Semarang (ANTARA) - Polda Jawa Tengah mengklaim program "Aku Sedulurmu" untuk membantu biaya pendidikan anak yatim piatu yang orang tuanya yang meninggal akibat COVID-19, mendapat penghargaan dari organisasi PBB yang menangani masalah anak (Unicef).
Dalam siaran pers di Semarang, Jumat (13/8), Polda Jateng menyebut telah memperoleh penghargaan dari Unicef (United Nations Children Fund) atas prakarsa sebagai pihak yang pertama kali memberikan bantuan pendidikan bagi anak terdampak COVID-19 di Jawa Tengah.
Kapolda Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan bantuan pendidikan bagi anak terdampak COVID yang menempuh pendidikan SD hingga SMA itu akan memperoleh bantuan dana pendidikan yang langsung masuk ke rekening.
"Rekening hanya bisa diambil oleh orang tua asuh masing-masing anak," katanya.
Ia juga telah memerintahkan para kapolres untuk menjalankan program ini di masing-masing wilayah hukumnya.
"Anak-anak ini kita data, kita beri biaya pendidikan sampai SMA," tambahnya.
Ia menambahkan anak-anak yang telah ditinggal oleh orang tuanya ini juga membutuhkan bantuan.
Polda Jawa Tengah telah menginventarisasi 333 anak terdampak COVID-19 yang akan memperoleh bantuan pendidikan.
"Anak-anak ini siapa yang akan bantu? Diberi beras tidak bisa, diberi sembako tidak bisa," katanya.
Dalam siaran pers di Semarang, Jumat (13/8), Polda Jateng menyebut telah memperoleh penghargaan dari Unicef (United Nations Children Fund) atas prakarsa sebagai pihak yang pertama kali memberikan bantuan pendidikan bagi anak terdampak COVID-19 di Jawa Tengah.
Kapolda Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan bantuan pendidikan bagi anak terdampak COVID yang menempuh pendidikan SD hingga SMA itu akan memperoleh bantuan dana pendidikan yang langsung masuk ke rekening.
"Rekening hanya bisa diambil oleh orang tua asuh masing-masing anak," katanya.
Ia juga telah memerintahkan para kapolres untuk menjalankan program ini di masing-masing wilayah hukumnya.
"Anak-anak ini kita data, kita beri biaya pendidikan sampai SMA," tambahnya.
Ia menambahkan anak-anak yang telah ditinggal oleh orang tuanya ini juga membutuhkan bantuan.
Polda Jawa Tengah telah menginventarisasi 333 anak terdampak COVID-19 yang akan memperoleh bantuan pendidikan.
"Anak-anak ini siapa yang akan bantu? Diberi beras tidak bisa, diberi sembako tidak bisa," katanya.