Semarang (ANTARA) -
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jawa Tengah mengajak berbagai instansi serta komponen bangsa untuk bersinergi menyelamatkan masa depan anak-anak yang terdampak pandemi COVID-19.

"Jumlah anak terdampak COVID-19 di Jawa Tengah tercatat mencapai hampir 10 ribu yang tersebar di 35 kabupaten/ kota," kata Kepala DP3AP2KB Jatemg Retno Sudewi di Kabupaten Semarang, Rabu (22/9).

Menurut dia, anak- anak terdampak pandemi COVID-19 yang kini berstatus yatim maupun yatim piatu itu perlu mendapatkan jaminan untuk bisa mewujudkan cita-citanya.

Ia menyebut penanganan yang dibutuhkan tidak hanya jangka pendek, namun juga jangka panjangnya guna menjamin serta memastikan hak- hak anak terdampak pandemi tersebut dapat terpenuhi.

Kebutuhan pemenuhan hak anak-anak yang bersangkutan, lanjut dia, tidak hanya saat ini saja, terutama anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya masih tidak semuanya berusia remaja atau menjelang dewasa.

"Belum lagi bagaimana nasib mereka ketika saudara atau kerabatnya juga tidak memiliki kemampuan untuk mengasuh," ujarnya saat menjadi salah seorang pembicara pada acara "Angkringan Hybrid" bertema "Menyelamatkan Masa Depan Anak Terdampak Pandemi Corona" yang digelar Yayasan Akatara-Jurnalis Sahabat Anak (JSA) dan Unicef Indonesia.

Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Jawa Tengah Kombes Pol Lafri Prasetyono menyampaikan dalam membantu anak- anak terdampak Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi telah menginisiasi program "Aku Sedulurmu" yang dilaksanakan hingga di tingkat satuan wilayah atau polres.

Program ini, lanjut Lafri, terinspirasi dari banyaknya laporan maupun temuan anggota Bhabinkamtibmas di lapangan, terhadap nasib anak- anak yang mendadak harus berstatus yatim, piatu bahkan juga yatim piatu setelah orang tua mereka meninggal dunia akibat terdampak pandemi COVID-19.

Secara riil, program ini diwujudkan dengan memberikan dukungan pemenuhan berbagai kebutuhan dan hak dasar anak-anak yang terdampak pandemi.

"Dalam jangka panjang Polda Jawa Tengah juga bersinergi dengan berbagai instansi yang berkewajiban untuk memberikan penanganan kepada anak- anak ang karena pandemi menjadi anak-anak yang kurang beruntung," katanya.

Ketua Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Semarang Munashir mengungkapkan pihaknya sebagai representasi lembaga pengelola dana umat, juga berkewajiban untuk berperan dalam rangka menyelamatkan masa depan anak-anak terdampak pandemi.

Selain mendukung berbagai kebutuhan dasar, Baznas Kabupaten Semarang juga merespon aspek kebutuhan anak dalam hal pendidikannya.

"Oleh karena itu, kami melalui relawannya yang terdekat dengan masyarakat telah melaksanakan 'assesment' untuk menginventarisasi jumlah anak terdampak pandemi di wilayah kerjanya," ujarnya.

Baznas juga menyiapkan dukungan biaya pendidikan yang bersumber dari dana yang telah diamanahkan oleh umat tersebut.

"Kami menyiapkan dana pendidikan untuk anak- anak tersebut hingga mereka lulus jenjang SMA sederajat," katanya.

Sementara itu, Sosiolog Universitas Jenderal Soedirman Tri Wuryaningsih melihat sinergi berbagai potensi masyarakat bakal menjadi kekuatan untuk menyelamatkan masa depan anak-anak yang terdampak pandemi COVID-19 tersebut.

Pewarta : Wisnu Adhi N.
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024