Kudus, Jateng (ANTARA) - Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi menyatakan kesiapannya memberikan bantuan kepada forum koordinasi pimpinan daerah (forkompinda) Kabupoaten Kudus dalam rangka penanganan kasus COVID-19, yang saat ini kasusnya melonjak hingga 806 kasus aktif COVID-19.
"Polda Jateng juga siap membantu mendorong tenaga Brimob sesuai kebutuhan Pemkab Kudus. Kami juga akan membantu sebanyak 14 velbed atau tempat tidur lipat dan tenda bila dibutuhkan dan sesuai permintaan," katanya saat melakukan kunjungan bersama Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto ke Kudus, Kamis.
Bantuan lainnya, kata dia, yakni menurunkan tim Mabes Polri dari Pusdokkes Mabes Polri untuk membantu tenaga kesehatan.
Baca juga: Tempat tidur pasien COVID-19 di Kudus tersisa 12 buah
Menurut dia keselamatan rakyat merupakan hukum yang tertinggi, sehingga Forkopimda Kudus diminta tidak ragu dalam melakukan tugas-tugas untuk mencegah penularan COVID-19 semakin luas.
"Jangan ragu-ragu untuk menutup tempat kerumunan seperti tempat wisata, makam, bahkan tradisi Lebaran silakan ditiadakan sementara," katanya.
Ia juga menyoroti kasus di beberapa desa, seperti di Desa Jepang terdapat 146 warga positif COVID-1 19. Dari jumlah tersebut beberapa warga ada yang dirawat dan ada yang isolasi mandiri. Petugas juga melakukan penelusuran kontak terhadap 30 orang dan ditemukan satu orang positif.
Untuk mengatasi hal tersebut Kapolda Jateng bertindak cepat dengan mengarahkan anggotanya untuk membentuk kompi/pleton siaga gabungan TNI-Polri, tenaga kesehatan, dan Satpol PP sebagai kepanjangan tangan yang siap digerakkan kapanpun.
"Khususnya untuk kampung di zona merah silakan bentuk kompi petugas gabungan sebagai 'power on hand' untuk Bupati Kudus," katanya.
Kapolda juga mengimbau warga yang dinyatakan positif untuk isolasi mandiri dan jaga kesehatan diri sendiri dan jangan keluyuran. Petugas posko PPKM Mikro juga harus mengawasinya dan setiap dua kali dalam sehari dicek kondisi kesehatan, makan minumnya, obat-obatan dan vitamin.
Ia mengatakan lonjakan kasus COVID-19 di Kudus disebabkan saat Lebaran (Idul Fitri) banyak yang melakukan anjangsana pada keluarga dan tetangga tanpa mengindahkan prokes, pengunjung tempat wisata yang meningkat, dan ziarah kubur yang tidak terbendung.
Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto memberikan saran untuk membuat selebaran yang menjelaskan bahwa kasus COVID-19 di Kudus saat ini meningkat dan rumah sakit juga dipenuhi pasien.
"Tempat wisata dan peziarah hanya khusus untuk warga lokal dan dilarang bagi warga pendatang," katanya.
Baca juga: Akses jalan satu desa di Kudus ditutup sementara untuk tekan COVID-19
Baca juga: Tekan kasus COVID-19, Yayasan Menara dan Muria Kudus diminta tutup sementara wisata religi
"Polda Jateng juga siap membantu mendorong tenaga Brimob sesuai kebutuhan Pemkab Kudus. Kami juga akan membantu sebanyak 14 velbed atau tempat tidur lipat dan tenda bila dibutuhkan dan sesuai permintaan," katanya saat melakukan kunjungan bersama Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto ke Kudus, Kamis.
Bantuan lainnya, kata dia, yakni menurunkan tim Mabes Polri dari Pusdokkes Mabes Polri untuk membantu tenaga kesehatan.
Baca juga: Tempat tidur pasien COVID-19 di Kudus tersisa 12 buah
Menurut dia keselamatan rakyat merupakan hukum yang tertinggi, sehingga Forkopimda Kudus diminta tidak ragu dalam melakukan tugas-tugas untuk mencegah penularan COVID-19 semakin luas.
"Jangan ragu-ragu untuk menutup tempat kerumunan seperti tempat wisata, makam, bahkan tradisi Lebaran silakan ditiadakan sementara," katanya.
Ia juga menyoroti kasus di beberapa desa, seperti di Desa Jepang terdapat 146 warga positif COVID-1 19. Dari jumlah tersebut beberapa warga ada yang dirawat dan ada yang isolasi mandiri. Petugas juga melakukan penelusuran kontak terhadap 30 orang dan ditemukan satu orang positif.
Untuk mengatasi hal tersebut Kapolda Jateng bertindak cepat dengan mengarahkan anggotanya untuk membentuk kompi/pleton siaga gabungan TNI-Polri, tenaga kesehatan, dan Satpol PP sebagai kepanjangan tangan yang siap digerakkan kapanpun.
"Khususnya untuk kampung di zona merah silakan bentuk kompi petugas gabungan sebagai 'power on hand' untuk Bupati Kudus," katanya.
Kapolda juga mengimbau warga yang dinyatakan positif untuk isolasi mandiri dan jaga kesehatan diri sendiri dan jangan keluyuran. Petugas posko PPKM Mikro juga harus mengawasinya dan setiap dua kali dalam sehari dicek kondisi kesehatan, makan minumnya, obat-obatan dan vitamin.
Ia mengatakan lonjakan kasus COVID-19 di Kudus disebabkan saat Lebaran (Idul Fitri) banyak yang melakukan anjangsana pada keluarga dan tetangga tanpa mengindahkan prokes, pengunjung tempat wisata yang meningkat, dan ziarah kubur yang tidak terbendung.
Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto memberikan saran untuk membuat selebaran yang menjelaskan bahwa kasus COVID-19 di Kudus saat ini meningkat dan rumah sakit juga dipenuhi pasien.
"Tempat wisata dan peziarah hanya khusus untuk warga lokal dan dilarang bagi warga pendatang," katanya.
Baca juga: Akses jalan satu desa di Kudus ditutup sementara untuk tekan COVID-19
Baca juga: Tekan kasus COVID-19, Yayasan Menara dan Muria Kudus diminta tutup sementara wisata religi