Banyumas (ANTARA) - Warga Desa Cibangkong, Kabupaten Banyumas mengembangkan budi daya pisang cavendish karena memiliki pasar yang luas dan berpeluang ekspor.

"Kami memang baru pertama kali membudidayakan pisang cavendish ini. Penanamannya dilakukan pada bulan Maret 2021 dan saat ini baru keluar jantungnya," kata Kepala Desa Cibangkong Sarwoto Aminoto di Cibangkong, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Sabtu.

Ia mengatakan budi daya pisang cavendish itu dilatarbelakangi oleh pengalamannya sebagai anak seorang pedagang pisang yang selalu mencari pasokan komoditas tersebut ke berbagai daerah.

Atas dasar pengalaman tersebut, pada masa-masa awal menjadi kepala desa, dia berpikiran mengajak warga Cibangkong untuk menanam pisang sendiri.

"Kebetulan saya punya teman kades di Kabupaten Banjarnegara yang sedang mengembangkan pisang cavendish. Setelah beberapa kali survei dan bertanya-tanya, saya tertarik untuk mengembangkan budi daya pisang cavendish di Cibangkong," katanya.

Ia mengaku tertarik membudidayakan pisang cavendish karena komoditas tersebut mempunyai pasar yang luas dan berpeluang ekspor.

Oleh karena itu, dia menggandeng Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Margodadi, Desa Cibangkong, untuk menanam lebih kurang 5.000 pohon pisang cavendish pada kas desa seluas 4 hektare.

"Sementara ini ada 19 petani anggota Gapoktan Margodadi yang terlibat dalam budi daya pisang cavendish tersebut karena masih demplot. Modal yang kami keluarkan mencapai kisaran Rp100 juta, biaya sendiri, hanya sewa lahan desa saja," katanya menjelaskan.

Terkait dengan potensi produksi pisang cavendish yang dibudidayakan di Cibangkong, Sarwoto mengatakan jika produksi pisang rata-rata 20 kilogram, berarti dari 5.000 pohon bisa menghasilkan 100 ton, sedangkan harga pisang cavendish saat ini berkisar Rp4.500-Rp5.000 per kilogram untuk kualitas bagus.

Ia mengaku sudah memiliki rekanan di Jakarta yang siap memasarkan pisang cavendish hasil budi daya petani Cibangkong yang diperkirakan akan panen sekitar bulan November-Desember 2021.

"Nantinya pisang yang afkir (tidak masuk pasar Jakarta, red.) akan kami olah lagi supaya bisa jadi duit," katanya.

Kendati saat ini masih dikelola gapoktan, dia mengatakan jika budi daya pisang cavendish tersebut nantinya akan melibatkan badan usaha milik desa (BUMDes).

"Kalau langsung dikelola BUMDes tentunya akan kerepotan, jadi sementara masih dilakukan oleh petani," katanya menjelaskan.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga berencana mengembangkan peternakan agar batang pohon pisang cavendish tersebut bisa dimanfaatkan untuk pakan.

Baca juga: Camilan pisang aroma Temanggung tembus pasar Selandia Baru

Baca juga: Halau Penyakit Jantung, Coba Konsumsi Pisang dan Alpukat

Pewarta : Sumarwoto
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024