Semarang (ANTARA) -
Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Jateng menyebut selama ini tidak sedikit data di tingkat Puskesmas yang terlambat akibat pendataan masih dibebankan kepada tenaga medis yang memiliki tugas pokok pelayani pasien.
Menurut dia, keterbatasan jumlah tenaga medis dan penambahan tugas memasukkan data sekaligus memverifikasi membuat para tenaga kesehatan kewalahan.
Jika di satu kecamatan dilaporkan ada satu warga positif dan dilakukan pelacakan, lanjut Gus Yasin, tim verifikator akan turun untuk mengecek.
"Mereka akan memastikan data dalam laporan, seperti alamat, 'tracing', serta kondisi pasien COVID-19 yang tercatat sudah sesuai dan sinkron dengan data di tingkat kabupaten, provinsi, pusat, serta data lembaga lainnya seperti TNI/Polri," ujarnya.
Penjabat Sekda Jateng Prasetyo Aribowo menambahkan klaster COVID-19 yang ada di Jateng masih didominasi oleh klaster keluarga disusul klaster perusahaan.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengusulkan pembentukan tim verifikator untuk memastikan akurasi data COVID-19 dengan cara mengecek dan memeriksa data yang masuk di tingkat kecamatan.
"Pendataan yang cepat, akurat, dan sinkron sangat dibutuhkan dalam upaya pencegahan penularan dan penanganan pasien COVID-19," katanya di Semarang, Jumat.
"Pendataan yang cepat, akurat, dan sinkron sangat dibutuhkan dalam upaya pencegahan penularan dan penanganan pasien COVID-19," katanya di Semarang, Jumat.
Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Jateng menyebut selama ini tidak sedikit data di tingkat Puskesmas yang terlambat akibat pendataan masih dibebankan kepada tenaga medis yang memiliki tugas pokok pelayani pasien.
Menurut dia, keterbatasan jumlah tenaga medis dan penambahan tugas memasukkan data sekaligus memverifikasi membuat para tenaga kesehatan kewalahan.
Jika di satu kecamatan dilaporkan ada satu warga positif dan dilakukan pelacakan, lanjut Gus Yasin, tim verifikator akan turun untuk mengecek.
"Mereka akan memastikan data dalam laporan, seperti alamat, 'tracing', serta kondisi pasien COVID-19 yang tercatat sudah sesuai dan sinkron dengan data di tingkat kabupaten, provinsi, pusat, serta data lembaga lainnya seperti TNI/Polri," ujarnya.
Penjabat Sekda Jateng Prasetyo Aribowo menambahkan klaster COVID-19 yang ada di Jateng masih didominasi oleh klaster keluarga disusul klaster perusahaan.