Banjarnegara (ANTARA) - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Banjarnegara Agus Ujianto mendorong para santri untuk menambah pengetahuan mengenai kesehatan agar bisa memberikan pertolongan pertama saat mendapati masalah kesehatan.

"Santri pondok pesantren harus memiliki tambahan pengetahuan bidang kesehatan. Kami terus bergerak untuk sinergi dengan pondok pesantren, salah satunya dengan Ponpes Tanbighul Ghofilin," katanya di Pondok Pesantren Tanbighul Ghofiliin, Mantrianom, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat.

Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara itu mengatakan, para santri berpotensi menjadi agen kesehatan dalam masyarakat setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren.

"Kami berencana memberikan sebuah alat berupa Remote Medical Consultation (RMC) untuk membekali santri di Ponpes Tanbighul Ghofilin," katanya, menambahkan, RMC adalah alat pendukung pemeriksaan kesehatan dari jarak jauh.

Pengasuh Pondok Pesantren Tanbighul Ghofilin KH M Chamzah Hasan juga berharap para santri menambah pengetahuan kesehatan agar bisa mendukung kampanye kesehatan.

"Kampanye kesehatan yang dilakukan santri Insya Allah efektif," katanya.

Ia menjelaskan pula bahwa pesantren telah membentuk Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada santri dan menyambut baik rencana Rumah Sakit Islam Banjarnegara memberikan RMC ke pondok pesantren.

"Dengan alat tersebut, kami dapat mengontrol kesehatan santri," kata pria yang biasa disapa Gus Chamzah itu.

 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024