Alasannya, tarian ini adalah sejenis tarian profan yang digunakan untuk menghibur dalam suatu acara," katanya.
Dengan demikian, tarian tersebut dapat dinikmati wisatawan di berbagai objek wisata, taman rekreasi, hotel, restoran, maupun tempat-tempat resmi, seperti perkantoran dan perusahaan.
Selain itu, tarian Dawet Ayu juga diharapkan akan dapat seperti tarian Panyembrama maupun tarian Pendet di Bali yang sering dipertunjukkan untuk menyambut wisatawan maupun membuka suatu acara seremonial di perkantoran.
"Agar tarian Dawet Ayu dapat lebih populer dan diminati wisatawan serta menjadi ikon Banjarnegara, beberapa hal perlu dilakukan. Pertama, dari aspek visual perlu koreografi yang baik dan menarik agar dapat menggambarkan gerakan khas tarian Banjarnegara," katanya.
Kemudian, juga perlu narasi yang jelas dan menarik tentang tarian tersebut sehingga wisatawan memahami sebagai tarian yang menggambarkan dinamika masyarakat Banjarnegara dan kuliner Dawet Ayunya.
Kedua, Pemkab Banjarnegara perlu sosialisasi kepada seluruh instansi pemerintah serta perusahaan swasta agar menjadikan tarian Dawet Ayu sebagai bagian dari pembukaan setiap acara seremonial. Begitu pula dapat disarankan kepada biro perjalanan, hotel, maupun restoran untuk menyambut wisatawan berombongan dengan tarian Dawet Ayu.
Ketiga, perlu promosi secara masif tarian Dawet Ayu. Secara digital dapat melalui media sosial akun Pemkab maupun bersinergi dengan komunitas pecinta pariwisata yang aktif di dunia maya.
Sedangkan secara konvensional dapat melalui festival tarian Dawet Ayu maupun dengan mengirimkan misi kesenian tarian Dawet Ayu, baik ke berbagai daerah di dalam negeri maupun mancanegara.
T.W004