Semarang (ANTARA) - Lonjakan kasus positif Covid-19 yang berulang harus menjadi pelajaran bagi para pemangku kepentingan untuk memperbaiki upaya pengendalian Covid-19 di Tanah Air, kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat.
"Saya berharap tidak ada lagi kendala dalam menyikapi ledakan kasus positif Covid-19 yang berulang di DKI Jakarta dan sejumlah daerah lainnya," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Senin (14/6).
Data Pemprov DKI Jakarta menunjukkan bahwa kasus aktif di Jakarta pada Minggu (6/6) mencapai 11.500 dan pada Minggu (13/6) menjadi 17.400, sehingga itu artinya dalam satu pekan terakhir kasus aktif di DKI Jakarta naik 50 persen.
Demikian juga dengan angka postivity rate yang meningkat, pada minggu lalu data mencapai 9 persen, meningkat jadi 17 persen pada Minggu (13/6). Demikian juga antara lain dengan kondisi yang terjadi di Jawa Tengah dengan 2.579 kasus baru, Jawa Barat 1.242 kasus baru, DIY 466 kasus baru, dan Jawa Timur 418 kasus baru.
Angka-angka tersebut, menurut Lestari, menggambarkan kondisi ledakan kasus yang pernah dialami oleh Pemprov DKI Jakarta dan sejumlah daerah lainnya.
Rerie, sapaan akrab Lestari, berharap dengan pengalaman yang sudah dimiliki dalam menghadapi ledakan kasus, kondisi saat ini harus dapat diatasi dengan baik tanpa kendala yang berarti.
Sehingga, tegas Rerie, dalam pelayanan kasus positif Covid-19 di sarana kesehatan yang ada bisa dilaksanakan dengan lancar, tanpa ada lagi misalnya antrean panjang, ketidaksiapan rumah sakit, apalagi penolakan pasien.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, menyayangkan ledakan kasus positif Covid-19 berulang terjadi di sejumlah tempat, karena sebagian masyarakat enggan menjalankan kebijakan pengendalian Covid-19 yang ditetapkan para pemangku kepentingan.
Padahal, tegas Rerie, abainya kita terhadap kebijakan pengendalian Covid-19 di tanah air menciptakan kondisi ketidakpastian yang berkepanjangan di berbagai bidang.
Kondisi ketidakpastian di sektor ekonomi, misalnya, menurut Rerie, dikhawatirkan menambah beban masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, tegasnya, tidak ada pilihan lain bagi masyarakat selain selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan dalam keseharian, seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan, serta bersedia divaksin, untuk memutus mata rantai penyebaran virus korona.***
"Saya berharap tidak ada lagi kendala dalam menyikapi ledakan kasus positif Covid-19 yang berulang di DKI Jakarta dan sejumlah daerah lainnya," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Senin (14/6).
Data Pemprov DKI Jakarta menunjukkan bahwa kasus aktif di Jakarta pada Minggu (6/6) mencapai 11.500 dan pada Minggu (13/6) menjadi 17.400, sehingga itu artinya dalam satu pekan terakhir kasus aktif di DKI Jakarta naik 50 persen.
Demikian juga dengan angka postivity rate yang meningkat, pada minggu lalu data mencapai 9 persen, meningkat jadi 17 persen pada Minggu (13/6). Demikian juga antara lain dengan kondisi yang terjadi di Jawa Tengah dengan 2.579 kasus baru, Jawa Barat 1.242 kasus baru, DIY 466 kasus baru, dan Jawa Timur 418 kasus baru.
Angka-angka tersebut, menurut Lestari, menggambarkan kondisi ledakan kasus yang pernah dialami oleh Pemprov DKI Jakarta dan sejumlah daerah lainnya.
Rerie, sapaan akrab Lestari, berharap dengan pengalaman yang sudah dimiliki dalam menghadapi ledakan kasus, kondisi saat ini harus dapat diatasi dengan baik tanpa kendala yang berarti.
Sehingga, tegas Rerie, dalam pelayanan kasus positif Covid-19 di sarana kesehatan yang ada bisa dilaksanakan dengan lancar, tanpa ada lagi misalnya antrean panjang, ketidaksiapan rumah sakit, apalagi penolakan pasien.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, menyayangkan ledakan kasus positif Covid-19 berulang terjadi di sejumlah tempat, karena sebagian masyarakat enggan menjalankan kebijakan pengendalian Covid-19 yang ditetapkan para pemangku kepentingan.
Padahal, tegas Rerie, abainya kita terhadap kebijakan pengendalian Covid-19 di tanah air menciptakan kondisi ketidakpastian yang berkepanjangan di berbagai bidang.
Kondisi ketidakpastian di sektor ekonomi, misalnya, menurut Rerie, dikhawatirkan menambah beban masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, tegasnya, tidak ada pilihan lain bagi masyarakat selain selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan dalam keseharian, seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan, serta bersedia divaksin, untuk memutus mata rantai penyebaran virus korona.***