Kudus (ANTARA) - Universitas Muria Kudus (UMK) mendapatkan peringkat lima nasional dalam pendanaan program kreatifitas mahasiswa (PKM) setelah berhasil meloloskan 35 judul PKM sehingga mendapatkan pendanaan dari Kemendikbud Ristek sebesar Rp287,93 juta.
"Peringkat lima nasional itu untuk tingkat perguruan tingi swasta yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Periode sebelumnya UMK hanya mendapatkan pendanaan sebesar Rp182 juta," kata Rektor UMK Darsono di Kudus, Selasa.
Ia mencatat PKM yang lolos ada lima bidang dengan jumlah paling banyak dari PKM Kewirausahaan.
Menurut dia prestasi tersebut tidak terlepas dari upaya yang dilakukan semua unsur yang ada di UMK, baik mahasiswa, dosen pembimbing, tim PKM dan bagian kemahasiswaan UMK.
PKM sendiri, kata dia, menjadi upaya untuk menumbuhkan ide-ide kreatif mahasiswa, sehingga akan terus didorong.
Untuk mencapai peringkat tersebut, pihaknya memang membentuk tim PKM, sehingga mahasiswa bisa mengirimkan proposalnya. Apalagi masa pandemi, kegiatan masih dilakukan daring, sosialisasi dilakukan secara ekstra.
Akhirnya terkumpul sekitar 400 proposal, selanjutnya dilakukan seleksi internal, dilakukan evaluasi dan perbaikan hingga akhirnya terdapat 35 proposal dari lima bidang PKM yang lolos dan didanai Kemendikbud Ristek.
Di antaranya, untuk PKM Karsa Cipta sebanyak tiga proposal, untuk PKM Penerapan Iptek ada dua proposal. Sementara untuk PKM Pengabdian Masyarakat ada 10 proposal dan PKM Riset Sosial Humaniora ada empat proposal dan terbanyak proposal yang lolos yakni PKM Kewirausahaan sebanyak 16 proposal.
Setelah lolos, kata dia, masih harus bekerja keras untuk berkompetisi dalam kegiatan pekan ilmiah nasional (Pimnas), sehingga harus tetap bergerak dan berharap proposal yang lolos bisa menembus di Pimnas.
"Peringkat lima nasional itu untuk tingkat perguruan tingi swasta yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Periode sebelumnya UMK hanya mendapatkan pendanaan sebesar Rp182 juta," kata Rektor UMK Darsono di Kudus, Selasa.
Ia mencatat PKM yang lolos ada lima bidang dengan jumlah paling banyak dari PKM Kewirausahaan.
Menurut dia prestasi tersebut tidak terlepas dari upaya yang dilakukan semua unsur yang ada di UMK, baik mahasiswa, dosen pembimbing, tim PKM dan bagian kemahasiswaan UMK.
PKM sendiri, kata dia, menjadi upaya untuk menumbuhkan ide-ide kreatif mahasiswa, sehingga akan terus didorong.
Untuk mencapai peringkat tersebut, pihaknya memang membentuk tim PKM, sehingga mahasiswa bisa mengirimkan proposalnya. Apalagi masa pandemi, kegiatan masih dilakukan daring, sosialisasi dilakukan secara ekstra.
Akhirnya terkumpul sekitar 400 proposal, selanjutnya dilakukan seleksi internal, dilakukan evaluasi dan perbaikan hingga akhirnya terdapat 35 proposal dari lima bidang PKM yang lolos dan didanai Kemendikbud Ristek.
Di antaranya, untuk PKM Karsa Cipta sebanyak tiga proposal, untuk PKM Penerapan Iptek ada dua proposal. Sementara untuk PKM Pengabdian Masyarakat ada 10 proposal dan PKM Riset Sosial Humaniora ada empat proposal dan terbanyak proposal yang lolos yakni PKM Kewirausahaan sebanyak 16 proposal.
Setelah lolos, kata dia, masih harus bekerja keras untuk berkompetisi dalam kegiatan pekan ilmiah nasional (Pimnas), sehingga harus tetap bergerak dan berharap proposal yang lolos bisa menembus di Pimnas.