Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai mempersiapkan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Bakalan Krapyak dan gedung sekolah sebagai alternatif tempat isolasi terpusat menyusul sudah penuhnya Asrama Haji Donohudan Boyolali sebagai tempat isolasi.
"Kami sudah instruksikan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk mempersiapkan Rusunawa Bakalan Krapyak sebagai tempat isolasi terpusat sebagai alternatif penuhnya Asrama Haji Donohudan," kata Bupati Kudus Hartopo di Kudus, Jumat.
Dia mengatakan ada beberapa sarana dan prasarana yang harus dipenuhi sebelum menjadi tempat isolasi terpusat bagi warga Kudus yang terpapar COVID-19 tanpa gejala.
Baca juga: Boyolali dukung isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan
Baca juga: Jateng siapkan nakes tambahan untuk tempat isolasi terpusat
Alternatif lainnya, yakni memanfaatkan gedung sekolah karena saat ini pembelajarannya juga secara daring sehingga praktis tidak terpakai secara maksimal.
Semua camat di Kabupaten Kudus juga diminta mengoptimalkan keberadaan tempat isolasi yang tersedia, sehingga ketika Asrama Haji Donohudan penuh ada alternatif lain sehingga upaya menekan kasus COVID-19 bisa lebih maksimal.
Isolasi mandiri yang dilakukan masyarakat dinilai ada yang tidak mematuhi prokes secara ketat, sehingga berpotensi menularkannya kepada anggota keluarga yang lainnya sehingga perlu disediakan tempat isolasi terpusat yang secara ketat dipantau oleh tim medis.
Hanya saja, Pemkab Kudus masih terkendala dengan ketersediaan tenaga medis karena adanya lonjakan kasus di masing-masing rumah sakit rujukan dan terdapat sejumlah tenaga medis yang terpapar sehingga harus dirawat maupun menjalani isolasi.
Untuk mengatasi keterbatasan SDM tersebut, Pemkab Kudus akan memaksimalkan yang ada serta berupaya melakukan perekrutan tenaga medis baru karena ketika harus menunggu bantuan dipastikan lama.
Pemkab Kudus masih memiliki anggaran untuk membiayai pasien COVID-19 yang akan menjalani isolasi di tiga tempat, yakni di Rusunawa Kudus, Balai Diklat Sonyawarih, dan Graha Muria Colo dengan kapasitas total sebanyak 796 pasien dengan kebutuhan anggaran selama sebulan sekitar 1,3 miliar.
Anggaran yang disiapkan untuk penanganan COVID-19 sebesar Rp67,03 miliar yang terbagi beberapa kategori kegiatan.
Baca juga: Solo siapkan lokasi alternatif untuk isolasi terpusat
"Kami sudah instruksikan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk mempersiapkan Rusunawa Bakalan Krapyak sebagai tempat isolasi terpusat sebagai alternatif penuhnya Asrama Haji Donohudan," kata Bupati Kudus Hartopo di Kudus, Jumat.
Dia mengatakan ada beberapa sarana dan prasarana yang harus dipenuhi sebelum menjadi tempat isolasi terpusat bagi warga Kudus yang terpapar COVID-19 tanpa gejala.
Baca juga: Boyolali dukung isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan
Baca juga: Jateng siapkan nakes tambahan untuk tempat isolasi terpusat
Alternatif lainnya, yakni memanfaatkan gedung sekolah karena saat ini pembelajarannya juga secara daring sehingga praktis tidak terpakai secara maksimal.
Semua camat di Kabupaten Kudus juga diminta mengoptimalkan keberadaan tempat isolasi yang tersedia, sehingga ketika Asrama Haji Donohudan penuh ada alternatif lain sehingga upaya menekan kasus COVID-19 bisa lebih maksimal.
Isolasi mandiri yang dilakukan masyarakat dinilai ada yang tidak mematuhi prokes secara ketat, sehingga berpotensi menularkannya kepada anggota keluarga yang lainnya sehingga perlu disediakan tempat isolasi terpusat yang secara ketat dipantau oleh tim medis.
Hanya saja, Pemkab Kudus masih terkendala dengan ketersediaan tenaga medis karena adanya lonjakan kasus di masing-masing rumah sakit rujukan dan terdapat sejumlah tenaga medis yang terpapar sehingga harus dirawat maupun menjalani isolasi.
Untuk mengatasi keterbatasan SDM tersebut, Pemkab Kudus akan memaksimalkan yang ada serta berupaya melakukan perekrutan tenaga medis baru karena ketika harus menunggu bantuan dipastikan lama.
Pemkab Kudus masih memiliki anggaran untuk membiayai pasien COVID-19 yang akan menjalani isolasi di tiga tempat, yakni di Rusunawa Kudus, Balai Diklat Sonyawarih, dan Graha Muria Colo dengan kapasitas total sebanyak 796 pasien dengan kebutuhan anggaran selama sebulan sekitar 1,3 miliar.
Anggaran yang disiapkan untuk penanganan COVID-19 sebesar Rp67,03 miliar yang terbagi beberapa kategori kegiatan.
Baca juga: Solo siapkan lokasi alternatif untuk isolasi terpusat