Manokwari (ANTARA) - Fenomena alam water spout atau pusaran air yang terlihat di perairan Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, pada Sabtu (8/5) siang sekira pukul 13.00 WIT menggegerkan warga pesisir Pantai Manokwari, dan dinyatakan BMKG sebagai berbahaya bagi nelayan dan kapal.
"Fenomena water spout sangat berbahaya bagi nelayan ataupun kapal penumpang yang melakukan pelayaran bertepatan pada saat terjadi pusaran atau belalai angin itu," kata Kepala BMKG stasiun Rendani Manokwari, Daniel Tandi yang dikonfirmasi, di Manokwari, Minggu.
"Fenomena water spout sangat berbahaya bagi nelayan ataupun kapal penumpang yang melakukan pelayaran bertepatan pada saat terjadi pusaran atau belalai angin itu," kata Kepala BMKG stasiun Rendani Manokwari, Daniel Tandi yang dikonfirmasi, di Manokwari, Minggu.
Penampakan water spout itu sempat diabadikan warga melalui video pendek dan beredar di media sosial.
Dia menjelaskan fenomena water spout sendiri biasanya terbentuk dari sistem awan cumulonimbus. Namun demikian, tidak semua awan cumulonimbus dapat menimbulkan fenomena tersebut.
"Tidak semua awan cumulonimbus dapat menimbulkan fenomena water spout karena itu pun tergantung pada kondisi labilitas atmosfer," katanya.
Ia mengatakan keberadaan awan cumulonimbus juga mengindikasikan potensi hujan lebat disertai kilat petir dan angin kencang dan pada kondisi tertentu dapat menimbulkan potensi puting water spout.
"Ciri-ciri fenomena waters pout yaitu kejadiannya bersifat lokal, terjadi dalam periode waktu yang singkat, paling lama 15 menit. Fenomena water spout sendiri berpotensi terjadi pada siang atau sore hari," demikian Daniel Tandi.
Menurut Oceanservice.noaa.gov, "tornadic waters pout" adalah tornado yang terbentuk di atas air, atau berpindah dari daratan ke perairan. Biasanya fenomena alam ini disertai dengan badai petir yang parah, angin kencang, hujan es yang besar, dan seringnya petir berbahaya.
Sedangkan peneliti Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Erma Yulihastin, dalam keterangan di situs resmi LAPAN, Kamis, 21 Januari 2021 menyatakan ada perbedaan antara "water spout" dan angin puting beliung.
"Terdapat perbedaan mendasar antara fenomena water spout dan angin puting beliung akibat kondisi anomali cuaca. Perbedaan 'water spout' dengan puting beliung dapat diidentifikasi dari koneksinya dengan media air yang terdapat di bagian dasarnya," katanya terkait water spout yang juga pernah terjadi di Wonogiri, Jawa Tengah pada Januari lalu.
Menurut Oceanservice.noaa.gov, "tornadic waters pout" adalah tornado yang terbentuk di atas air, atau berpindah dari daratan ke perairan. Biasanya fenomena alam ini disertai dengan badai petir yang parah, angin kencang, hujan es yang besar, dan seringnya petir berbahaya.
Sedangkan peneliti Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Erma Yulihastin, dalam keterangan di situs resmi LAPAN, Kamis, 21 Januari 2021 menyatakan ada perbedaan antara "water spout" dan angin puting beliung.
"Terdapat perbedaan mendasar antara fenomena water spout dan angin puting beliung akibat kondisi anomali cuaca. Perbedaan 'water spout' dengan puting beliung dapat diidentifikasi dari koneksinya dengan media air yang terdapat di bagian dasarnya," katanya terkait water spout yang juga pernah terjadi di Wonogiri, Jawa Tengah pada Januari lalu.