Purwokerto (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memastikan jenazah pasien COVID-19 tidak sampai telantar meskipun di wilayah itu dalam beberapa hari terakhir terjadi lonjakan angka kematian.

"Alhamdulillah kami bersama BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Banyumas dibantu oleh Polresta Banyumas dan Kodim 0701/Banyumas dalam menangani jenazah pasien COVID-19, mulai dari pemulasaraan hingga pemakaman," kata Kepala Dinkes Banyumas Sadiyanto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.

Bahkan, kata dia, kadang ada warga Banyumas yang meninggal akibat COVID-19 di luar daerah dan dimakamkan di Banyumas sehingga menambah jumlah pemakaman yang dilakukan pada hari tersebut.

Kendati demikian, dia mengatakan semua itu dapat tertangani dengan baik, sehingga di Banyumas tidak sampai ada jenazah pasien COVID-19 terlantar atau terkendala dalam pemakamannya.

Ia mengakui angka kematian akibat COVID-19 di Banyumas dalam beberapa hari terakhir cenderung meningkat.

"Kemarin (7/7) ada 26 orang yang meninggal, sebelumnya 21 orang, sudah dua hari di atas 20 orang. Ini (26 orang yang meninggal, red.) rekor sejak terjadinya COVID-19 di Banyumas," katanya.

Selain itu, kata dia, lonjakan juga terjadi pada kasus positif aktif baru karena hingga Kamis (8/7) pagi terdata sebanyak 330 orang, sedangkan pada hari Rabu (7/7) sebanyak 389 orang.

Terkait dengan hal itu, Sadiyanto mengajak masyarakat Kabupaten Banyumas untuk menaati kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sebagai upaya untuk menekan lonjakan kasus COVID-19.

"Kami meyakini kalau masyarakat benar-benar melakukan PPKM ini, pasti ada penurunan karena mengurangi kerumunan. Setelah kerumunan dikurangi, otomatis penyebaran dari orang ke orang jadi berkurang, tetapi kalau dibiarkan tetap berkerumun akan tambah banyak," katanya. 
 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024