Solo (ANTARA) - Masjid Al-Hikmah dan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan yang terletak bersebelahan di Jalan Gatot Subroto Kratonan Serengan, Solo, sama-sama menjaga tolerasi dalam kebersamaan melaksanakan Shalat Idul Fitri dan ibadah Kenaikan Isa Almasih pada Kamis (13/5).

"Kegiatan Shalat IdulFitri bertepatan dengan ibadah Kenaikan Isa Almasih di GKJ Joyodiningratan yang letaknya bersebelahan dengan Masjid Al-Hikmah tidak menjadi masalah. Keduanya sudah terbiasa perbedaan dalam kebersamaan," kata Ketua Takmir Masjid Al-Hikmah Kratoran Solo, Muhammad Nasir, di Solo, Rabu.

Dia menyebut bahwa intinya pihaknya sudah paham sebelum lahir tentang perbedaan tersebut apalagi berkaitan dengan perayaan Natal bersama Idul Fitri sudah biasa dilakukan dua tempat ibadah itu.

Meskipun Shalat Idul Fitri dengan ibadah Kenaikan Isa Alamasih hari sama pada Kamis (13/5), waktunya yang berbeda. Shalat Idul Fitri mulai pukul 05.00 hingga pukul 07.00 WIB, sedangkan ibadah peringatan Kenaikan Isa Almasih pada pukul 17.00-18.00 WIB.

"Jadi kedua tempat ibadah ini, saling menghormati luar biasa dan saling menjaga toleransi sejak dahulu hingga sekarang. GKJ Joyodiningratan ini, berdiri sekitar 1939 dan Masjid Al-Hikmah pada 1947 hingga sekarang toleransi tetap tinggi," kata dia.

Nasir mengatakan setiap agama keberadaannya di Indonesia yang sah dan dijamin undang-undang perlu dijaga sehingga masyarakat tidak boleh mengganggu ibadah agama lain namun harus saling menghormati.

"Hal ini, pentingnya berpancasila meski berbeda-beda tetap satu, sehingga Indonesia ini menjadi kuat," kata dia.

Jika pelaksanaan Shalat Idul Fitri pada Hari Minggu dan bertepatan ibadah di gereja biasanya dimundurkan waktunya dari pukul 06.00 WIB menjadi pukul 08.00 WIB atau setelah shalat.

"Hal ini, kebersamaan dalam perbedaan. Jika hanya sama satu agama kemudian rukun itu, wajar. Kalau ini, beda agama tetapi rukun bisa menjadi inspirasi masyarakat terutama generasi muda sekarang," kata Nasir.

Ia mengatakan setiap perayaan atau ibadah hari besar selalu melakukan koordinasi antara masjid dan gereja. Bahkan, umat gereja juga sering ikut membantu bersih-bersih di masjid itu.

Bahkan, baik masjid maupun gereja, katanya, toleransi besar juga ditunjukkan saat mengumpulkan dana bantuan untuk bencana alam gempa beberapa waktu lalu. Mereka tidak mengatasnamakan agama tetapi atas nama kemanusiaan, sehingga siapa pun dibantu.

"GKJ Joyodiningratan dan Masjid Al-Hikmah ini, meski perbedaan tetapi membawa semangat bersama ibadahnya masing-masing tidak saling mengganggu," katanya.

Nunung Istining Hyang, Pendeta GKJ Joyodiningratan Solo, mengatakan pihak gereja dan masjid sudah tahu sejak lama kegiatan ibadah akan bersamaan waktunya. Shalat Idul Fitri dilaksanakan pagi dan pihaknya menata jadwal ibadah pada sore hari atau pukul 17.00 WIB.

"Kami sudah koordinasi dengan pengurus masjid. Setiap ada kegiatan ibadah hari besar selalu koordinasi. Namun, ibadah Kenaikan Isa Almasih jumlah jemaat dibatasi 80 orang dengan usia 18 tahun hingga 60 tahun dan lainnya melalui virtual," katanya.

Ia mengatakan ibadah Kenaikan Isa Almasih di GKJ Joyodiningratan ini, pada tahun-tahun sebelum biasanya digelar pukul 08.00 WIB, tetapi tahun ini digelar bersamaan harinya dengan Shalat Idul Fitri, sehingga gereja menata ibadah pada pukul 17.00 WIB.

Pihaknya menjaga toleransi dengan masjid khusus acara rutin dilaksanakan bersama-sama tidak ada masalah. Namun, jika kegiatan hari besar akan dikoordinasikan karena bakal dihadiri banyak umat sehingga tidak saling mengganggu, sedangkan parkir kendaraan juga dapat diatur dengan baik.

"Kami koordinasi hanya untuk kegiatan ibadah hari-hari besar saja. Kami sama-sama ibadah di tempat masing-masing," kata Nunung.
 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024