Jakarta (ANTARA) - Bukan Harry Kane, bukan Jack Grealish, bukan Raphael Varane, bukan pula Pau Torres, apalagi Erling Braut Haaland. Ternyata pemain pertama yang direkrut Manchester United pada jendela musim panas 2021 ini adalah Jadon Sancho.
“Manchester United dengan senang hati mengumumkan telah mencapai kesepakatan prinsipil dengan Borussia Dortmund untuk transfer Jadon Sancho,” umum Setan Merah dalam lamannya, Jumat.
“Kesepakatan ini masih tergantung kepada persyaratan kontrak dan medis yang akan diselesaikan setelah keterlibatan Jadon dalam UEFA European Championship (Piala Eropa),” sambung Man United.
Baca juga: MU capai kesepakatan dengan Dortmund untuk transfer Jadon Sancho
Kecuali Odion Ighalo dan Edinson Cavani yang keduanya masuk saat window-dressing bursa transfer, MU belakangan lebih memilih pemain-pemain muda sebagai target transfernya.
Donny van de Beek, Amad Diallo dan bahkan Bruno Fernandes yang merapat ke Old Trafford dalam usia 24 tahun, adalah contoh-contohnya.
Kontrak untuk pemain Borussia Dortmund berusia 21 tahun itu sendiri disebut bernilai 73 juta pound atau setara Rp1,46 triliun.
Kendati orang tahu sejak lama MU mengincar Sancho, tetap saja pilihan itu mengejutkan karena selama ini mengira Setan Merah bakal memprioritaskan bek dan striker yang selama ini dianggap titik kekurangan Man United.
Lagi pula, United sudah memiliki pemain yang satu tipe dengan Sancho yang bermain pada posisi yang sama dengan dia, Mason Greenwood.
Atau jangan-jangan Ole Gunnar Solksjaer berubah pikiran setelah melihat Victor Lindelof yang sering dikritik tak cocok mendampingi Hary Maguire, tampil menawan dalam Euro 2020, khususnya saat membendung gelombang serangan Spanyol dalam pertandingan fase grup, sehingga dia memupus pencarian bek tengah baru.
Baca juga: Borussia Dortmund konfirmasi transfer Jadon Sancho ke Man United
Solksjaer juga tidak terganggu oleh keputusan Manajer Timnas Inggris Gareth Southgate yang belum pernah menurunkan Sancho, padahal Piala Eropa sudah lebih dari separuh jalan.
MU tampaknya susah melupakan pemain sayap ini dan harga yang lebih rendah pada masa pandemi membuat Setan Merah memutuskan untuk akhirnya membeli Sancho yang sudah mereka bidik sejak musim panas lalu.
Bagi sejumlah kalangan dan media, Sky Sports di antaranya, pilihan Sancho itu justru bakal membantu Mason Greenwood bersinar di Old Trafford.
Meskipun skuad Solskjaer dianggap lebih membutuhkan pemain-pemain yang beroperasi di area-area yang bukan menjadi spesialisasi Sancho, namun United tak bisa mengabaikan fakta bahwa Sancho adalah salah seorang pemain muda paling mengesankan di dunia saat ini.
Kengototan United dalam memburu Sancho, menurut Sky Sports, dilatarbelakangi oleh tiga faktor yang meliputi konsistensi, kretivitas dan keserbabisaan sang pemain.
Kinerja Sancho melempem pada awal musim lalu di mana selama 1.298 menit tak bisa mencetak gol. Selama periode itu dia tidak bisa berkonsentrasi penuh di lapangan karena diganggu oleh spekulasi mengenai masa depannya bersama Dortmund, khususnya isu kepindahan ke Old Trafford.
Baca juga: Dortmund tolak tawaran awal Manchester United untuk Jadon Sancho
Konsisten, kreatif, serba bisa
Tapi itu tidak lama, karena sampai paruh kedua musim lalu dia kembali bersinar. Statistik penampilannya selama di Jerman dari berbagai variabel, menunjukkan pemain berusia 21 tahun itu luar biasa konsisten.
Sekalipun pada awal musim sempat dikacaukan oleh spekulasi pindah klub, Sancho masih bisa menuntaskan musim lalu dengan torehan delapan gol dan 11 assist. Dan total sejak musim 2018-2019, dia sudah membuat 78 assist. Catatan ini membuat dia masuk 10 pemain top dalam liga-liga besar Eropa.
Dalam daftar itu dia menyamai striker Tottenham Hotspur Harry Kane yang merupakan pencetak gol dan assist terbanyak Liga Premier musim lalu. Ini menegaskan betapa efektifnya Sancho.
Yang membuat dia punya nilai lebih adalah umurnya yang masih muda. Tak ada pemain berusia 21 tahun lainnya di Eropa yang menyamai pencapaian Sancho dalam tiga tahun terakhir. Enam dari 10 pemain top Eropa membuat catatan gol dan assist sebanyak itu dalam usia 30 tahun atau lebih.
Sancho bahkan belum mencapai usia puncaknya dan ini membuat MU kian yakin merekrutnya karena dia akan terus meningkat sampai puncak karirnya yang akan membantu MU menjalani musim-musim selanjutnya.
Keputusan MU membeli Sancho mengherankan sejumlah kalangan, mengingat Setan Merah sudah memiliki Mason Greenwood dengan peran sama seperti Sancho.
Baca juga: Marcus Rashford sambut hangat kabar kedatangan Jadon Sancho ke MU
Greenwood yang dua tahun lebih muda dari Sancho, menikmati musim yang menggairahkan musim lalu dengan mencetak delapan gol dari 14 pertandingan dan sudah 52 kali tampil dalam berbagai kompetisi. Dia memiliki masa depan cerah di Old Trafford.
Memang benar Greenwood dan Sancho memiliki kemiripan, dalam hal kecepatan, akselerasi, dan kemampuan menuntaskan peluang. Tapi ada hal yang dipunyai Sancho yang tidak dipunyai Greenwood. Apa itu? Kreativitas.
Sancho lebih merupakan perancang gol, ketimbang pencipta gol. Musim lalu dia masuk lima besar Bundesliga dalam soal assist, dan menciptakan peluang serta peluang emas. Greenwood tidak memiliki catatan semeyakinkan itu.
Catatan assist Sancho selama tiga musim terakhir bahkan lebih mengesankan lagi. Dia hanya kalah dari pemain Bayern Muenchen Thomas Muller dan pemain Barcelona Lionel Messi, bahkan tujuh assist lebih banyak ketimbang bintang Manchester City Kevin De Bruyne.
Yang juga kelebihan Sancho dari Greenwood adalah kemampuan dribelnya. Dia tenang dan cerdas dalam membuat keputusan bagaimana umpan terakhir dikelola.
“Dia mampu menciptakan situasi-situasi berbahaya dengan teknik, kecepatan dan dribelnya,” kata Mueller. “Ada pendribel-pendribel lain dengan kualitas sama di Bundesliga, tetapi mereka tak mampu membuat keputusan seluar biasa (Sancho) ini.”
Baca juga: Jadon Sancho sesali gagal trigol di final DFB Pokal
Sancho memang lebih menyukai peran di sisi kanan, tapi dia juga mampu beroperasi dengan sama baiknya dalam setiap posisi serang. Borussia Dortmund bahkan memasangnya di area-area bek sayap.
Kelebihan ini justru membantu Solksjaer dalam merekonfigurasi tim serangnya tanpa harus mengorbankan Greenwood. Untuk itu, gaya bermain Sancho malah bisa membantu Greenwood bertransformasi menjadi striker tengah yang justru lagi dicari United.
Greenwood, seperti halnya Marcus Rashford, amat berbahaya manakala berlari mendahului lini pertahanan lawan.
Dan Sancho memiliki visi dan kualitas teknik dalam melihat dan mengeksekusi umpan-umpan yang membelah pertahanan.
Di Bundesliga dalam tiga musim terakhir, kecuali Joshua Kimmich dan pemain Mainz Jean-Paul Boetius, tak ada yang menandingi Sancho dalam soal visi dan kualitas teknisnya.
Oleh karena itu, masuk akal juga jika Setan Merah tetap merekrut Sancho.
Mungkin Southgate perlu memberikan beberapa menit kepada Sancho untuk bermain dalam Euro 2020 agar kualitas-kualitasnya bisa disaksikan semua orang. Tetapi bagi MU itu sudah tak diperlukan lagi.
Baca juga: Lupakan Haaland, tujuh talenta ini siap curi perhatian di EURO 2020
“Manchester United dengan senang hati mengumumkan telah mencapai kesepakatan prinsipil dengan Borussia Dortmund untuk transfer Jadon Sancho,” umum Setan Merah dalam lamannya, Jumat.
“Kesepakatan ini masih tergantung kepada persyaratan kontrak dan medis yang akan diselesaikan setelah keterlibatan Jadon dalam UEFA European Championship (Piala Eropa),” sambung Man United.
Baca juga: MU capai kesepakatan dengan Dortmund untuk transfer Jadon Sancho
Kecuali Odion Ighalo dan Edinson Cavani yang keduanya masuk saat window-dressing bursa transfer, MU belakangan lebih memilih pemain-pemain muda sebagai target transfernya.
Donny van de Beek, Amad Diallo dan bahkan Bruno Fernandes yang merapat ke Old Trafford dalam usia 24 tahun, adalah contoh-contohnya.
Kontrak untuk pemain Borussia Dortmund berusia 21 tahun itu sendiri disebut bernilai 73 juta pound atau setara Rp1,46 triliun.
Kendati orang tahu sejak lama MU mengincar Sancho, tetap saja pilihan itu mengejutkan karena selama ini mengira Setan Merah bakal memprioritaskan bek dan striker yang selama ini dianggap titik kekurangan Man United.
Lagi pula, United sudah memiliki pemain yang satu tipe dengan Sancho yang bermain pada posisi yang sama dengan dia, Mason Greenwood.
Atau jangan-jangan Ole Gunnar Solksjaer berubah pikiran setelah melihat Victor Lindelof yang sering dikritik tak cocok mendampingi Hary Maguire, tampil menawan dalam Euro 2020, khususnya saat membendung gelombang serangan Spanyol dalam pertandingan fase grup, sehingga dia memupus pencarian bek tengah baru.
Baca juga: Borussia Dortmund konfirmasi transfer Jadon Sancho ke Man United
Solksjaer juga tidak terganggu oleh keputusan Manajer Timnas Inggris Gareth Southgate yang belum pernah menurunkan Sancho, padahal Piala Eropa sudah lebih dari separuh jalan.
MU tampaknya susah melupakan pemain sayap ini dan harga yang lebih rendah pada masa pandemi membuat Setan Merah memutuskan untuk akhirnya membeli Sancho yang sudah mereka bidik sejak musim panas lalu.
Bagi sejumlah kalangan dan media, Sky Sports di antaranya, pilihan Sancho itu justru bakal membantu Mason Greenwood bersinar di Old Trafford.
Meskipun skuad Solskjaer dianggap lebih membutuhkan pemain-pemain yang beroperasi di area-area yang bukan menjadi spesialisasi Sancho, namun United tak bisa mengabaikan fakta bahwa Sancho adalah salah seorang pemain muda paling mengesankan di dunia saat ini.
Kengototan United dalam memburu Sancho, menurut Sky Sports, dilatarbelakangi oleh tiga faktor yang meliputi konsistensi, kretivitas dan keserbabisaan sang pemain.
Kinerja Sancho melempem pada awal musim lalu di mana selama 1.298 menit tak bisa mencetak gol. Selama periode itu dia tidak bisa berkonsentrasi penuh di lapangan karena diganggu oleh spekulasi mengenai masa depannya bersama Dortmund, khususnya isu kepindahan ke Old Trafford.
Baca juga: Dortmund tolak tawaran awal Manchester United untuk Jadon Sancho
Konsisten, kreatif, serba bisa
Tapi itu tidak lama, karena sampai paruh kedua musim lalu dia kembali bersinar. Statistik penampilannya selama di Jerman dari berbagai variabel, menunjukkan pemain berusia 21 tahun itu luar biasa konsisten.
Sekalipun pada awal musim sempat dikacaukan oleh spekulasi pindah klub, Sancho masih bisa menuntaskan musim lalu dengan torehan delapan gol dan 11 assist. Dan total sejak musim 2018-2019, dia sudah membuat 78 assist. Catatan ini membuat dia masuk 10 pemain top dalam liga-liga besar Eropa.
Dalam daftar itu dia menyamai striker Tottenham Hotspur Harry Kane yang merupakan pencetak gol dan assist terbanyak Liga Premier musim lalu. Ini menegaskan betapa efektifnya Sancho.
Yang membuat dia punya nilai lebih adalah umurnya yang masih muda. Tak ada pemain berusia 21 tahun lainnya di Eropa yang menyamai pencapaian Sancho dalam tiga tahun terakhir. Enam dari 10 pemain top Eropa membuat catatan gol dan assist sebanyak itu dalam usia 30 tahun atau lebih.
Sancho bahkan belum mencapai usia puncaknya dan ini membuat MU kian yakin merekrutnya karena dia akan terus meningkat sampai puncak karirnya yang akan membantu MU menjalani musim-musim selanjutnya.
Keputusan MU membeli Sancho mengherankan sejumlah kalangan, mengingat Setan Merah sudah memiliki Mason Greenwood dengan peran sama seperti Sancho.
Baca juga: Marcus Rashford sambut hangat kabar kedatangan Jadon Sancho ke MU
Greenwood yang dua tahun lebih muda dari Sancho, menikmati musim yang menggairahkan musim lalu dengan mencetak delapan gol dari 14 pertandingan dan sudah 52 kali tampil dalam berbagai kompetisi. Dia memiliki masa depan cerah di Old Trafford.
Memang benar Greenwood dan Sancho memiliki kemiripan, dalam hal kecepatan, akselerasi, dan kemampuan menuntaskan peluang. Tapi ada hal yang dipunyai Sancho yang tidak dipunyai Greenwood. Apa itu? Kreativitas.
Sancho lebih merupakan perancang gol, ketimbang pencipta gol. Musim lalu dia masuk lima besar Bundesliga dalam soal assist, dan menciptakan peluang serta peluang emas. Greenwood tidak memiliki catatan semeyakinkan itu.
Catatan assist Sancho selama tiga musim terakhir bahkan lebih mengesankan lagi. Dia hanya kalah dari pemain Bayern Muenchen Thomas Muller dan pemain Barcelona Lionel Messi, bahkan tujuh assist lebih banyak ketimbang bintang Manchester City Kevin De Bruyne.
Yang juga kelebihan Sancho dari Greenwood adalah kemampuan dribelnya. Dia tenang dan cerdas dalam membuat keputusan bagaimana umpan terakhir dikelola.
“Dia mampu menciptakan situasi-situasi berbahaya dengan teknik, kecepatan dan dribelnya,” kata Mueller. “Ada pendribel-pendribel lain dengan kualitas sama di Bundesliga, tetapi mereka tak mampu membuat keputusan seluar biasa (Sancho) ini.”
Baca juga: Jadon Sancho sesali gagal trigol di final DFB Pokal
Sancho memang lebih menyukai peran di sisi kanan, tapi dia juga mampu beroperasi dengan sama baiknya dalam setiap posisi serang. Borussia Dortmund bahkan memasangnya di area-area bek sayap.
Kelebihan ini justru membantu Solksjaer dalam merekonfigurasi tim serangnya tanpa harus mengorbankan Greenwood. Untuk itu, gaya bermain Sancho malah bisa membantu Greenwood bertransformasi menjadi striker tengah yang justru lagi dicari United.
Greenwood, seperti halnya Marcus Rashford, amat berbahaya manakala berlari mendahului lini pertahanan lawan.
Dan Sancho memiliki visi dan kualitas teknik dalam melihat dan mengeksekusi umpan-umpan yang membelah pertahanan.
Di Bundesliga dalam tiga musim terakhir, kecuali Joshua Kimmich dan pemain Mainz Jean-Paul Boetius, tak ada yang menandingi Sancho dalam soal visi dan kualitas teknisnya.
Oleh karena itu, masuk akal juga jika Setan Merah tetap merekrut Sancho.
Mungkin Southgate perlu memberikan beberapa menit kepada Sancho untuk bermain dalam Euro 2020 agar kualitas-kualitasnya bisa disaksikan semua orang. Tetapi bagi MU itu sudah tak diperlukan lagi.
Baca juga: Lupakan Haaland, tujuh talenta ini siap curi perhatian di EURO 2020