Boyolali (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo    menyatakan Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, bakal dijadikan model kawasan korporasi pertanian keluarga untuk meningkatkan hasil pertanian dan memperkuat ekonomi masyarakat.

"Kecamatan Ngemplak Boyolali yang memiliki 12 desa akan dijadikan model kawasan korporasi pertanian keluarga, baik dari hulu hingga hilir.  Ini harus berkaitan," kata Mentan saat meninjau kawasan korporasi pertanian di Desa Giriroto Ngemplak Boyolali, Jumat.

Kecamatan Ngemplak menjadi model kawasan korporasi pertanian yang pertama di Indonesia.
 
"Bertani sekarang ini harus dengan kemajuan riset, sains, dan teknologi, tidak harus hamparan lahan yang luas," kata Mentan.
   
Menurut Mentan, masyarakat dengan lahan perkarangan atau luas 2 meter dari rumah bisa bertani. Pertanian itu ada usianya 20 hari, satu, dua hingga tiga bulan, itu sudah bisa menghasilkan, ada pula umur tanaman yang lima, tujuh hari, dan seterusnya.

Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan konsep korporasi pertanian melalui perkarangan rumah tangga.

"Kami mencoba satu kecamatan di Ngemplak ini, dengan jumlah 28.582 keluarga menjadi percobaan, bagaimana memberi ruang masyarakat di sekitar rumahnya untuk meningkatkan tambahan pendapatan," katanya.

Kecamatan Ngemplak tersebut, kata Mentan, akan menjadi model di daerah lain. Tentu saja mulai dari  hulu atau tanam kemudian pemetikan hasilnya, setelah itu, bagaimana memproses dan mengolah hingga pemasarannya ada dalam konsentrasi dan korporasi dari masyarakat setempat.

Oleh karena itu, kata Mentan, harus ada kelembagaan seperti koperasi. "Saya lagi belajar bersama-sama  dari perintah Bapak Presiden ini, dan hal itu akan menjadi model untuk beberapa kecamatan yang lain," kata Mentan.

Bahkan, kata Mentan, selain pasarnya yang harus jelas, jangan sampai petani disuruh tanam tetapi tidak ada yang membeli. Harus membuat industri pengolahannya dengan menggunakan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang digunakan untuk hilirisasi dan lain-lain.

"Kami coba satu kecamatan berapa pun jumlah rumah tangga di Ngemplak ini, harus menjadi intervensi kami. Salah satunya, di daerah ini, contohnya ada tanaman padi, jagung, jeruk, kelapa, alpukat, kacang tanah, pisang, itik, dan lain-lain. Jadi dari hulu ke hilir nanti harus berkaitan karena juga dibuat industrinya," kata Mentan didampingi Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan.

Namun, kata Mentan, hal ini bukan bantuan pemerintah tetapi korporasi. Mentan berharap dari rumah tangga dan pemerintah hadir memberikan suport. Dengan ini, diharapkan ke depan pertanian semakin bagus dan memperkuat ekonomi serta pendekatan sosial masyarakat setempat. Bahkan, budaya gotong royong masyarakat akan selalu terjadi di daerah ini..

Mentan selain memberikan pengarahan juga menyalurkan bantuan sebanyak 3.500 bibit pisang, 5.000 bibit tanaman kelapa, dan alat-alat pertanian. Bahkan, Mentan juga secara simbolis menanam bibit pisang kepok tanjung dan stroberi di halaman Rumah Joglo Desa Giriroto Ngemplak Boyolali. 

 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024