Purwokerto (ANTARA) - Komandan Komando Distrik Militer 0701/Banyumas Letnan Kolonel Infanteri Candra menyatakan petugas gabungan bakal mengawasi 2.000 tempat pemotongan hewan kurban di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, karena masih dalam suasana pandemi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
"Terkait dengan persiapan Idul Adha, terutama pemotongan hewan, ini tadi Pak Bupati (Bupati Banyumas Achmad Husein) sudah memberikan solusi. Nanti selain TNI, Polri, pemerintah daerah, ada juga ormas, sama-sama kita mengawasi, kurang lebih ada 2.000 titik pemotongan hewan ini," katanya usai Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Banyumas di Markas Kodim 0701/Banyumas, Purwokerto, Banyumas, Kamis.
Menurut dia, tempat-tempat pemotongan hewan kurban tersebut harus benar-benar diawasi agar tidak sampai menjadi klaster penularan COVID-19.
Terkait dengan teknis pelaksanaan pengawasannya, Dandim mengatakan personel TNI/Polri dan organisasi kemasyarakatan yang terlibat akan dibagi per titik pengawasan.
"Per titik itu ada yang bertanggung jawab dan juga tadi ada dari Pak Kapolresta (Kepala Kepolisian Resor Kota Banyumas Komisaris Besar M Firman L Hakim, red.) minta agar waktu dan jumlahnya dibatasi. Misalkan jumlah hewan kurbannya ada 10 ekor, kita bagi dua, kan itu bisa dilaksanakan dalam empat hari, 20, 21, 22, dan 23 Juli, jadi enggak langsung dalam satu hari," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan yang perlu diantisipasi adalah hari pertama dan hari kedua pemotongan hewan kurban.
Dandim mengakui jika sebenarnya sudah ada kebijakan yang diambil Pemerintah Kabupaten Banyumas agar pemotongan hewan kurban dilaksanakan di rumah pemotongan hewan (RPH).
"Ini antisipasi kita, tetapi kita juga realistis dengan kondisi saat ini. Kita cek di lapangan," katanya.
Selain pengawasan tempat pemotongan hewan kurban, kata dia, rapat koordinasi tersebut juga membahas antisipasi penutupan pintu keluar Tol Trans Jawa di wilayah pantai utara Jawa Tengah yang diperkirakan berdampak pada peningkatan mobilitas masyarakat melalui jalur selatan Jateng serta antisipasi terhadap kemungkinan adanya perpanjangan pelaksanaan PPKM Darurat.
Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein mengharapkan ormas turut mengedukasi masyarakat agar melakukan pemotongan hewan kurban di RPH guna mengantisipasi terjadinya kerumunan yang berpotensi menjadi klaster penularan COVID-19.
"Kami minta masyarakat untuk memotong hewan kurbannya di RPH dan jangan dilakukan dalam satu hari," katanya.
"Terkait dengan persiapan Idul Adha, terutama pemotongan hewan, ini tadi Pak Bupati (Bupati Banyumas Achmad Husein) sudah memberikan solusi. Nanti selain TNI, Polri, pemerintah daerah, ada juga ormas, sama-sama kita mengawasi, kurang lebih ada 2.000 titik pemotongan hewan ini," katanya usai Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Banyumas di Markas Kodim 0701/Banyumas, Purwokerto, Banyumas, Kamis.
Menurut dia, tempat-tempat pemotongan hewan kurban tersebut harus benar-benar diawasi agar tidak sampai menjadi klaster penularan COVID-19.
Terkait dengan teknis pelaksanaan pengawasannya, Dandim mengatakan personel TNI/Polri dan organisasi kemasyarakatan yang terlibat akan dibagi per titik pengawasan.
"Per titik itu ada yang bertanggung jawab dan juga tadi ada dari Pak Kapolresta (Kepala Kepolisian Resor Kota Banyumas Komisaris Besar M Firman L Hakim, red.) minta agar waktu dan jumlahnya dibatasi. Misalkan jumlah hewan kurbannya ada 10 ekor, kita bagi dua, kan itu bisa dilaksanakan dalam empat hari, 20, 21, 22, dan 23 Juli, jadi enggak langsung dalam satu hari," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan yang perlu diantisipasi adalah hari pertama dan hari kedua pemotongan hewan kurban.
Dandim mengakui jika sebenarnya sudah ada kebijakan yang diambil Pemerintah Kabupaten Banyumas agar pemotongan hewan kurban dilaksanakan di rumah pemotongan hewan (RPH).
"Ini antisipasi kita, tetapi kita juga realistis dengan kondisi saat ini. Kita cek di lapangan," katanya.
Selain pengawasan tempat pemotongan hewan kurban, kata dia, rapat koordinasi tersebut juga membahas antisipasi penutupan pintu keluar Tol Trans Jawa di wilayah pantai utara Jawa Tengah yang diperkirakan berdampak pada peningkatan mobilitas masyarakat melalui jalur selatan Jateng serta antisipasi terhadap kemungkinan adanya perpanjangan pelaksanaan PPKM Darurat.
Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein mengharapkan ormas turut mengedukasi masyarakat agar melakukan pemotongan hewan kurban di RPH guna mengantisipasi terjadinya kerumunan yang berpotensi menjadi klaster penularan COVID-19.
"Kami minta masyarakat untuk memotong hewan kurbannya di RPH dan jangan dilakukan dalam satu hari," katanya.