Banyumas (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, membangun sumur bor di Desa Gumelar Kidul melalui program Dana Alokasi Khusus (DAK) Air Minum guna mengatasi masalah air bersih yang selalu dihadapi warga setempat setiap musim kemarau.
Proyek yang menelan anggaran sebesar Rp400 juta tersebut diresmikan penggunaannya oleh Bupati Banyumas Achmad Husein di Desa Gumelar Kidul, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, Senin.
Dalam kesempatan tersebut, Achmad Husein mengharapkan agar kehadiran sumur bor di Desa Gumelar Kidul memberikan manfaat untuk masyarakat.
Kendati demikian, dia meminta kepada pengelola untuk dapat memelihara hasil pembangunan tersebut dengan cara menabung guna perbaikan dan pengembangan.
"Pada bangunan ini, ada pompa, ada pipa dan sebagainya, maka perlu biaya pemeliharaan. Untuk pompa minimal setahun sekali harus shutdown atau diservis, meski jika dipaksa bisa dua tahun. Namun bisa juga satu tahun bisa rusak, maka untuk keberlangsungan, perlu biaya pemeliharaan," katanya.
Usai meresmikan penggunaan sumur bor tersebut, bupati secara spontan meminta segelas air yang langsung dari keran guna memastikan kualitas air dari sumur bor tersebut bagus. Bahkan, selain mencium air dalam gelas tersebut, dia juga mencoba meminumnya.
"Saya kan pernah di PDAM, jadi tahu airnya ini cukup bagus, bahkan saya berani meminumnya," kata bupati.
Baca juga: Berpotensi gas rawa, sumur bor di Grobogan ditutup
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinperkim) Kabupaten Banyumas Kresnawan Wahyu Kristoyo mengatakan Kabupaten Banyumas pada Tahun 2021 mendapatkan DAK Air Minum serta program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) sebesar Rp16,65 miliar.
Menurut dia, anggaran tersebut terdiri atas DAK Air Minum sebesar Rp9,3 miliar untuk 24 desa, salah satunya Desa Gumelar Kidul, sedangkan program Pamsimas sebesar Rp7,35 miliar untuk 18 desa, berupa Pamsimas Hibah Insentif Desa (HID) dan 12 desa berupa Pamsimas Reguler.
"Kami targetkan tahap awal akan menyambungkan air bersih ke rumah warga sebanyak 1.891 sambungan rumah," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Gumelar Kidul Imam Tobroni menyampaikan terima kasih atas pembangunan sumur dalam tersebut karena selama ini warga setempat kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau, sehingga mereka terpaksa mengambil air dari Desa Watu Agung yang jaraknya cukup jauh.
Menurut dia, kedalaman sumur warga Desa Gumelar Kidul berkisar 13-15 meter dan bisa terisi air hanya saat musim hujan.
Selain untuk pengeboran sumur dalam, kata dia, DAK sebesar Rp400 juta yang diterima Desa Gumelar Kidul juga digunakan untuk pembangunan resevoir, perpipaan, dan paket sambungan rumah.
"Saat ini sudah ada 80 SR (sambungan rumah) untuk empat RT. Masyarakat juga melakukan swadaya sehingga perpipaan yang seharusnya 1.500 meter saja, bisa menjadi 2.800 meter, ke depan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan warga yang terlewati pipa sebanyak delapan RT dari sembilan RT yang ada," katanya.
Baca juga: Atasi kekeringan, Temanggung bangun 7 sumur bor tahun ini
Baca juga: Atasi Kekeringan, Pemkot Pekalongan Bangun Sumur Bor di 22 Lokasi
Proyek yang menelan anggaran sebesar Rp400 juta tersebut diresmikan penggunaannya oleh Bupati Banyumas Achmad Husein di Desa Gumelar Kidul, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, Senin.
Dalam kesempatan tersebut, Achmad Husein mengharapkan agar kehadiran sumur bor di Desa Gumelar Kidul memberikan manfaat untuk masyarakat.
Kendati demikian, dia meminta kepada pengelola untuk dapat memelihara hasil pembangunan tersebut dengan cara menabung guna perbaikan dan pengembangan.
"Pada bangunan ini, ada pompa, ada pipa dan sebagainya, maka perlu biaya pemeliharaan. Untuk pompa minimal setahun sekali harus shutdown atau diservis, meski jika dipaksa bisa dua tahun. Namun bisa juga satu tahun bisa rusak, maka untuk keberlangsungan, perlu biaya pemeliharaan," katanya.
Usai meresmikan penggunaan sumur bor tersebut, bupati secara spontan meminta segelas air yang langsung dari keran guna memastikan kualitas air dari sumur bor tersebut bagus. Bahkan, selain mencium air dalam gelas tersebut, dia juga mencoba meminumnya.
"Saya kan pernah di PDAM, jadi tahu airnya ini cukup bagus, bahkan saya berani meminumnya," kata bupati.
Baca juga: Berpotensi gas rawa, sumur bor di Grobogan ditutup
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinperkim) Kabupaten Banyumas Kresnawan Wahyu Kristoyo mengatakan Kabupaten Banyumas pada Tahun 2021 mendapatkan DAK Air Minum serta program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) sebesar Rp16,65 miliar.
Menurut dia, anggaran tersebut terdiri atas DAK Air Minum sebesar Rp9,3 miliar untuk 24 desa, salah satunya Desa Gumelar Kidul, sedangkan program Pamsimas sebesar Rp7,35 miliar untuk 18 desa, berupa Pamsimas Hibah Insentif Desa (HID) dan 12 desa berupa Pamsimas Reguler.
"Kami targetkan tahap awal akan menyambungkan air bersih ke rumah warga sebanyak 1.891 sambungan rumah," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Gumelar Kidul Imam Tobroni menyampaikan terima kasih atas pembangunan sumur dalam tersebut karena selama ini warga setempat kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau, sehingga mereka terpaksa mengambil air dari Desa Watu Agung yang jaraknya cukup jauh.
Menurut dia, kedalaman sumur warga Desa Gumelar Kidul berkisar 13-15 meter dan bisa terisi air hanya saat musim hujan.
Selain untuk pengeboran sumur dalam, kata dia, DAK sebesar Rp400 juta yang diterima Desa Gumelar Kidul juga digunakan untuk pembangunan resevoir, perpipaan, dan paket sambungan rumah.
"Saat ini sudah ada 80 SR (sambungan rumah) untuk empat RT. Masyarakat juga melakukan swadaya sehingga perpipaan yang seharusnya 1.500 meter saja, bisa menjadi 2.800 meter, ke depan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan warga yang terlewati pipa sebanyak delapan RT dari sembilan RT yang ada," katanya.
Baca juga: Atasi kekeringan, Temanggung bangun 7 sumur bor tahun ini
Baca juga: Atasi Kekeringan, Pemkot Pekalongan Bangun Sumur Bor di 22 Lokasi