Solo (ANTARA) - Pusat Unggulan Ipteks (PUI) Javanologi Kajian Tradisi Jawa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mencoba menjajaki pasar ekspor untuk produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan menggandeng perwakilan Indonesia yang ada di luar negeri.

Kepala PUI Javanologi UNS Sahid Teguh Widodo di Solo, Jumat, mengatakan sebagai salah satu upaya yang dilakukan adalah pada 14 September mendatang UNS akan menyelenggarakan "International Talkshow dan Javanologi Virtual Exhibition 2021".

"Javanologi virtual ini bentuknya 'talkshow' yang menghadirkan narasumber dari perwakilan Indonesia di luar negeri dari enam Negara, yakni kedutaan besar, kuasa usaha, dan konjen," katanya.

Ia mengatakan nantinya para perwakilan dari Indonesia ini akan berbicara mengenai gambaran keadaan pandemi COVID-19 dan dampaknya terutama terhadap masalah perdagangan terkait produk UMKM.

"Peluangnya seperti apa, produk apa yang jadi unggulan yang bisa masuk ke sana, syarat dan tata cara seperti apa. Kami akan cari info itu dari kedubes," katanya.

Terkait penyelenggaraan yang akan mengusung tema "Nunggak Semi: Geliat UMKM Soloraya Pascapandemi" ini, pihaknya akan melibatkan KBRI Belanda, KBRI Suriname, KBRI Afrika Selatan, KBRI India, KJRI New Caledonia, dan KJRI Shanghai, Tiongkok.

"Di sana banyak Diaspora Jawa, ada kesamaan budayanya, harapannya bisa menerima produk kita mengingat pasarnya ada. Jadi pada kegiatan ini kami tidak bicara ekonomi, produk, permodalan tetapi memberikan 'support' dan peluang," katanya.

Sementara itu, kegiatan tersebut juga akan menghadirkan produk-produk unggulan dari mitra UMKM Javanologi, di antaranya yakni dari kerajinan kuningan dan tembaga Copper Leluhur, Batik Nderbolo Kliwonan, sentra industri kerajinan wayang kulit Dharma Budaya, Lurik Rachmad, dan Djamoe Bude.

"Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi titik temu antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan perusahaan dari berbagai Negara," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024