Purwokerto (ANTARA) - Bupati Banyumas Achmad Husein menyerahkan bantuan 20 unit gerobak "cimol" (makanan ringan yang terbuat dari tepung tapioka, red.) untuk masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Bantuan gerobak yang merupakan bagian program pertanggungjawaban sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) dari Bank Jateng Cabang Koordinator Purwokerto dan BPR BKK Purwokerto itu diserahkan secara simbolis oleh Bupati kepada masyarakat di halaman Pendopo Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.

Selain gerobak, masyarakat penerima bantuan tersebut juga menerima perlengkapan dan bahan baku, sehingga mereka bisa langsung berjualan.

Baca juga: Kemendag salurkan 100 gerobak untuk PKL di Banyumas

"Mudah-mudahan bantuan dari Bank Jateng dan BPR BKK Purwokerto ini bermanfaat serta berkah untuk masyarakat khususnya 20 penerima bantuan. Tolong seriusi, kalau bapak ibu sukses bisa bergulir membantu yang lain," kata Bupati.

Ia mengakui pemberian bantuan gerobak "cimol" tersebut berawal dari kunjungannya ke "Ratu Cimol" beberapa waktu lalu, sehingga menginspirasi untuk menggandeng Pimpinan Bank Jateng Cabang Purwokerto dan Direktur BPR BKK Purwokerto agar CSR-nya digunakan untuk membantu masyarakat melalui pengadaan gerobak "cimol" bagi pedagang kecil maupun pelaku UMKM.

Ia mengharapkan CSR semacam itu tidak hanya untuk usaha "cimol", juga bisa disalurkan untuk usaha pertanian dan sebagainya yang sudah dikelola dengan baik.

Bupati juga berpesan agar penerima bantuan terus mendapat bimbingan dan pantauan yang baik melalui manajemen yang diserahkan kepada pengelola "Ratu Cimol" Resika Caesaria Priyono.

"Untuk Mbak Cika (panggilan akrab Resika Caesaria Priyono, red.) tolong untuk dipantau dan dibimbing, agar mereka sukses. Syukur ada WA Group, saya dimasukkan agar bisa ikut memantau jika ada keluhan, karena kesuksesan akan membantu yang lain," katanya.

Sementara itu, Cika mengatakan 20 orang yang menerima bantuan gerobak "cimol" dari Bank Jateng dan BPR BKK Purwokerto tersebut telah melalui serangkaian seleksi yang mencakup dua kriteria, yakni orang yang membutuhkan dan punya motivasi serta punya tempat untuk berjualan.

Dalam hal ini, orang yang membutuhkan dan punya motivasi itu khususnya masyarakat pengangguran, bukan pegawai negeri sipil atau golongan pekerja dan sebagainya, serta harus punya lokasi yang strategis untuk berjualan.

"Ini yang menjadi pertimbangan karena kami ingin agar mereka tidak hanya berjualan dalam satu-dua bulan, tapi bisa berkelanjutan," katanya.

Pemimpin Bank Jateng Cabang Koordinator Purwokerto Lis Arofah Ambarwati mengaku senang bisa membantu masyarakat yang terdampak COVID-19 melalui Program Bank Jateng dan BKK Peduli kepada masyarakat yang terdampak berupa 20 gerobak "cimol" beserta perlengkapannya.

"Guna membantu kelancaran untuk diteruskan kepada masyarakat melalui Ratu Cimol, karena nanti para mitra ada kewajiban untuk mengembalikan agar digulirkan untuk masyarakat yang lain agar semakin berkembang," katanya.

Direktur BPR BKK Purwokerto Sugeng Prijono mengharapkan jika saat sekarang ada 20 gerobak, dalam beberapa waktu ke depan bisa menjadi 100 gerobak karena yang mendaftar melalui Ratu Cimol mencapai 105 orang yang selanjutnya diseleksi menjadi 40 orang dan selanjutnya 30 orang.

Oleh karena keterbatasan gerobak, kata dia, baru 20 unit yang diserahkan kepada masyarakat.

"Mudah-mudahan tidak waktu lama maksimal tiga bulan sudah menjadi 30 gerobak," katanya. 

Baca juga: Pemkot: Selama PPKM setiap dua gerobak PKL satu set meja-kursi

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024